Mualaf Award, Upaya Mendorong Mualaf untuk Berkiprah dalam Dakwah Islam

JAKARTA (voa-islam.com)--DKM Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan mengadakan silaturahmi akbar bersama para mualaf, Rabu (23/3/2016). Dalam temu akbar tersebut diadakan pula Mualaf Award yang diberikan kepada mualaf berprestasi.

Kristolog Insan LS Mokoginta yang mendapat Mualaf Award  mengatakan bahwa penghargaan tersebut diberikan kepada mualaf yang memiliki kontribusi besar untuk Islam.

“Mualaf Award yang kami terima itu tujuannya agar para mualaf lain bisa berprestasi dalam dunia Islam. Ketika kita banyak berbuat untuk Islam maka dia berhak mendapatkan penghargaaan ini,” kata Insan kepada Voa-Islam usai acara.

Selain itu Insan menegaskan bahwa ketika seseorang memutuskan masuk Islam, maka seorang mualaf haruslah berjuang sekuat tenaga untuk kemajuan dakwah Islam

“Ketika sudah masuk dalam Islam, maka kita harus berbuat, kita harus tunjukan hasilnya,” ujar Insan yang juga mantan missionaris Kristen tersebut.

Salah satu kategori penganugerahan penghargaan ini adalah kontribusi mualaf, terutama usaha seorang mualaf untuk mengkader dan usaha mengislamkan orang lain.

“Kita ini mendapatkan award karena kita dinilai banyak berbuat, banyak ceramah ke mana-mana, karena kita banyak mengkader khususnya. Banyak mengislamkan orang non muslim,” ungkap Insan.

Selain Insan, sejumlah mualaf juga mendapat penghargaan Mualaf Award dari Masjid Raya Pondok Indah. Mereka adalah Yusuf Ismail dan Ita Megavitri.* [Sendia/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Berita Dakwah Indonesia lainnya:

• Dai Asal Papua Seru Umat Islam Rapatkan Barisan Jihad Guna Memilih Pemimpin DKI
• Pilgub DKI, Yusuf Mansur: Tingkatkan Daya Kompetisi, Bukan Tingkatkan Permusuhan
• MEA Bergulir, Kristenisasi di Daerah Pedalaman Semakin Meresahkan
• Kristolog: MEA Peluang Besar bagi Kristenisasi di Indonesia
• Hati-Hati Misionaris Jadi Mualaf Gadungan
• Mualaf Keturunan Tionghoa Di Jakarta berjumlah Ratusan
• Dinilai Berbau Komunisme, Pementasan Monolog Tan Malaka di Bandung Dibubarkan Polisi dan Ormas
• Beda Strategi, Orientalis Temporer atau Modern Tetap Membenci Islam