Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
4.246 views

STII Serukan Investasi Sosial Pertanian

JAKARTA (voa-islam.com)--Bersyukur kita, yang sehari-hari masih bisa mengonsumsi menu 4 sehat 5 sempurna. Tapi ingatlah, di sebaliknya adalah nasib jutaan petani kita yang jauh dari sehat.

Ada sekitar 33,4 juta petani Indonesia, yang lebih dari 90% diantaranya sudah tua. Lahan milik mereka rata-rata hanya 0,2 ha. Nilai Tukar Petani atas produk-produk mereka juga kian merosot. Bahkan acapkali mereka memilih tidak memanen dan menjual hasil bertaninya ketimbang makin merugi.

Itulah alasan eksistensi STII dipertahankan dan direvitalisasi saat ini. Serikat Tani Islam Indonesia (STII), dalam sejarahnya, merupakan organ Masyumi untuk mengimbangi gerakan organ PKI di kalangan petani.

Pada 26 Oktober mendatang, STII memasuki usia 74 tahun. Untuk lebih mengetahui peran pentingnya, berikut wawancara dengan Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Tani Islam Indonesia (PB STII) Fathurrahman Mahfudz:

Sudah sejauh mana perkembangan STII?

STII sudah 74 tahun sejak berdiri pada 26 Oktober 1946. Dalam perkembangannya, STII organisasi yang diperhitungkan. Misalnya, ketua umum pertama dan kedua pernah ditunjuk menjadi menteri pertanian ketika itu.

Sejak awal STII punya berbagai usaha kerakyatan dalam rangka menjaga kedaulatan pangan dengan produk mulai dari padi, tanaman palawija seperti jagung, singkong dan lainnya. Dalam perjalanannya, STII mengalami dinamika yang naik turun. Pada periode saat ini kita revitalisasi lagi dengan tagline "STII Hadir untuk Petani". Ini sebuah muhasabah sekaligus semangat dalam membantu mensejahterakan petani.  STII harus hadir di tengah-tengah mereka.

Bagaimana kondisi petani di masa pandemi, khususnya yang tergabung dalam STII?

Banyak yang menjadi pahlawan saat wabah COVID-19 saat ini, tetapi yang sering terlupakan adalah keberadaan petani. Di masa ada wabah ataupun tidak, petani menjadi garda terdepan untuk memastikan ketahanan pangan tercukupi, apapun kondisinya.

Di saat pandemi ini, hampir semua negara sangat protektif atas hasil pangan masing-masing. Thailand, Myanmar atau Kamboja, mereka semua sangat protektif. Tidak mengeluarkan produk dari petani mereka, karena mereka harus bertahan untuk mayarakat dan bangsanya sendiri. Bisa dibayangkan kalau bangsa kita yang dua ratus tujuh puluh juta penduduknya terdapat persoalan kelangkaan pangan, bagaimana nasib rakyatnya? Sementara ini kita masih impor sekian ton per tahunnya, kalau kita sendiri tidak bisa melakukan ketahanan pangan sendiri sudah pasti kita akan chaos. 

Wabah ini merupakan ujian berat, dan sektor lain pun banyak yang terpengaruh termasuk pertanian. Jika pabrik ada waktunya berhenti, tetapi kami harus terus berjalan, tidak boleh berhenti. Walaupun memang wabah sekarang ini di saat demand masyarakat menurun, itu sangat mempengaruhi hasil panen para petani, khususnya anggota di STII. Tetapi kami bersyukur secara umum, khususnya anggota STII itu memiliki mental pejuang, apapun yang terjadi mereka tetapi tangguh dalam menghadapi situasi.

Sejauh mana pentingnya STII dipertahankan dan dikembangkan?

Hari ini kita masih impor padi, jagung bahkan garam. Dalam UU No 18 tahun 2012 dinyatakan ketahanan pangan didapatkan dari hasil pertanian lokal dan apabila tidak mencukupi diperbolehkan untuk impor. Tetapi dengan UU Omnibus Law dinyatakan bahwa ketahan pangan adalah hasil petani dan impor, artinya petani dalam keadaan terpuruk saat ini harus berhadapan dengan produk impor. Cukup atau tidak stok pangan lokal kita, akan ada produk impor. Di sinilah bagaimana STII hadir agar petani bisa berdaulat, karena mereka adalah pahlawan pangan bangsa.

Kita tidak cukup retorika, harus membuktikannya. STII punya target membuka demplot di seluruh Tanah Air seluas 10 ribu hektar dengan benih padi "Trisakti", hasil produksi STII sendiri. Benih ini kelebihannya dalam 75 hari sudah bisa panen, sementara kalau benih lain itu sekitar 3 sampai 4 bulan baru bisa panen. Setahun padi Trisakti bisa 3 sampai 4 kali panen. Selain itu kelebihannya adalah tahan hama.

Kita juga punya pupuk organik buatan sendiri, namanya Migo "Microba Google". Alhamdulillah dengan izin Allah kita sudah menanam dari Sabang sampai Merauke, hasilnya bisa 2 bahkan 3 kali lipat dari biasanya. Kalau para petani kita memakai benih dan pupuk tersebut, dan ditanam di seluruh Indonesia, Insyaaallah hitungan kami sekitar 500 ribu hektar, nantinya kita tidak perlu impor lagi. Ini sebuah tantangan buat STII. Dan kita sudah banyak menanam di banyak kabupaten. 

Bagaimana strategi STII dalam mewujudkan ketahanan pangan?

Persoalan petani ini kompleks, kalau kita datang ke petani misalnya, biasanya itu tidak hanya satu persoalan, dari mulai pupuk, benih sampai masalah pendampingan dan pembiayaan dan seterusnya. Karena itulah di STII kita punya skema untuk petani, contohnya hari ini kita luncurkan program untuk membantu petani agar berdaulat di tanahnya sendiri dan mempertahankan ketahanan pangan, maka kita mengajak seluruh anak bangsa untuk bersama-sama membantu petani, semua yang dibutuhkan oleh petani kita bantu baik dari sisi pendampingan, teknologi pertanian, mekanisasi bahkan sampai pada pembiayaan.

Saya juga ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat, bila mana berminat untuk gabung di STII kami sangat terbuka untuk kerja sama dalam rangka membantu semua petani dengan berbagai produknya. Dan alhamdulilah STII pada Kamis (15/10) menandatangani MoU perjanjian dengan usaha kerakyatan. 

Diantaranya ada kerjasama tentang pendanaan. Dana ini datang dari rakyat untuk ikut menanam padi di area seluas 100 hektar, dimana per hektarnya kita membutuhkan biaya operasional semuanya sebesar 15 juta. Jadi tadi kita sudah MoU untuk memberikan suatu komitmen sebesar 1,5 milyar untuk penanaman padi 'Trisakti' seluas 100 hektar. Dalam perjalanannya kita akan kerjakan bersama-sama dengan mengedepankan amanah dan profesionalitas. Insyaallah teknologi, pendampingan, dan pembiayaan kami untuk petani.

Apa harapan Anda di momen Milad STII ke 74 tahun ini?

Kami selalu ingatkan bahwa tujuan STII itu untuk mensejahterakan masyarakat khususnya petani baik di dunia dan sukses di akhirat. Artinya, kami selalu ingatkan kepada seluruh anggota bahwa perbedaan kita dengan organisasi lain adalah kita selau diminta untuk mengajak petani agar hidupnya sejahtera dunia akhirat. Dengan adanya pandemi, maka kita mengingatkan kembali tentang ketauhidan, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan itu tidak akan terjadi kecuali dengan izin dan ridha Allah, maka dari itu kita meminta kepada semua pengurus untuk tidak putus hubungan dengan Allah. Semua usaha termasuk pertanian bila kita serahkan kepada Allah maka kita akan kuat. (ipung/bowo)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X