Toleransi dalam Islam Simpel, Ustadz Felix Siaw: Lakum Diinukum wa Liya Diin

JAKARTA (voa-islam.com)- Toleransi di dalam ajaran Islam sungguh nyata. Rasa-rasanya tidak perlu umat Islam diajari soal itu.

Dalam Islam terang dan gamblang, misalkan saja bagaimana umatnya memperlakukan umat lain dengan tidak memaksa untuk ikuti ajaran Islam. Hal inilah yang disampaikan oleh ustadz Felix Siauw.

"Toleransi dalam Islam itu sederhana prinsipnya, 'Lakum diinukum wa liya diin'. Yang artinya: 'Bagimu, agamamu. Bagiku, agamaku.

Kita tidak bisa memaksa orang mengikuti ajaran Islam. Dan kita pun tidak mengikuti ajaran mereka. Simpel, itulah toleransi," demikian tulisnya di akun Facebook miliknya, beberapa waktu lalu.

Ustaz yang gemar mengajak publik ini mengaji Al-Qur'an dengan slogannya #YukNgajiYuk ini mengatakan bahwa toleransi itu tidak mengikuti apa yang umat lain lakukan. "Toleransi adalah ketikan kita melakukan apa yang kita yakini, lalu mampu menerima apabila orang lain tidak melakukan apa yang kita yakini."

Bukan justru toleransi itu melakukan hal-hal yang dilakukan umat lain lalu umat Islam dengan latah mengikutinya. "Bukan toleransi apabila kita melihat keyakinan orang lain, lalu mengikuti perbuatan mereka supaya dibilang toleran. Ini namanya kebablasan. Sebab dia tidak memahami agamanya sendiri, lalu mencoba mengikuti agama yang bukan agamanya."

Beliau pun menyarankan kepada masyarakat muslim, bila kurang cukup memahami apa yang disampaikannya agar menengok ke video-video yang ia unggah. (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

• Umi Irena: Jangan Suka Berdebat Kusir Soal Khilafiyah
• Paska 1212, KMPC Peduli Rohingya dan Aceh dengan Fantastis
• Al-Ittihadiyah Dukung Penuh Fatwa MUI Soal Haram Menggunakan Atribut Natal
• Parmusi: Ahok Jelas Nista Agama, Majelis Hakim Harus Berani Penjarakan
• Forum Jurnalis Muslim Tolak Kriminalisasi Wartawan Panjimas
• MUI Purwakarta Kecam Kegiatan Bersih Gereja Melibatkan Pelajar Muslim
• Pakar Kristologi: Fatwa MUI Tentang Atribut Natal Bentuk Kebhinnekaan
• Ranu Muda Wartawan Muslim, Dibui karena Liputan Pemberantasan Pekat