Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Juli 2012 20:34 wib
11.421 views
Siapa Jenderal Daud Rajiha dan Jenderal Assef Shawqat?
Suriah (voa-islam.com) Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa saudara ipar Presiden Bashar al-Assad, yang menjadi Wakil Menteri Pertahanan Jenderal Assef Shawqat, dan Menteri Pertahanan Jenderal Daoud Rajiha, tewas dalam serangan bom bunuh diri di markas Komando Biro Keamanan Nasional Partai Baath (NSB) di daerah Rawda di pusat ibukota Damaskus.
Ini benar-benar serangan yang sangat mematikan bagi kekuasaan Assad. Di mana serangan itu ditujukkan kepada jantung kekuasaan Bashar al-Assad. Orang-orang yang menjadi inner circlenya (lingkaran dalam kekuasaannya) tewas dalam serangan bunuh diri itu.
Jenderal Assef Shawqat?
Jenderal Assef Shawqat diangkat sebagai Kepala Intelijen Militer dan Wakil Kepala-Staf Angkatan Bersenjata dan Wakil Menteri Pertahanan, tahun 2010. Meskipun ia tampak dipromosikan,tetapi kalangan oposisi mengatakan Assef dianggap bersalah dalam kasus pembunuhan komandan militer Hizbullah Imad Mughniyeh di daerah Damaskus, tahun 2008.
Assef Shawqat menurut para pejabat intelijen Amerika Serikat, mempunyai sumbangan yang penting terhadap kebijakan Suriah yang memicu lahirnya terorisme. Para analis militer mengatakan, tidak sepakat, bagaimanapun, tidak ada alasan politik yang signifikans menunjuk Jenderal Shawkat Menjadi Kepala Staf Angkatan Bersenjata atau Wakil Menteri Pertahanan.
Jenderal Shawkat lahir tahun 1950 dari keluarga kelas menengah Alawit (Syiah Alawiyyin) di Tartus. Ia belajar hukum di Universitas Damaskus. Ia bergabung dengan tentara pada akhir tahun 1970. Shawqat nampak karir militernya, setahap-tahap, tapi nasibnya berubah spektakuler di pertengahan 1990-an, ketika ia menikah dengan putri tunggal Presiden Hafez al-Assad, Bushra.
Meskipun keraguan dari dalam keluarga Assad. Karena, saat itu ayah Shawqat bercerai, dan meninggalkan lima orang anak yang berusia 10 tahun.Kemudian, Shawkat kawin lari dengan Bushra setelah kematian Basil Assad, yang menjadi revalitasnya.
Setelah menerima berkah dari Hafez, ia disambut dengan suka cita, dan ke dalam keluarga serta membangun hubungan dekat dengan Bashar. Bushra dilaporkan mempunyai hubungan yang dekat dan memiliki peran yang berpengaruh saat Shawqat sebagai sekretaris presiden.
Mantan Wakil Presiden Abdul Halim Khaddam, mengomentasi tentang Jenderal Shawkat adalah "cerdas, berbakat, dan berani dengan ambisi besar", yang pernah menjalin hubungan dengan kepala intelijen. Tapi ada laporan tentang terjadinya gesekan dengan saudara Bashar, Maher, yang diduga telah menembaknya di perut pada tahun 1999. Shawqat dilarikan dan diterbangkan ke Paris untuk perawatan di sebuah rumah sakit militer.
Jenderal Shawqat kemudian menjadi Kepala Intelijen Militer, secara de facto. Jabatan ini secara resmi dipegangnya pada tahun 2005. Setelah serangan 11 September 2001, Jenderal Shawqat adalah salah satu penghubung utama presiden dengan badan-badan intelijen di AS dan Eropa dan membantu mendirikan sebuah operasi intelijen AS di Suriah, yang kemudian menutupnya setelah hubungan kedua negara memburuk.
Pada tahun 2005, Maher dan Shawqat-sama disebutkan dalam sebuah laporan pendahuluan oleh penyidik PBB sebagai salah satu orang yang mungkin telah merencanakan pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafik Hariri.
Tahun berikutnya, Jenderal Shawqat dimasukkan sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS. Sehingga asetnya akan dibekukan. Dikatakan dia telah "menjadi arsitek utama dari dominasi Suriah atas Lebanon, dan juga sebagai penyumbang yang paling penting jangka panjang kebijakan Suriah yang memicu terorisme".
AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Jenderal Shawkat pada 2011,dan menuduh dia memainkan peran kunci dalam demonstrasi menekan gerakan oposisi.
Pada bulan Januari 2012, dia dilaporkan telah terlibat dalam negosiasi yang menyebabkan gencatan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pasukan keamanan dan pejuang Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Zabadani, sebuah kota pegunungan barat laut Damaskus. Gencatan senjata itu berlangsung hanya kurang dari sebulan, setelah itu direbut kembali militer itu.
Pada pertengahan Mei 2012, aktivis oposisi mengklaim bahwa Jenderal Shawkat telah tewas dan dikuburkan di kampung halamannya di Madhala setelah diracuni oleh pemberontak.
Menteri Dalam Negeri Mohammed al-Shaar, Menteri Pertahanan Daoud Rajiha, wakil kepala GSD Jenderal Hisyam Ikhtiar dan mantan Menteri Pertahanan Jenderal Hassan Turkomani, asisten wakil presiden, juga ikut tewas. Sementara itu, Jeneral Shawqat tewas bersama dengan para pemimpin militer Suriah lainnya, akibat serangan bom.Pada tanggal 18 Juli, media pemerintah melaporkan bahwa Jenderal Shawqat telah tewas dalam serangan bom bunuh diri di markas besar Biro Keamanan Nasional diibukota Suriah.
Menteri Pertahanan Jenderal Daoud Rajiha
Jenderal Daoud Rajiha diangkat menjadi Menteri Pertahanan pada bulan Agustus 2011, dan tetap menjadi Menteri Pertahanan setelah perombakan kabinet pada bulan Juni. Daoud Rajiha (18 Juli 2012), di mana AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Jenderal Rajiha pada bulan Mei, menuduhnya bertanggung jawab atas berbagai pembantaian yang berlangsung di kota-kota Suriah.
Jenderal Daoud berumur 65 tahun, sebelumnya menjabat sebagai kepala staf angkatan bersenjata selama tujuh tahun. Dauod pernah berkarir di pasukan artileri dan belajar di akademi militer Suriah, di mana ia lulus pada tahun 1967.
Jenderal Rajiha adalah seorang penganut Kristen Ortodoks Yunani, dan jarang di militer Suriah dan pemerintah, yang didominasi oleh sekte Alawit Presiden Bashar al-Assad, memilih pejabat kalangan militer yang beragama Kristen Ortodok.
Orang-orantg di sekitar Presiden Bashar al-Assad, yang menjadi kepercayaannya, semuanya telah tewas. Sebuah serangan yang dilakukan para pejuang FSA dan mengguncang kekuasaan Bashar. mi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!