Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Desember 2013 08:45 wib
19.538 views
Imperium Komunis Rusia Runtuh, Patung Lenin Dirobohkan Rakyat Ukraina
JAKARTA (voa-islam.com) – Kekaisaran Rusia akan berakhir dengan pisahnya Ukraina dengan raksasa “Beruang Merah” yang sudah tua. Rusia akan runtuh bersama dengan perginya Ukraina. Rakyat Ukraina lebih memilih bergabung dengan Uni Eropa dibandingkan tetap bergabung dengan Rusia.
Dengan perginya Ukraina dari Rusia, maka akan menjadikan Rusia sangat lemah, dan anggota federasi Rusia lainnya akan ikut pergi meninggalkan kekaisaran komunis itu.
Aksi ratusan ribu orang turun ke jalan di ibukota Ukraina, Kiev, menuntut mundurnya pemerintah, karena menolak menandatangani kesepakatan dengan Uni Eropa.
Mereka menolak kesepakatan kepabeanan bersama Rusia, menumbangkan patung seorang pahlawan komunis, Lenin, dan menghancurkannya dengan palu. Menurut saksi mata patung tinggi besar itu dirobohkan peserta demonstrasi dengan menggunakan tali dan balok-balok metal.
Patung ini dianggap merupakan simbol dari pertalian sejarah antara Ukraina dengan Rusia. Mereka yang hanya menonton kejadian tersebut meneriakkan seruan "Hidup Ukraina!".
Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych mengatakan batal menandatangani perjanjian dengan UE karena ada tekanan dari Rusia. Setelah kejadian penumbangan patung, seorang anggota parlemen dari kubu oposisi, Andriy Shevchenko menulis kicauan: "Selamat tinggal, warisan Komunis!"
Pendemo menginap dan beristirahat di kantor Balai Kota Kiev selama menggelar aksi. Pada Minggu (08/12) petang para pendemo membuat rintangan menuju gedung-gedung milik pemerintah dengan barikade mobil, manusia dan tenda-tenda.
Para koordinator aksi protes memberi tempo 48 jam agar penguasa mundur dari posisinya dalam pemerintahan saat ini. Namun konflik nampaknya akan berlanjut Perdana Menteri Mykola Azarov menyebut aksi perusakan patung sama dengan tindakan Taliban yang menghancurkan warisan budaya bersejarah berbentuk patung raksasa Budha di Bamiyan Afghanistan tahuh 2001.
Mulanya aksi dilakukan sebagai dukungan agar Ukraina menyatukan diri dengan UE. Pada hari yang sama, Badan Intelejen Ukraina mengatakan tengah menyelidiki sejumlah politisi dengan sangkaan "melakukan aksi dengan tuajuan mengambil alih kekuasaan."
Menlu Komisi Eropa Catherin Ashton akan melawat ke Ukraina pekan ini dalam upaya "mendukung upaya keluar krisis politik di Ukraina. Dari dalam tahanannya, mantan pemimpin Ukraina Yulia Tymoshenko mendesak agar aksi protes diteruskan dengan "memburuki" presiden "sampai dia jatuh."
"Kita berjarak hanya seiris tipis dari dorongan final kembali ambruk dalam jurang diktator yang keji atau pulang ke pangkuan Komunitas Eropa," tulis Tymoshenko yang dibacakan oleh putrinya pada peserta aksi protes. Tokoh oposisi lain, Oleh Tyahnybok, mengatakan : "Ini bukan sekedar revolusi. Ini revolusi harga diri."
Menurut pengamat meski awalnya aksi protes didorong oleh ketidaksukaan terhadap kebijakan menyangkut sikap terhadap Uni Eropa, para peserta juga mengehendaki lengsernya Presiden Yanukovych karena melihat pemerintahannya korup dan menjadi kaki tangan Rusia.
Tahun l989, imperium komunis di bawah Uni Soviet hancur, bersamaan dengan kekalahannya di Afghanistan oleh Mujahidin. Soviet berkeping, tak bersisa. Sekarang, di tahun 2013, giliran Rusia akan berkeping, satu-satu negara sekutunya meninggalkannya. Ukraina menjadi pintu gerbang runtuhnya Rusia menjadi negara "pisang".
Sementara itu, Islam di Rusia dan bekas Uni Soviet terus tumbuh dengan sangat pesat, dan akan menjadi kekuatan di bekas Uni Soviet. Hal ini sangat nampak dengan pesatnya perkembangan Islam Rusia dan bekas Uni Soviet, dan tak lama 30 tahun mendatang Islam sudah menjadi agama mayoritas di bekas Uni Soviet. msh/h
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!