Senin, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 7 Mei 2018 04:05 wib
7.509 views
Sekolah Islam Dipersoalkan Oknum Warga VGH
BEKASI (voa-islam.com), Keberadaan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Taqwa–Scientis Qur’ani, yang berlokasi di Blok BD Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) dipersoalkan oleh sebagian Warga RW 046 Kel. Bahagia, Kec. Babelan, Kab. Bekasi. Sekolah tersebut dianggap belum memiliki izin penggunaan lahan Fasos/Fasum, dan merampas fasilitas warga setempat.
Menanggapi protes warga tersebut, Nurhayadi, S.Pd., Sekretaris Yayasan Insan Taqwa, menyatakan bahwa Yayasannya yang berdiri tahun 2015 itu, sudah mendapatkan izin pemanfaatan lahan dari Developer VGH sejak 3 tahun lalu. “Jadi tidak benar, jika kami dianggap mencaplok lahan,” tegasnya.
Awal tahun 2016, warga bersama Ketua RW dan Ketua RT sudah membubuhkan tanda tangan persetujuan pendirian sekolah. Begitu juga Lurah dan Camat, sudah mengeluarkan surat rekomendasinya “Jadi mau mempersoalkan apa lagi. Sebaiknya jangan cari-cari masalah, deh,” ujar pemuda kelahiran Ujung Harapan itu.
Sementara itu, Kepala SDIT Insan Taqwa, Drs. H. Masri Suhari, M.Pd., juga memaparkan jika sekolah ini sudah mendapatkan Izin Operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi No. 503.15/029/V/SK-SD/DPMPTSP/2017. Legalitas tersebut atas rekomendasi UPTD Pendidikan Kec. Babelan. “Menurut saya, aksi protes Pengurus RW itu hanya mengada-ada. Ini kan ulah segelintir pengurus baru. Padahal pengurus RW dan para Ketua RT periode sebelumnya sudah sangat koperatif, dan mendukung program kami,” papar mantan Kepsek SDIT Attaqwa Pusat itu.
Penolakan sebagian warga tersebut, menurut Masri, sebenarnya sangat naif, karena pendirian sekolah di lingkungan ini justru sangat diharapkan warga sekitar. Jumlah komplek perumahan yang makin padat di wilayah Ujung Harapan atau Babelan ini, lanjut Masri, membutuhkan sarana Pendidikan yang memadai. “Jadi apa salahnya kami memanfaatkan fasos/fasum untuk sarana Pendidikan, apalagi Pendidikan Islam,” tandasnya.
Jika alasan penolakan pendirian sekolah dikatakan sebagai mengurangi lahan terbuka dan sarana kegiatan sosial warga, toh di lingkungan VGH ini masih banyak lahan fasos/fasum yang hingga kini masih terbengakalai. “Di sekitar sini, mungkin lebih dari 1 hektar lahan fasos/fasum yang belum dimanfaatkan secara maksimal,” papar Masri.
Menolak pendirian sekolah Islam, kata Tokoh Masyarakat Babelan H. Daeng Buchori, sama saja dengan melecehkan agama. Sebab wilayah Ujung Harapan sejak dulu terkenal sangat kental religiusnya. Di wilayah ini lebih banyak sekolah Islam dari pada sekolah negeri. Pelopornya adalah Almagfurlah Alm. KH. Noer Alie dengan Perguruan Attaqwa bersama ratusan cabang yang tersebar di mana-mana. “Jadi, jika mereka menolak sekolah Islam, harus diusut motivasinya apa?” tegasnya.
Kehadiran Sekolah Insan Taqwa justru disambut baik jamaah majlis taklim kaum Ibu Masjid Al-Ikhlas RW 046. “Saya bersyukur, karena anak saya jadi dekat sekolahnya. Kalo sekolah yang jauh-jauh, capek, kasihan si anak, ditambah lagi jalanan sekarang banyak macetnya,” tutur Ibu Dwi. Jamaah lain yang sudah mendaftarkan anaknya juga senang karena mendapat keringanan biaya.
Soal biaya pendaftaran, Masri Suhari menjelaskan, “Khusus warga RW 046, kami nyatakan gratis uang pangkal. Hal itu sudah kami buatkan surat edaran ke semua Ketua RT, dan warga yang berminat mendaftarkan anaknya. Bahkan bagi anak Yatim dan dhuafa, kami akan carikan orangtua asuh, agar mereka bebas biaya sekolah sama sekali,” tegasnya. (bilal/voa-islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!