Ketum Wahdah: Umat Islam Tidak Boleh Curang Walaupun kepada Orang Kafir

MAKASSAR (voa-islam.com) – Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan kemenangan hakiki adalah mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Bagi kita ridha Allah adalah harga mati, apa pun hasilnya kalau Allah tidak ridha maka tidak ada gunanya,” kata Ustadz Zaitun saat memberi ceramah tabligh Akbar di masjid Anas bin Malik kampus STIBA Makassar, Ahad (23/6).

Oleh karena itu kata Ustadz Zaitun tidak boleh menghalalkan segala cara dalam perjuangan meraih kemenangan.

Sebelumnya ustadz Zaitun menjelaskan bentuk kemenangan ada dua yakni kemenangan nilai dan kemenangan lahiriah. Namun jika tidak bisa mendapatkan kedua kemenangan tersebut secara bersamaan maka yang dipentingkan adalah kemenangan nilai.

“Kalau di suatu saat kemungkinan hanya mendapatkan satu dari kemenangan itu maka pilihan kita adalah kemenangan nilai, kemenangan ridha Allah, kemenangan surgaNya,” ungkapnya seperti dilansir dari laman resmi wahdah.or.id.

“Tidak akan pernah kita gadaikan walaupun ada godaan dan kemungkinan mendapatkan kemenangan yang kedua (lahiriah) begitu besar,” lanjutnya.

Dari sinilah umat Islam kata Ustadz Zaitun, tidak akan berbuat curang atau khianat dalam perjuangan mereka walaupun berhadapan dengan orang kafir.

“Curang itu sedikit banyak sama saja, tidak boleh! Tidak ada gunanya kita menang dengan curang, Karena tujuan perjuangan kita adalah meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tegas Wakil Sekjen MUI Pusat ini. [syahid/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

• Pembuatan Visa Jamaah Haji Indonesia Terus Dikebut
• Forum Dakwah Perbatasan Kirim Puluhan Dai ke Daerah Perbatasan Aceh
• Pemda DKI Batalkan Kajian Felix Siauw di Masjid Balai Kota
• Masjid Ramah Anak
• Literasi dan Keislaman
• Usai Morowali, Relawan FPI Sulteng Bantu Korban Banjir di Konawe Sulawesi Tenggara
• Menkumham Tolak Syarat Napi Khatam Al Quran Baru Bisa Bebas
• FDP Gelar Safari Dakwah di Daerah Perbatasan Aceh