Sabtu, 27 Rajab 1446 H / 25 Januari 2025 16:22 wib
2.116 views
Setelah Debu Perang Reda
Oleh: Ust. Budi Ashari, Lc
Hari ini Sabtu 25 Januari, sekitar siang WIB diperkirakan pertukaran tawanan yang kedua di fase yang pertama akan dilakukan. DR. Muhammad Al Azbi, peneliti hubungan Internasional memaparkan rencana tukar tawanan kedua ini.
Yang akan dibebaskan oleh Hamas kali ini berbeda dengan yang pertama. Kali ini yang dibebaskan adalah 4 tentara wanita, berbeda dengan yang pertama di mana yang dibebaskan adalah 3 wanita sipil. Dan Abu Ubaidah, Jubir Hamas telah mengumumkan nama 4 orang tentara wanita tersebut. Tentu harganya berbeda. Jika 3 wanita sipil harus ditukar dengan 90 orang Palestina, maka harta tentara wanita ini berbeda. 4 tentara wanita ini, masing-masing seharga pembebasan 50 orang Palestina, bukan hanya itu; 50 tersebut 20 nya adalah warga biasa dan 30 nya adalah mereka yang dipenjara oleh Israel dengan hukuman sangat lama atau selamanya alias sampai mati. Sehingga total yang harus dibebaskan oleh Israel adalah 200 orang; 80 warga biasa dan 120 warga Palestina yang dihukum sangat lama atau selamanya. Di pertukaran hari ini juga berbeda dengan sebelumnya. Di mana 120 yang akan dibebaskan, semua atau sebagian tidak diizinkan pulang ke Palestina, sehingga akan ditampung sementara di Mesir untuk kemudian mereka akan memilih untuk tinggal di berbagai negara seperti Mesir, Qatar atau Turki selamanya atau dalam masa tertentu.
Selain itu, yang sangat ditunggu oleh warga Gaza Utara adalah diizinkannya mereka kembali ke daerah mereka. Setelah sebelumnya, pasukan Israel membelah Gaza menjadi dua; utara dan selatan dengan meletakkan pasukan besar di Natsarim. Di pertukaran kedua ini, pasukan Israel harus meninggalkan Natsarim dan mengizinkan masyarakat Gaza pulang ke daerah mereka; pejalan kaki akan melewati Jalan Ar Rasyid dan yang berkendaraan akan melewati jalan Shalahuddin. Itu artinya, Israel gagal total dalam perang ini karena salah satu target besar mereka adalah mengosongkan terutama Gaza utara dan mengusir masyarakatnya ke selatan, juga menjadikan Natsarim yang dikuasai Israel untuk menguasai Gaza di kemudian hari. Gagal total!
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Muhammad Al Akhras, penulis dan analis politik, https://youtu.be/KXp0eYlrJ0M?si=IBytR-r4jkqWqE2T
Sepekan sudah debu perang di Gaza yang bertebaran mulai turun mereda. Mulai banyak yang tersingkap dan terlihat.
Yang pertama terlihat tentu tingkat kerusakan gedung merata di seluruh bagian Gaza. Gedung-gedung dan rumah-rumah roboh tersisa puing-puing yang perlahan mulai dibersihkan. Ini hanya sebuah potret kecil tentang kebuasan Israel. Hilangnya rasa kemanusiaan bangsa yang mengajari dunia hari ini tentang kemanusiaan. Dengan alasan memburu teroris tetapi meratakan fasilitas kehidupan dengan tanah.
Dan setelah 66 Jumat, akhirnya masyarakat Gaza bisa melaksanakan Shalat Jumat. Tapi sama, di antara reruntuhan masjid mereka. Ini di antara pemandangan Shalat Jumat di Masjid Al Furqon, Rafah, Gaza Selatan, https://youtube.com/shorts/q_YDbhRgFCU?si=Y-44VrQUeg8eEzbX
Salah satu yang tersingkap selepas debu perang mereda adalah keadaan rumah tempat Yahya Sinwar syahid. Terlihat rumah yang sudah rata dengan tanah, kursi yang diduduki Yahya Sinwar saat syahid yang juga sudah hancur, selongsong roket Hamas, rompi yang dipakai Yahya Sinwar dan pemilik rumah yang tak habis bangga dan bahagia rumahnya menjadi tempat syahidnya pemimpin besar mujahid. "Rumah ini saya bangun dari bata, tapi darah Yahya Sinwar dan syuhada lain lebih mahal dari semua rumah yang ada di Jalur Gaza," tegas sang pemilik rumah.
Reruntuhan juga menuturkan kisah Uday (14 tahun) yang mengundang seorang wartawan untuk minum teh bersama di reruntuhan rumah dan seluruh kawasan sekelilingnya.
Ruhi Jamal Musytaha, salah satu anggota biro politik Hamas dan tangan kanannya Yahya Sinwar, serta Sami Muhammad Audah salah satu penanggung jawab keamanan terkemuka di Hamas. Keduanya diumumkan oleh Israel berhasil di bunuh, tetapi jasad keduanya baru ditemukan di antara reruntuhan. Dan dishalatkan di Jumat pertama dengan dikawal beberapa pasukan Hamas.
Justru terlihat sangat membanggakan!
Media jihad Hamas juga mulai menayangkan untuk dunia serial terbaik yang bisa kita saksikan abad ini. Serial Kamain Al Maut (Jebakan-Jebakan Kematian). "Tak ada yang dijumpai oleh pasukan penjajah kecuali hanya JEBAKAN-JEBAKAN KEMATIAN di semua bagian tanah kami, dengan pertolongan Allah," tegas Abu Ubaidah.
Dan seri pertamanya pun (jebakan kematian di Bait Hanun) telah rilis, selamat menikmati, https://youtu.be/ibEAHyCJSPI?si=8pGIqeZ98La4JKBs
Selanjutnya video media jihad Hamas mengunggah dan sekaligus membantah. Mengunggah video Yahya Sinwar yang ternyata berjalan di antara reruntuhan rumah-rumah di Rafah dengan tongkat panjang di tangannya menemui para mujahid, berbincang strategi serius dengan panglima Al Qassam di wilayah Tal As Sulthan, Rafah Mahmud Yusuf Hamdan yang akhirnya syahid bersamanya, serta tatapan tajam Yahya Sinwar melihat hancurnya kendaraan militer yang baru saja ditembak oleh roket mujahid.
Terlihat juga di video panglima Brigade Al Qassam, Muhammad Dhef yang memberi arahan detail tentang rencana penyerangan 7 Oktober Thufan Al Aqsha.
Potongan video berikutnya terlihat salah satu pasukan Al Qassam yang berhasil mengalahkan dan menguasai kendaraan berat dan tank-tank Israel.
https://youtu.be/t9ReWTHmCWo?si=kxmu9JlbHTT1-aVx
Video tersebut mengungkap banyak hal. Mengungkap bahwa jihad mereka sangatlah terukur, terencanan matang dengan strategi jitu. Para panglima yang tidak duduk di ruangan dan berteriak saja. Tetapi mereka turun ke jalan sambil mencoba mencari keberuntungan mati syahid. Capain jihad yang membanggakan berupa senjata dan kendaraan militer hasil rampasan perang yang pada gelombang jihad di masa depan pasti akan menjadi kejutan yang lebih besar lagi. Serta membongkar kebohongan Pemerintah Israel di hadapan rakyatnya sendiri dan seluruh dunia bahwa Yahya Sinwar adalah pemimpin pengecut seperti tikus yang berlarian di dalam lorong-lorong terowongan. Jelas itu bukan Yahya Sinwar. Dan biarkan video membantahnya.
Video berikut ini juga mengungkap kedustaan sekaligus kebodohan badan intelijen Israel yang dianggap sebagai salah satu badan intelijen terbaik dan tercanggih di dunia. Mereka mengumumkan bahwa Husen Fayyadh, panglima Brigade Bait Hanun Al Qassam berhasil mereka habisi. Nyatanya menyedihkan mereka. Dan mereka harus mengakui bahwa data yang mereka sampaikan tidak benar. Tiba-tiba Husen Fayyadh muncul lengkap untuk mengumumkan kemenangan para mujahid, dengarkan: https://youtube.com/shorts/ E1-7RHZ0Op0?si=p8L9vslesLCMa66z
"Kita memasuki peperangan, mungkin sebagian menganggap ini kerugian besar. Mereka bertanya: mana kemenangan itu?
Perang punya target yang ingin dicapai. Jika target tidak tercapai maka berarti ia kalah. Ada kaidah militer menyatakan bahwa yang kuat jika tidak menang berarti ia kalah dan yang lemah jika tidak bisa dikalahkan maka ia menang, dengan izin Allah.
Yang mereka rusak hanya batu, anggota tubuh dan darah. Tapi Gaza tak bisa dihancurkan. Kemarin bisa kita saksikan bahwa Gaza keluar sebagai pemenang dengan mulia dan kepala tegak menatap langit."
Dan video terakhir ini pasti sangat menghibur dan membahagiakan kita semua. Yaitu kepulangan diam-diam pasukan Israel dari bagian utara Gaza di mana mereka memilih malam hari yang gulita untuk menarik tank-tank dan kendaraan militer mereka keluar dari Gaza dengan penuh kehinaan.
https://youtu.be/7P28CquhmeY?si=kfuhfPuBGsxFjwsm
Debu perang belum lagi hilang sepenuhnya, tapi sudah banyak hal yang tersingkap.
Tunggu saat debu perang benar-benar sudah sirna dan Gaza kembali bangkit membangun, pasti para mujahid dan rakyat Gaza akan menyingkap tentang kehebatan dan kepahlawanan mereka, serta kekalahan menghinakan Israel yang hanya mengandalkan berita bohong untuk menguasai opini dunia.
Tunggu saja...
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!