Jum'at, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Desember 2017 10:42 wib
5.928 views
PERSIS: Soal Al-Quds, Trump Umumkan Saat Kekuatan Umat Lemah
JAKARTA (voa-islam.com), Waketum PP.PERSIS (Persatuan Islam), Dr. Jeje Zaenudin mengaku sangat mendukung keputusan pemerintah RI atas ketegasannya menolak keputusan Presiden AS Donald Trump soal Al Quds (Jerussalem).
Diketahui, Trump menyampaikan dukungan secara terbuka terhadap pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Bahkan, ia akan mendahuluinya dengan pemindahan Markas Dubesnya dari Tel Aviv ke Al Quds (Jerussalem).
"Karena amanat konstitusi Indonesia dengan gamblang menyatakan segala bentuk penjajahan di dunia ini harus dihapuskan, dan pendudukan Israel atas Palestina adalah bentuk nyata penjajahan,"katanya kepada voa-islam, Kamis (6/12/2017)
Selain itu, Jeje menilaj Keputusan Trump bertentangan dengan resolusi dan prinsip prinsip HAM PBB yang dipegang serta jadi acuan seluruh negara di dunia. "Sebab itu, kita mengapresiasi penolakan yg dilakukan oleh negara negara Eropa seperti Jerman dan Perancis serta yang lainnya, juga mengecam negara yang ikut mendukung keputusan keji Donald Trump, semisal Filipina," jelasnya.
Selanjutnya, Jeje berharap pernyataan Trump itu menjadi pembangkit spirit negara Arab dan dunia Islam pada umumnya untuk mengukuhkan persatuan dan menghentikan konflik internal yang berkepanjangan, serta telah menghancurkan segala kekayaan dan kekuatan umat. Sebab, lanjutnya, tidaklah mungkin Trump mengambil sikap frontal dan terang terang-terangan mendukung Israel untuk menjadikan Al Quds sebagai Ibukotanya, kecuali ia memandang bahwa saatnya sudah tepat.
"Yaitu, disaat dunia Islam sudah kehabisan jiwa, raga, harta, benda, kekayaan, dan kekuatannya disebabkan peperangan yang membinasakan bangsa dan negaranya sendiri, dimana itupun tidak mungkin lepas dari skenario dan konspirasi yang melibatkan Amerika dan Zionis Israel,"ungkapnya.
Sambungnya, Indikasi mencari momentum yang tepat oleh Trump sangatlah jelas. Pernyataan itu diumumkan setelah Irak, Suriah, Yaman, hancur lebur dengan perang sektarian dan memancing Saudi membangun koalisi Arab terjerumus ke dalam perang yang menghancurkan kekuatan dunia Islam itu.
Terlebih lagi, katanya lagi, disaat Kekuatan Perlawanan Rakyat Palestina melalui gerakan Hamas telah dihancurkan secara psikologis dengan ditetapkannya sebagai Organisasi teroris, kemudian ditekan dengan kekuatan politik International untuk mau berkoalisi dengan Fatah dan seluruh persenjataannya harus dilucuti.
"Sekarang kekuatan itu tinggal ada di hati nurani masyarakat dunia. Akankah penduduk bumi ini bersekutu dalam penghianatan terhadap keadilan dan kemanusiaan dengan membiarkan bangsa Palestina menghadapi penderitaannya sendirian tanpa ada yang membelanya,"tandasnya. (bilal/voa-islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!