Rabu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Oktober 2013 12:45 wib
17.219 views
Presiden SBY dan Bohong 1000 Persen
Jakarta (voa-islam.com) Ketika LHI dihadapkan ke persidangan korupsi, dia membuat kesaksian mengejutkan. Dia menyebutkan keterlibatan Bunda Puteri yang merupakan orang dekat SBY.
Mendengar pernyataan itu, sontak SBY meradang. “Saya katakan 1000 persen Luthfi bohong,” kata SBY.
Isu ini pun menggelinding ramai. Berbagai ulasan dan komentar muncul. Termasuk beredarnya foto-foto yang membuktikan kedekatan menteri-menteri SBY dengan Bunda Puteri.
Sebelum isu berkembang lebih jauh, sehingga bisa memojokkan SBY dan Partai Demokrat; seperti biasa, aparat Densus88 segera turun untuk membuat kasus penyergapan teroris.
Hal ini selalu dilakukan setiap SBY terpojok. Sebenarnya semua media, baik cetak maupun elektronik, sudah bosan dengan isu terorisme; kecuali TVOne dan MetroTV. Hanya dua TV itu saja yang menganggap isu terorisme sebagai “kecintaan gue banget”.
Ketika SBY (Demokrat) sedang terpojok, oleh isu apapun, segera saja keluar isu-isu terorisme agar isu itu cepat dicaplok media-media doyan fitnah.
“Hayo-hayo, mari-mari. Ini ada isu baru. Makan anak-anak, makan. Ini isu kesukaan kalian. Makan yang rakus, jangan malu-malu. Kita ini kotoran, hidup dari kotoran, berbisnis kotoran, memberi makan anak-isteri dari kotoran juga. Hayo-hayo, terus sikat,” pesan sang bos seraya menaburkan isu-isu terorisme.
Inilah perjudian politik zaman modern. Pemimpin ketika berkuasa lupa segala-galanya, terutama lupa rasa malu. Kalau ada masalah-masalah, mereka jadikan “kaum teroris” sebagai tumbal untuk menyembunyikan kebusukan diri.
Kembali ke istilah “bohong 1000 persen”. Sebenarnya, apa maksud kalimat itu? Apa ada kebohongan 1000 persen? Ukuran bohong itu kan bervariasi dari bohong 1 persen sampai 100 persen. Bohong sangat sedikit nilainya 1 persen, bohong sedang 50 persen, dan bohong sempurna 100 persen. Setelah itu tidak ada lagi bohong melebihi 100 persen.
Ketika bicara tentang sifat sesuatu, apakah sifat perbuatan, sifat manusia, sifat benda, dan lainnya ukuran yang biasa dipakai: sedikit, sedang, banyak.
Kalau memakai prosentase, dihitung dari angka minimum (katakanlah) 1 persen, sampai angka maksimum 100 persen. Tidak ada ukuran sifat di atas 100 persen, apalagi sampai 1000 persen.
Beda kalau berbicara suatu variabel yang fluktuatif, mengalami perubahan, peningkatan, atau penurunan. Nilainya bisa melebihi 100 persen. Misalnya, ketika tahun 1997 kurs rupiah anjlok dari rata-rata Rp. 2.500,- per dolar Amerika menjadi Rp. 10.000,- per dolar; itu artinya nilai rupiah merosot 300 persen. Disini boleh menggunakan angka persentase di atas 100 persen.
Singkat kata, kalau bicara soal sifat (kualitas) sesuatu, nilai persentasenya maksimum 100 persen. Tidak bisa lebih dari itu. Makanya ketika ada seorang pemimpin, bergelar doktor, jendral pula, mengatakan istilah “bohong 1000 persen”; itu bentuk pembodohan. Coba gambarkan, apa yang disebut “bohong 1000 persen” itu?
Kalau kita tidak bisa berperan mengangkat derajat kecerdasan masyarakat, ya setidaknya jangan memperparah kebodohan mereka. Kalau pemimpin tidak malu-malu menampakkan kebodohannya, rakyat pasti akan lebih parah bodohnya.
Adalah bukan tanpa alasan ketika Luthfi mengangkat sebuah isu untuk men-torpedo posisi SBY dan Demokrat. Secara struktural PKS dan Demokrat masih “besanan politik”; tapi SBY seperti membiarkan saja Luthfi dihajar oleh KPK lewat isu korupsi. Maka Luthfi pun putar otak untuk melakukan “serangan balasan”.
Secara hukum, tidak ada masalah kalau Luthfi tidak mengangkat nama Bunda Puteri. Tapi secara politik, Luthfi butuh posisi Bunda Puteri untuk meng-ganyang SBY Cs. Dan isu Bunda Puteri ini jelas-jelas telah menambah buruk rapot kepemimpinan SBY. Kesan yang muncul, bukan politik kenegarawanan yang selama ini bicara, tapi cara-cara mafia.
Padahal kalau mau jujur, PKS sejak awal sudah diingatkan agar “tidak dekat-dekat” dengan Demokrat. Tapi ya sudahlah, semua sudah pada tahu, PKS lebih concern dengan posisi kekuasaan di kabinet; meskipun risikonya mereka babak-belur juga.
Politik ala SBY itu tidak pernah memiliki kesetiaan. Sejujurnya, yang membantu SBY naik ke pentas adalah PBB dan Yusril Ihza Mahendra. Itu terjadi pada Pilpres 2004 lalu.
Tapi setelah berjaya, SBY Cs lupa sama sekali PBB dan Yusril. Apalagi –dalam kaitan dengan PKS- SBY merasa takut jika partai ini akan melakukan politik “pagar makan tanaman”.
Isu terorisme sering muncul ketika citra SBY dan Demokrat mulai rusak di mata publik. Menjelang Pemilu 2014 kemungkinan isu terorisme akan semakin laris-manis.
Seperti pengamat, kasus-kasus terorisme selalu muncul sebagai “kran” untuk mengalihkan perhatian publik dari isu-isu besar yang sedang membelit SBY dan Demokrat.
Sekarang tinggal ditanya ke aparat kepolisian: Masih berapa banyak stok “calon teroris” yang sudah masuk daftar sergapan?
Para “calon teroris” itu nantinya akan menjadi tumbal untuk menyelamatkan kekuasaan rezim Neolib dan kaki tangannya. Sampai di titik ini, negara tidak lagi dipimpin “hikmat kebijaksaan”, tetapi dipimpin dengan cara-cara mafia.
Sudah sepantasnya, kita memohon kepada Allah Al Mujib agar mengumpulkan seluruh penderitaan dan sengsara yang selama ini dialami para terduga teroris, para korban terbunuh, korban terluka dan dipenjara, seluruh keluarga mereka, serta kaum Muslimin yang secara tidak langsung ikut menderita; agar semua penderitaan itu dilipat-gandakan, lalu ditimpakan kepada SBY, sanak keluarga, anak keturunan, serta para pendukungnya. Sehingga mereka semua bisa segera memahami makna kezhaliman yang mereka lakukan.
Amin Allahumma amin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in. Abdurrahman
The Untold Stories:
The Godfather(1): Sibak Topeng SBY 'Sang Jenderal Prihatin'
The Godfather(2): Membungkam Lawan dgn isu Korupsi & Terorisme
The Godfather (3): SBY Galau Menjadi Teman Dekat Bunda Puteri?
The Godfather (4): Siapa Bunda Putri & Apa Hubungan Dgn Dinasti SBY ?
The Godfather(5): Perang Para Pemilik Dinasti Kekuasaan Indonesia
The Godfather(6): Bakar Gedung, Habisi Dokumen Century & Hambalang
The Godfather(7) : Istana Presiden Dikendalikan Para Broker?
The Godfather(8) : Antasari Azhar Jilid 2 Tutupi Kasus Hambalang?
The Godfather(9): Jangankan Rakyat, Tuhan Pun Kau Tipu!
The Godfather (10): Konser NOAH 2 Benua 5 Negara Dari Dana Hambalang?
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!