Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 12 Agutus 2015 05:15 wib
4.809 views
Muhamadiyah-NU Harus Kembali kepada Khittah Pendirinya dan Jadi Ikon Pergerakan Dakwah Islamiyyah
BANDUNG (voa-islam.com) – Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah baru saja menyelesaikan muktamarnya. Dari dua muktamar tersebut KH. Ma’ruf Amin terpilih sebagai Rais Aam PBNU dan KH. Yunahar Ilyas masuk dalam pimpinan pusat Muhammadiyah.
Kedua tokoh di atas mendapat perhatian dari Sekretaris Pembela Ahlus Sunnah (PAS) Jawa Barat, Ustadz Syarif M.Pdi, khususnya terkait kiprah KH. Yunahar Ilyas.
“Bahkan, kami sangat mengapresiasi setinggi-tingginya keputusan yang dikeluarkan KH. Yunahar Ilyas yang dengan tak sungkan mengatakan bahwa Muhammadiyah ingin memurnikan ajaran Islam dan membersihkan dari paham ajaran sesat dan menyesatkan Syi’ah Rafidhah,” katanya kepada voa-islam.com, Sabtu (08/08) yang lalu via surat elektronik.
...hadratul syaikh Hasyim Asy’ari (1875-1947) telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan tentang kesesatan Syi’ah Rafidhah. Alhasil, NU itu sebetulnya anti Syi’ah
Hal ini, menurut Ustadz Syarif merupakan fokus perhatian PAS Jabar, Ormas maupun komunitas Islam lainnnya yang bergerak di ranah amr ma’rûf wa nahyi munkar yang sudah lama merindukan sinergitas gerakan dengan ormas-ormas besar Islam, dalam rangka membersihkan bumi pertiwi ini dari pemahaman sesat kelompok-kelompok sempalan, semisal Ahmadiyah dan Syi’ah Rafidhah.
“Kami yakin semua ormas Islam, khususnya Muhammadiyah dan Nahdhatul ‘Ulama sejatinya adalah pergerakan dakwah islãmiyyah yang berpegang teguh pada al-Qur’an dan al-Sunnah dan berpaham ahlussunnah wal jamã’ah. Founding father NU sendiri, hadratul syaikh Hasyim Asy’ari (1875-1947) telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan tentang kesesatan Syi’ah Rafidhah. Malah, dalam fatwanya itu beliau mengutip pernyataan al-Qadhi ‘Iyadh dalam kitab al-Syifa yang dengan jelas mengatakan bahwa dipastikan kekafiran setiap orang yang mengatakan suatu ucapan yang mengantarkan pada kesimpulan bahwa seluruh umat telah sesat dan para shahabat telah kafir. Alhasil, NU itu sebetulnya anti Syi’ah,” jelas Mahasiswa Program S3 UIKA Bogor ini.
Prof. Dr. Hamka (1908-1981) dengan tegas juga mengatakan, kita di Indonesia ini adalah golongan Sunni. Jadi, Muhammadiyah juga bukan pendukung Syi’ah
“Begitupun dengan Muhammadiyah, di antara tokoh pendahulu mereka, Prof. Dr. Hamka (1908-1981) dengan tegas juga mengatakan, kita di Indonesia ini adalah golongan Sunni. Jadi, Muhammadiyah juga bukan pendukung Syi’ah,” tambahnya.
Karena itu, PAS Jabar berharap, kata Ustadz Syarif, kepemimpinan Ketua Umum terpilih, baik NU maupun Muhammadiyah, dapat mengembalikan kedua ikon pergerakan dakwah islãmiyyah ini ke khiththah para pendirinya.
“Jangan lantaran pertimbangan pragmatis sesaat beralih menjadi pendukung kesesatan (Syi’ah dan Ahmadiyah) atau aliran liar lainnya,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!