Sabtu, 10 Rajab 1446 H / 27 Maret 2010 19:10 wib
1.416 views
KTT Arab ''Al-Quds'' di Dibuka di Tengah Seruan Selamatkan Tempat Suci Palestina
Tripoli – Infopalestina: Hari ini Sabtu (27/3) KTT Arab dibuka di kota Sirte Libia dengan nama KTT Al-Quds karena digelar di tengah tantangan berbahaya yang dihadapi kota suci Al-Quds setelah diserang aksi pemukiman yahudi dan rencana yahudisasi, menghancurkan Al-Aqsha dan pengusiran warga Palestina dari sana.
KTT Libia menghadapi sejumlah masalah hangat; tantangan dan ancaman kejahatan Israel yang digelar terhadap bangsa Palestina dan kota Al-Quds. Faksi-faksi Palestina menyerukan KTT Arab melakukan tugasnya mengeluarkan resolusi mendukung warga Al-Quds menghadapi rencana yahudisasi dan zionisme.
Faksi-faksi Palestina yang ada di Suriah meminta kepada raja-raja dan pemimpin Arab dalam KTT Arab ini menarik prakarsa perdamaian Arab sebab KTT dalam situasi politik yang sangat berbahaya akibat upaya zionisme dan westernisasi di kawasan Arab yang mengancam eksistensi Arab dan masa depan mereka.
“Apa yang terjadi di negeri Palestina dan Arab yang terjajah membutuhkan sikap nasionalems dan persatuan Arab yang efektif sesuai dengan tingkat ancaman yang dihadapi oleh bangsa Arab dan umat Islam dari terorisme zionisme yang bukan saja mengancam eksistensi bangsa Palestina tapi juga bangsa Arab secara keseluruhan” tegas faksi-faksi Palestina.
Sejumlah sumber menegaskan, dalam KTT ini elit Arab akan membahas rancangan memperbaruhi prakarsa perdamaian Arab yang membuat Libia keberatan. Apalagi rancangan ini tidak mengkritisi sikap mundur Amerika dari penolakan menghentikan pembangunan pemukiman yahudi seperti yang disampaikan oleh Dewan Liga Arab dalam pertemuan tingkat menlu Arab awal Maret ini.
Dalam KTT Arab kali ini tujuh pemimpin Arab dipastikan tidak hadir; mereka adalah Presiden Mesir, Husni Mubarak karena operasi bedah yang belum pulih, presiden Uni Emirat Arab, Syekh Khalifah bin Zayid Ali Nahyan, Raja Bahrain Hamd bin Isa Ali Khalifah, raja Oman Qabus Said, Prsiden Libanon Michael Sulaiman, Raja Maroko Muhammad VI dan Presiden Irak Jalal Thalibani. Sementara Saudi belum memastikan keikutsetaannya. (bn-bsyr)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!