Senin, 10 Rabiul Akhir 1446 H / 9 September 2024 06:19 wib
12.733 views
Tauhidullah: Superioritas Konsep Ketuhanan Agama Islam
JAKARTA (voa-islam.com) - Kepala Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Pusat, Akmal Sjafril, memaparkan bahwa konsep ketuhanan menjadi unsur utama dalam membentuk worldview seseorang.Penjelasan seputar Tauhidullah tersebut disampaikan dalam pertemuan kelima SPI Jakarta di Aula Imam Al-Ghazali, Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) pada Rabu (04/09) malam.
Ketauhidan yang Akmal bahas tidak lagi seputar konsep dasar. "Saya tahu kalian bukan sama sekali belum mengetahui materi tauhid. Maka dari itu, dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas dasar-dasar ilmu tauhid. Saya akan menyampaikan bagaimana konsep agama-agama dalam memandang Tuhan mereka. Hal ini untuk membuktikan superioritas tauhidullah," ujar penggiat Indonesia Tanpa JIL tersebut.
Akmal memaparkan dengan detail konsep ketuhanan agama Yunani, Kristen, Hindu, dan agama lain serta melengkapinya dengan memberikan gambaran atas amalan-amalan yang merupakan buah dari konsep ketuhanan mereka. "Coba lihat mitologi Yunani yang tidak memiliki konsep akhirat dalam kehidupannya. Mereka berpikir bahwa orang baik dan jahat akan memiliki akhir kehidupan yang sama. Dalam Islam, kita memiliki konsep akhirat yang membuat pikiran kita teratur. Hal ini yang membuat kita dan mereka berbeda," tambahnya.
Penulis buku Islam Liberal 101 tersebut juga memaparkan bahwa filsafat Yunani lahir dari kritik mereka terhadap agama mereka sendiri. Ia menambahkan, "Agama Yunani tidak dapat memberikan jawaban yang menentramkan hati para penganutnya. Mereka merumuskan filsafat yang merupakan hasil spekulasi akal manusia, karena agama tidak dapat menjawab kebutuhan akal mereka. Krisis tersebut muncul dari hubungan yang tidak baik dengan Tuhan mereka. Ini menunjukkan ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang diyakini. Orang-orang Yunani merasa resah terhadap agama mereka yang tidak rasional, sedangkan dalam Islam, semua sudah jelas dan logis menurut akal manusia."
Selaras dengan apa yang disampaikan Direktur Utama Afnan Publishing tersebut, bahwa sebagai orang yang terlahir di lingkungan Islami, seringkali kaum muslimin tidak mengetahui betapa besarnya kenikmatan Islam. "Konsep Tuhan itu memengaruhi worldview kita. Kita bisa jadi tidak sadar akan hal ini karena sudah muslim dari kecil. Hal ini membuat kita merasa nyaman dan tidak sadar ada konsep lain di luar Islam. Kalau tahu ada konsep lain, kita tentu akan sangat bersyukur telah mendapatkan kenikmatan Islam. Jangan sampai kita termasuk orang yang menganggap semua agama sama," tutur Akmal.
Tuti Alawiyah, seorang murid SPI Jakarta 14 menyampaikan tanggapannya atas materi Rabu malam itu. "Menurut saya, materi kemarin adalah salah satu materi paling menarik yang ada di SPI, materi pelepas dahaga terhadap keislaman ini. Ternyata, kita sebagai umat Islam telah terlena atas kesempurnaan Islam tanpa menyadari bahwa Islam adalah agama yang sempurna, sehingga kita tidak melihat bahwa hal-hal di luar Islam yang sangat jauh berbeda itu dapat mengakibatkan terbentuknya pola pikir yang salah. Banyak hal baik diberikan Islam yang tidak kita sadari, karena dari awal kita sudah berislam. Oleh karena itu, kita harus belajar lagi untuk mencintai agama ini dan menyadari kesempurnaan ajaran Islam," ujar Tuti. [LL, YQ)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!