Senin, 10 Rajab 1446 H / 29 Maret 2010 07:36 wib
1.225 views
Politik Zionis Yahudikan Jalil
Mengingat pentingnya kota Jalil sebagai wilayah setrategis untuk permukiman dan pengembangan ekonomi dan menyusul pesatnya perkembangan penduduk serta pembangunan di wilayah tersebut, maka pemerintah Israel telah melakukan berbagai macam langkah untuk mengisolasi tempat ini dalam rangka yahudisasi.
Pemerintah Israel telah melakukan berbabagi setrategi, diantaranya melalui proyek “Pengembangan kota Jalil” yang pada hakikatnya dalam rangka meyahudian kota Jalil, bukan mengembangkanya. Peristiwa ini terjadi pada bulan Februari 1976. Yang bertindak sebagai pelaksana pada saat itu, letjen Yesroil King yang berada di balik proyek tersebut yang mengingatkan tentang bahaya demografi Arab di Jalil serta panatisme regional Arab.
Saat itu, King mengajak pemerintah untuk meyahudikan kota Jalil, mulai bidang pekerjaan, ekonimi, pendidikan dan undang-undang regional.
Dalam rancangan proyel tersebut terdapat masalah khusus terkait dengan Jalil. Yaitu masalah minoritas yahudi disbanding dengan warga non Yahudi yang mencapai 70 %. Ada sekitar 40.000 warga non Yahudi tinggal di pinggiran kota Haifa, Acre, Thamra dan Shafa Amer. Adapun tujuan dari proyek ini adalah meyahudikan kota Jalil dari dulu hingga sekarang.
Perubahan demografi yang terjadi saat ini antara penduduk Yahudi dengan non Yahudi merupakan tujuan utama proyek panjang mereka berupa:
- Mengubah iklim Jalil agar lebih banyak bangsa yahudinya
- Menjamin penyebaran warga yahudi secara benar di Jalil.
Sebagaimana diketahui proyek yahudisasi Israel yang dimulai sejak 12/2/1967 yang berakibat dirampasnya 20 hektar tanah warga, telah menimbulkan intifadah (pergolakan) rakyat yang menentang kebijakan tersebut pada 30/3/1976. Akibat bentrokan ini, enam syuhada meninggal serta sejumlah orang terluka dari kalangan Arab yang dikenal kemudian dengan hari bumi.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!