Selasa, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Agutus 2016 23:20 wib
4.601 views
Pemkot Solo Tak Serius Tangani Prostitusi
SOLO (voa-islam.com)--Aktifitas prostitusi di kawasan Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta atau Solo, Jawa Tengah kembali marak beberapa saat setelah Ramadhan. Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) menilai, pemerintah kota Surakarta tidak serius dalam menangani penyakit masyarakat ini.
Edi Lukito, Ketua LUIS mengatakan sampai saat ini praktek prostitusi masih berlangsung di wisma-wisma sekitar RRI Surakarta. Hal ini menandakan bahwa penanganan prostitusi hanya bersifat musiman.
"Kami melihat pemkot tidak seriys menangani prostitusi. Bulan ramadhan di prostotusi seolah oleh dilarang, begitu selesai Ramadhan mereka dibiarkan. Bisa dibilang penanganannya setengah hati," kata Edi di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, baru-baru ini.
Edi mengaku telah menggali informasi dari para pelacur yang biasa mangkal di Kawasan RRI Surakarta. Mereka masuk dalam jurang kemaksiatan itu lantaran adanya desakan kebutuhan ekonomi. Jika mendapat pekerjaan baru yang layak mereka bersedia untuk taubat.
"Ketika kita kumpulkan, mereka itu mau berhenti melakukan maksiat asal ada solusi pekerjaan. Mereka kami tawari untuk transmigrasi ke Sumatera, kebetulan ada saudara kami yang punya perkebunan sawit di sana," imbuhnya
Sementara itu, Joko Sutarto dari Tim Advokasi Umat mngungkapkan, setodaknya ada 20 hotel di sekitar RRI masih menyuguhkan wanita pelacur. Warga sekitar merasa terganggu. Terlebih kawasan tersebut banyak anak-anak usia sekolah. Namun, Pemkot seolah abai dengan perkembangan anak di kawasan tersebut.
"Ini bsangat memperihatinkan, warga di sana terganggu, anak anak juga rawan terkena dampak. Tapi pemkot sama sekali tidak bertindak tegas,” ujar Joko.
Joko memgaku sudah jengah dengan janji-janji pemkot. Menurutnya jika izin wisma atau hotel harus sesuai peruntukannya digunakan sesuai peruntukkannya.
"Kami berharap bukan janji janji lagi. Jangan sampai kami turun tangan sendiri," katanya.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Surakarta, Eny Tiasni Suzana menargetkan dalam waktu satu bulan akan menindak tegas hotel hotel yang membuka praktek prostitusi di kawasan RRI Surakarta.
Eny memgaku kewalahan dalam menangani praktek prostitusi di kawasan tersebut. Oleh karena itu pihaknya mengapresiasi langkah langkah yang dilakukan LUIS yang peduli pada penanganan penyakit masyarakat di Kota Surakarta.
Eny pun merasa kawatir terhadap generasi penerus jika lingkungannya tercemari dengan perilaku yang melanggar kesopanan ataupun penyakit masyarakat. Dirinya mengapresiasi atas masukkan LUIS, dan Disbudpar berupaya meminimalisir keberadaan hotel mesum diwilayah RRI.
"Ini masukkannya sangat positif. Kami juga prihatin kalau perkembangan anak-anak dicemari aktifitas lingkungan yang tidak baik," katanya.
Dalam.waktu dekat pihaknya akan segera memanggil 20 pengelola hotel dan wisma di kawasan RRI yang diduga memberikan layanan esek-esek untuk tamu yang menginap.
Pihaknya juga akan berkordinasi dngam satpol PP selaku penegak perda dan Badan Penanaman Modal Perijnan Usaha Terpadu (BPMPT) yang berwenang mengeluarkan perijinan usaha.
"Kami akan beri waktu satu bulan atas apa yang bisa kami lakukan. Jika masih berulah kami rekomendasikan untuk dicabut ijinnya," pungkas Eny. *[Aan/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!