Senin, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Juli 2012 08:00 wib
8.768 views
Kekuasaan Bashar al-Assad Kehilangan Dukungan Pilar Utamanya
Damaskus (voa-islalm.com) Supremasi kekuasaan yang dimiliki rezim Syiah Alalwiyyin Bashar al-Assad semakin melemah. Bashar bukan hanya menghadapi embargo dan tekanan internasional, tetapi Bashar kehilangan dukungan pilar utamanya dari militer. Sejumlah perwira tinggi Suriah meninggalkan negerinya, dan melarikan ke Turki, serta bergabung dengan para pejuang Suriah (FSA).
Seorang jenderal Suriah dari divisi artileri dan tujuh perwira tinggi termasuk di antara 85 tentara, sebagian besar bertugas di Homs provinsi, membelot dan melarikan diri ke Turki pada Senin sore, ungkap seorang aktivis pejuang pembebasan Suriah (FSA), Suriah kepada Reuters.
TV TRT Turki dalam siarannya mengatakan bahwa 85 tentara Suriah, termasuk beberapa orang perwira menyebarang ke Turki, dan sekarang mereka berada di basis militer Apaydin di provinsi Hatay Turki. Bulan lalu, dua kolonel, satu letnan dan 33 tentara juga membelot dari pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan sekarang berada di Turki.
Sebuah berita yang sampia ke jaringan CNN Turki juga melaporkan pembelotan sejumlah tentara, dan bahkan mereka tiba di Turki dengan anggota keluarganya. Diperkirakan pasukan Bashar yang sudah membelot ke Turki itu jumlahnya mencapai 400 orang anggota pasukan Assad.
Seorang pejabat pemerintah, mengatakan kelompok itu termasuk tiga kolonel dan sejumlah perwira menengah lainnya. Pejabat, yang berbicara tanpa menyebut nama sesuai dengan aturan pemerintah, tidak tahu jumlah keseluruhan pembelot. Juni, tiga pilot militer Suriah membelot ke Yordania, menurut koresponden Al Arabiya di Amman.
Salah satu dari tiga pilot itu, berpangkat Letnan Kolonel, dan berhasil membawa keluarganya ke Yordania, ungkap koresponden al-Arabia. Dua pilot berdua lainnya yang berpangkat kolonel dan diyakini juga membawa keluarga mereka dari Syria, ungkapnya.
Empat pejabat militer Suriah juga memasuki Yordania setelah pembelotan yaitu kolonel Hassan Marei Hamada yang mendarat pesawat Mig-21 lapangan militer YOrdania. Kementerian Pertahanan Suriah telah mencap Hamada "pengkhianat", dan pemerintah Suriah menuntut agar pesawat Mig-21 itu dikembalikan ke Suriah oleh pemerintah Yordania.
Para pejuang Tentara Suriah (FSA) kelompok oposis bersenjata, baru-baru ini menyerukan kampanye pembangkangan sipil dan mendesak para perwira dan tentara yang mendukung rezim Assad bergabung dengan barisan pejuang Suriah (FSA). "Kami meminta rakyat Suriah melancarkan pemogokan umum sebagai bentuk pembangkangan sipil," kata juru bicara FSA di Suriah Kolonel Saad Eddine Kassem dalam sebuah pernyataan, kepada AFP.
Kassem mendesak pasukan reguler Suriah "yang tangannya tidak berlumuran dengan darah untuk bergabung dengan pejuang", tegasnya.
Tentu, yang paling menggemparkan Suriah dan membuat Bashar al-Assad, sangat sochk, yaitu pembelotan yang dilakukan Brigadel Jenderal Manaf Tlas, anak mantan Menteri Pertahanan Suriah, Mustafa Tlas, yang kini hidup di Paris. Mustafa Tlas pernah menjadi menteri pertahanan di zaman Presiden Hafez al-Assad, yang berkuasa selama 30 tahun.
Bashar al-Assad tidak bakal bisa bertahan lama, karena negara di sekelilingnya yang tergabung dalam Liga Arab, menggunakna lobbi dan pengaruhnya, agar mengakhiri kekuasaan Assad. Belum lama ini, pertemuan di Paris, yang dihadiri seluruh anggota Uni Eropa, yang terdiri dari 27 negara, menegaskan agar Bashar al-Assad, segera mengundurkan diri dari kekuasaannya. Uni Eropa memutuskan memberlakukan sanksi yang lebih keras terhadap Suriah.
Menteri Luar Negeri Amerika Hallaray Clinton, berulangkali menyerukan agar Bashar al-Assad menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan transisi. Clinton dan Barack Obama telah melakukan lobbi dan tekanan politik kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, agar menghentikan dukungan kepada Bashar al-Assad. Peluang Bashar al-Assad semakin kecil dapat terus bertahan dalam kekuasaannya.
Sementara itu, di dalam negeri, yang sangat fatal bagi Bashar al-Assad, mulai kehilangan dukungannya dari kalangan militer. Militer Suriah yang merupakan kekuatan inti dari Bashar al-Assad, terutama Garda Republik, mengalami konflik di dalam internal mereka. Sebagian para perwirnya telah membelot ke Turki, dan mereka bergabung dengan para pejuang Suriah (FSA). Inilah yang akan memupus masa depan kekuasaan Bashar al-Assad.
Ekonomi Suriah semakin memburuk, dan tidak ada dukungan internasional, dan dunia Arab, yang telah mengenakan sanksi ekonomi terhadap Suriah. Rezim Syiah Alawiyyin, yang dipimpin Bashar al-Assad sudah memiliki legitimasi politik di dalam negeri dan dunia internasional, serta di lingkungan regional negara-negara Arab. Tetapi, yang paling fatal, Bashar al-Assad, kehilangan dukungan dari kalangan militer.
Sementara itu, PBB mengatakan kekerasan telah menewaskan lebih dari 34.000 rakyat Suriah, sejak berlangsung gerakan anti-rezim Assad, yang mulai pada Maret 201, dan ribuan lainnya, yang berada di penjara dengan menghadapi penyiksaan yang dahsyat. mi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!