Sabtu, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Januari 2014 00:00 wib
14.329 views
Nasihat Syaikh Al Maqdisi: Mujahid Wajib Bersatu Dalam Kalimat Tauhid
Dari Abu Muhammad Al-Maqdisi
kepada saudara-saudara seluruh mujahidin di Suriah:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya menghaturkan pujian kepada-Mu, ya Allah, yang tiada sesembahan selain Dia. Saya mengucapkan shalawat dan salam untuk Rasul-Nya yang murah senyum, namun keras ketika berperang.
Allah berfirman,
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Dan orang-orang yang kafir, setengahnya menjadi penyokong dan pembela bagi setengahnya yang lain. Jika kamu (wahai umat Islam) tidak menjalankan (dasar bantu membantu sesama sendiri yang diperintahkan oleh Allah) itu, niscaya akan berlakulah fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar..” (Al-Anfal: 73).
Ketahuilah wahai saudara-saudara kami, kalian wahai umat Islam yang tulus, bahwa Allah berbicara kepada kalian di ayat tersebut sebagaimana berbicara kepada orang beriman di setiap zaman dan tempat. Yaitu perintah yang sangat penting agar kalian semua bersatu, merealisasikan loyalitas kepada orang-orang beriman secara nyata dan sebenar-benarnya.
Allah memberikan alasannya dan mengaitkan sebabnya, serta menunjukkan kebalikannya bahwa orang-orang kafir saja telah melakukannya, maka kalian lebih pantas untuk bersatu. Sebagaimana mereka saling menyambut dan loyal untuk mencelakai kalian, mereka pun saling bahu-membahu untuk menyerang kalian.
Mereka bersatu untuk menghancurkan kalian!
Hari ini, seluruh kelompok rafidhah dan bathiniyah telah bersatu. Aliansi para thaghut yang murtad dan pemimpin-pemimpin kekafiran dari Arab dan non-Arab; semuanya telah merapatkan barisan, potensi, dan informasi untuk membuat konspirasi terhadap diri dan jihad kalian.
Tujuan mereka satu, yaitu agar kalian tidak sampai mendapatkan kemenangan. Karena kemenangan kalian akan meninggikan bendera yang paling murni dan itu hal yang paling mereka benci, yaitu bendera tauhid. Pandangan mereka terhadap bendera ini seperti digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya,
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ……
“Yang demikian itu adalah karena kalian kafir apabila Allah saja yang disembah….” (Al-Mukmin: 12)
Hal itu karena kemenangan kalian akan mewujudkan penerapan syariat yang paling suci. dan itu tidak mereka sukai.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ* ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
“Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (Muhammad: 8-9)
Sebab, mereka itu bagaikan kumbang tahi yang merasa terganggu oleh minyak wangi yang harum. Ia tertarik, tetapi lebih merasa nikmat mencium dan menikmati bau kotoran sambil santai.
Mereka membuat konspirasi untuk membinasakan diri dan jihad kalian di semua tingkatan. Mereka bersatu dalam konferensi (dan konspirasi) Jenewa II, untuk membuat makar terhadap jihad dan memadamkannya. Negara-negara tetangga di sekitar kalian tidak pernah berhenti dari dulu untuk merencanakan keburukan dan makar terhadap kalian.
Karena itu, bersatulah!
Untuk melawan ini semua, kalian wajib bersatu di bawah kalimat tauhid. Sebab kalian lebih utama untuk bersatu daripada mereka. Karena kalian memiliki harapan kepada Allah, sedangkan mereka tidak memilikinya. Lebih daripada itu, kalian lebih pantas untuk menghindari pengaruh nafsu dan permusuhan yang mengarah pada fragmentasi, perpecahan, kegagalan, dan hilangnya ketenangan.
Jadi, sekarang juga kalian harus bersatu di bawah pimpinan salah satu mujahidin Suriah. Karena pertempuran yang sedang kalian jalani hari ini di Suriah berada di bawah ancaman konspirasi internasional terhadap kalian. Dan itu tidak bisa dilawan oleh salah satu faksi dari kalian, karena membutuhkan persatuan dan aliansi.
Saya tidak mengatakan yang wajib bersatu hanya faksi-faksi yang sesuai dengan manhaj kebenaran secara menyeluruh saja, tetapi mencakup seluruh faksi bersenjata yang menerima tahkim syariat sebagai tujuan dan visinya. Bahkan mungkin di barisan mereka ada orang-orang awam dan lemah iman.
Kalian wajib bersatu sebab jihad kalian adalah jihad defensif. Jihad defensif, variabelnya lebih luas dan berkembang. Banyak hal yang harus ditolerir dalam jihad defensif, yang dalam kondisi lain tidak dilakukan.
Bila kalian tidak keberatan, perhatikanlah perang Uhud. Ketika orang-orang kafir masuk ke Madinah, bagaimana Rasul menyeru umat untuk berjihad, bahkan kepada orang-orang munafik. Allah berfirman,
وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ نَافَقُوا وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا قَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوِ ادْفَعُوا
“Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: “Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. (Ali Imran: 167).
Maka siapa yang berperang bersama kalian di jalan Allah, maka mereka inilah kekuatan utama. Sedangkan mereka yang ikut berperang karena membela diri sendiri dan keluarganya, maka ini berikanlah kepadanya peluang untuk berperang dan tidak layak dicegah dari apa yang telah dilakukan.
Beginilah, mujahidin harus membuka cakrawala berpikir mereka dalam kondisi darurat seperti ini. Mereka hendaknya tidak mempersempit atau membatasi apa saja yang dalam hal itu Allah memberikan kelonggaran dalam kondisi seperti ini. Mereka harus merangkul semua orang dalam jihad. Bukan membatasi diri dengan para mujahid yang mengangkat benderanya sendiri saja.
Siapa yang akal dan pemahamannya tidak sampai ke situ, maka ia tidak layak memimpin semua umat dan mengendalikan rakyatnya. Kami harus menyampaikan ini karena dada ini terasa sakit oleh perselisihan, kekerasan hati, dan egoisme beberapa faksi mujahidin, yang mengedepankan kepentingan nama dan kelompok daripada kepentingan Islam dan kaum muslimin.
Tijarah Rabbaniyah VS Pedagang Keliling
Siapa pun yang memperhatikan kelompok tersebut, hendaknya melihat bahwa mentalitas mereka hingga saat ini belum mencontoh mentalitas perniagaan rabbani (tijarah rabbaniyah) yang ditunjukkan oleh Allah kepada kita di surat yang Dia namakan Ash-Shaf (satu barusan) bukan shufuf (banyak barisan). Allah berfirman di awal surat,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 3)
Sedangkan di akhir surat berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (Ash-Shaff: 10).
Sebagian mujahid sampai hari ini belum bisa memahami surat yang maknanya luas dan komprehensif ini untuk jihad. Akal mereka belum bisa menafsirkan makna tijarah rabbaniyah ditunjukkan Al-Qur’an. Sebaliknya, mereka bersikap dan berbuat dengan mental pedagang keliling yang berurusan dengan pelanggan atau pembeli yang potensinya hanya akan membeli satu kali saja. Sehingga ia tidak pernah peduli terhadap etika bisnis rabbaniyah, dan tidak peduli tentang dampak buruk atau baiknya kepada pelanggan.
Mereka tidak memperlakukan pelanggan dengan cara yang bisa memikat hati, hingga setiap pembeli bisa menjadi pelanggan tetap dan pendukung bisnisnya. Padahal, mentalitas seperti ini ini telah menghasilkan atau menyebabkan gerakan yang berlawanan di tubuh gerakan Islam dan yang senada dengannya di banyak medan jihad. Cukuplah kita dari pengulangan itu semua.
Mentalitas pedagang keliling tidak berpikir kecuali untuk mendapatkan keuntungan seketika (real-time) dalam waktu singkat, tidak peduli dagangannya akan langgeng dan bertahan atau tidak. Ia tidak berpikir bagaimana dagangannya bisa diterima masyarakat dan meluaskan jangkauan bisnisnya. Padahal inilah sukses yang sesungguhnya. Dalam kesuksesan seperti ini kita insya Alllah akan melihat tanda-tanda kemenangan dan pertolongan yang nyata.
Inilah yang kurang dalam diri kita hari ini. Mujahidin belum mampu memperlakukan masyarakat seperti klien tetap dan memperhitungkan perdagangan mereka. Apalagi memperlakukan layaknya mitra sejati. Ini mengharuskan kita untuk bermuamalah dengan semua lapisan masyarakat dengan kasih sayang, seperti yang dilakukan oleh Rasul kita SAW dan para pendahulu kita yang saleh.
Adapun mental pedagang keliling, ia tidak peduli dengan reputasinya karena ia hanya berurusan dengan pembeli satu kali. Maka bersikap ramah kepada pelanggan maupun komitmen terhadap etika perdagangan rabbani bukan prioritas karena ia berjualan keliling. Mungkin dalam pikirannya, saya akan mendapatkan pembeli lain di kampung sebelah. Ia juga tidak berpikir bagaimana bisnisnya bisa mapan. Ini tidak layak menjadi mental mujahidin dan tidak pantas untuk menegakkan agama Allah di muka bumi.
Jika penjual keliling tidak tidak peduli tentang semua ini karena tidak memiliki tempat tetap maupun nama dan identitas yang dikhawatirkan. Sayangnya, sebagian kelompok (jihad) hari ini masih ada bermental dan pola pikir seperti penjual keliling yang menaruh harapan besar bisa memanen beberapa keuntungan di sore hari.
Dengan keuntungan seketika itu, mereka, dari usaha kecil itu berusaha menegakkan agama Alah dan tamkin (kemenangan dan kekuasaan) untuk umat Islam. Padahal, mereka memiliki nama yang dikenal dan label yang terpampang. Apakah mereka tidak takut kepada Allah dengan nama, jihad dan mujahidnya?
Kalian lebih pantas untuk bersatu dibanding musuh kalian
Umat Islam hari ini sedang mengalami masa-masa sulit. Konspirasi terhadap mereka dan agama serta akidahnya sangat besar dan keji. Maka seluruh kelompok jihad hendaknya menimbang tanggung jawabnya di hadapan Allah. Karena tanggung jawab itu akan ditanyakan di depan Allah tentang darah mujahidin dan para syuhada. Dan juga kehormatan mereka dari karena telah mengikuti seruan guru-guru dan rujukannya. Tanpa diragukan, itu akan menjadi contoh yang buruk dan penyimpangan di antara mujahidin.
Saya akhiri tulisan ini dengan ayat Allah yang telah saya sebutkan di pembukaan, yaitu:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الأرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Dan orang-orang yang kafir, setengahnya menjadi penyokong dan pembela bagi setengahnya yang lain. Jika kamu (wahai umat Islam) tidak menjalankan (dasar bantu membantu sesama sendiri yang diperintahkan oleh Allah) itu, nescaya akan berlakulah fitnah (kekacauan) di muka bumi dan kerusakan yang besar..” (Al-Anfal: 73).
Allah menyeru kalian kepada persatuan di bawah kalimat tauhid. karena kalian lebih utama untuk bersatu daripada orang-orang kafir seperti dijelaskan dalam ayat ini. Bahwa sebagian dari mereka menjadi penolong sebagian lain untuk melawan kalian. Maka kalian lebih pantas bersatu dan saling menolong daripada mereka. Karena kalian lebih jauh dari keinginan dunia dan nafsu daripada mereka.
Allah telah memberikan kelapangan kepada kalian untuk bisa bersautu dan menjadikan untuk kalian dalam siyasah syar’iyah Nabi yang sangat bermanfaat bagi kalian dan memperluas cakrawala pikir kalian serta pemahaman dan penentuan pilihan. Maka dalam hal ini Allah memberikan kelonggaran kepada kalian dalam hal bekerja sama dengan seluruh kelompok yang dekat maupun yang jauh dari bendera tauhid itu. Masing-masing ada takarannya sesuai dengan pertimbangan kepentingan Islam dan umat Islam.
Allah mengajarkan kepada kalian dari sirah Nabi SAW tentang urutan prioritas dari yang paling utama sampai yang utama.
Kelonggaran dalam Jihad defensif
Dalam jihad defensif, banyak hal yang bisa ditolerir, namun itu tidak berlaku dalam jihad ofensif. Maka janganlah mempersempit padahal Alah telah memberikan kelonggaran. Ketahuilah bahwa kepentingan untuk melindungi Islam dan pemeluknya, mencegah fitnah syirik terbesar yang mengakar, dan loyalitas para penyembah undang-undang syirik yang tercela adalah kerusakan terbesar dari semua kerusakan yang ada.
Banyak maslahat yang kurang utama harus dikalahkan dulu untuk menyingkirkan ini. Banyak hal yang sifatnya cabang bisa diabaikan dulu untuk bersatu melawan itu, maka janganlah melenyapkan kepentingan besar, yang manfaatnya sangat signifikan untuk Islam dan kaum Muslimin.
Prinsip dasar yang harus dipegang adalah bekerja sama dan bersatu, tanpa bersikukuh dalam beberapa perkara cabang, kurang prioritas, dan nama-nama. Ini tidak diragukan, adalah pemahaman yang terbalik dan kedangkalan fikih. Maka janganlah kalian tertipu oleh orang yang mendorong kalian ke arah kekerasan sikap, kebodohan, dan kedangkalan pelajar muda dan yang setaranya.
Yang wajib dilakukan, siapa pun harus menurunkan egoisme, label, dan nama-nama mereka demi kepentingan Islam dan umat Islam. Jangan sampai setan dari kalangan jin dan manusia yang bodoh dan orang yang mengaku berilmu, dan mereka yang pandangannya sempit bisa menipu kalian dengan membesar-besarkan perkara cabang dan memprioritaskannya dari pada perkara pokok dan maslahat besar. Kemudian mereka bersikeras dalam hal ini. Apalagi, ulah yang bisa melemahkan kekuatan mujahidin, kemuliaan Islam dan umatnya, atau pun mendukung bendera mereka dengan pemahaman yang dangkal.
Dampak perselisihan
Ketahuilah bahwa kerusakan besar yang dihasilkan dari fragmen dan perselisihan kalian ialah mudahnya musuh untuk menguasai umat Islam dan eksisnya bendera yang mengecam panji tauhid. Ini lebih berbahaya dan mengerikan daripada beberapa perkara cabang yang dibesar-besarkan dan diprioritaskan daripada yang pokok oleh sebagian orang yang berakal lemah.
Ingatlah Allah dalam jihad kalian!
Ingatlah Allah dalam persatuan kalian!
Ingatlah Allah dan berhati-hatilah terhadap darah umat Islam.
Ingatlah Allah untuk selalu menjaga amanah di pundak kalian.
Ingatlah Allah dalam upaya menolong muslim.
Utamakanlah nama-nama syar’i yang Allah berikan daripada nama atau kelompok baru. Nama yang ada itu tidaklah dibentuk kecuali untuk mendukung nama-nama dari Allah.
Janganlah mendahulukan dan membesar-besarkan perkara yang cabang daripada perkara yang pokok. Janganlah meninggikan pelayan di atas tuannya yang diposisikan sebagai pelayan. Ini bertentangan dengan perkara pokok dan ilmu. Bertentangan dengan kaidah dan pemahaman yang benar.
Ingatlah Allah dalam persatuan, panji, dan jihad kalian. Karena kembali kepada Allah adalah jalan terbaik dan memohon kepadanya agar tidak sulit melakukannya. Janganlah kalian tertipu oleh lambaian tangan orang yang pemikirannya dangkal untuk berpaling dari nasihat guru-guru kalian. Sebab orang yang berakal tidak akan tergoda oleh lambaian tangan kepadanya sebelum ia tahu siapa mereka, dan bagaimana nilai ilmiah dan syar’iah ajakannya.
Saya memohon kepada Allah yang Mahaagung, semoga memberikan hidayah kepada kita dan mereka ke jalan yang lurus, menyatukah barisan mujahidin, serta panji dan kalimat mereka. Semoga Allah menolong mereka dari setiap orang yang memusuhi mereka. Allahlah yang mengatakan al-haq dan Dialah yang menunjukkan jalannya.
Sumber : Website resmi Mimbar Tauhid dan Jihad/Agus Abdullah/kiblat.net
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!