Alquds – Infopalestina: Yayasan Al-Aqsha menegaskan bahwa lokasi longsor di kota Silwan, di al Quds, telah melebar di bagian jalan utama yang menghubungkan antara pusat kota Silwan dan masjid al Aqsha.
Yayasan al Aqsha menyatakan pihak otoritas penjajah Israel harus bertanggung jawab akibat tanah longsor ini. Karena bisa membahayakan warga al Quds, rumah-rumah mereka, nyawa mereka, masjid-masjid mereka atau masjid al Aqsha. Yayasan al Aqsha mengingatkan adanya kebohongan dan desas-desus bahwa yang disebarkan Israel sebagai upaua untuk menutupi kejahatannya dengan serangkaian desas-desus palsu yang tidak bisa diterima oleh akal yang waras di dunia.
Yaysan al Aqsha, dalam pernyataan pers pada hari Senin (4/1), yang dilansir oleh kantor berita Arab "Quds Press", mengatakan, "Kami – melalui pemantauan dari dekat sejak pukul empat pagi hari Sabtu hingga pukul 7 malam hari Ahad, serta melalui pengetahuan kami secara detail mengenai geografi kota Silwan dan lokasi-lokasinya serta lokasi-lokasi penggalian di bawah dan di atas tanah – menegaskan bahwa lokasi longsor di Silwan telah meluas dengan lebar hingga mencapai sepuluh meter dan lebar sekitar dua meter dengan kedalaman sekitar tiga meter. Di samping trotoar jalan yang lonsor, sementara itu pagar pelindur di lokasi juga terancam lonsor."
Yayasan al Aqsha mengingatkan bahwa penjajah Zionis Israel mencoba melakukan kebohongan melalui kabar angin dan desas-desus yang menyatakan bahwa lonsong yang terjadi itu akibat ledakan di saluran air atau saluran limbah. Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa penjajah Israel "tidak akan bisa – betapapun usaha yang dilakukan – untuk menyembunyikan kejahatannya dan aksi penggalian yang dilakukan secara meluas memanjang di bawah kota Silwan sepanjang ratusan meter.
Yayasan al Aqsha menyatakan, "Ketika otoritas penjajah Israel mulai menggali terowongan di bawah masjid Ain Silwan pada tahun 2004, mereka mengklaim bahwa penggalian ini adalah bagian dari dari pekerjaan untuk mendekteksi saluran limbah dan perbaikannya. Tidak lama kemudian terungkap bagaimana daerah tersebut berubah menjadi tempat wisata yahudi. Setiap kali terjadi longsong penjajah Israel mengklaim akibat saluran air dan sanitasi. Pada saat yang sama warga Silwan menyaksikan puluhan penggali terowongan masuk ke daerah terowongan, bahkan mereka menegaskan mendengar suara-suara penggalian secara jelas di bawah rumah-rumah mereka.
Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa penjajah Israel terus menggali jaringan terowongan di bawah kota Silwan yang menjadikannya sebagai sekala prioritas untuk yahudisasi kota Silwan dan praktik pembersihan etnis Palestina di al Quds. Ada sebuah rencana yang disebut "perbaikan infrastruktur di Silwan. Melalui rencana ini pemerintah kota Israel di al Quds ingin menutup jalan utama di kota Silwan dan menguruknya dengan batu , melarang mobil-mobil melintas di sana dan merubahnya menjadi rute wisata yahudisasi yang menghubungkan antara masjid al Aqsha, Tembok al Burak (ratapan) dan terowongan-terowongan di bawah Silwan, kemudian menghubungkannya dengan rencana yang disebut "Kebun Raja Daud" tempat kampung al Bustan di Silwan yang rumah-rumahnya terancam dihancurkan secara total.
Yayasan al Aqsha mengatakan, "Kami di sini tidak bisa membaca longsong hari ini dan longsong sebelumnya tahun 2009, kecuali dalam konteks ini. Silwan hari ini berada di bawah terpaan sumbu penggalian, terancam terjadinya berbagai longsor, kanker “permukiman" dan pembersihan etnis. Tidak ada pilihan bagi warga Silwan kecuali tetap teguh menghadapi semua rencana penjajah Zionis dan praktek-prakteknya." (seto)
|