Sabtu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Juni 2015 09:03 wib
8.837 views
Peneliti INSISTS: Ide Islam Nusantara itu Absurd, Definisinya Tidak Jelas
BANDUNG (voa-islam.com) - Ide Islam Nusantara yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang kemudian juga didukung oleh Presiden Jokowi terus mendapatkan kritik dari ulama, cedndekiawan, serta tokoh Islam. Salah satunya adalah Dr. Tiar Anwar Bachtiar.
Menurut Dr. Tiar yang merupakan sejarawan ini, istilah atau ide Islam Nusantara ini tidak jelas definisinya.
"Ide atau istilah Islam Nusantara yang dicetuskan oelh Said Aqil itu absurd. Definisinya tidak jelas, yang dimaksud Islam Nusantara itu apa? Jadi, dari segi definisinya sudah tidak jelas," katanya kepada voa-islam.com, via whatsapp, Kamis (18/06).
...Islam dipandang sebagai produk budaya sehingga mesti mengalami dekontruksi nilai-nilai keuniversalannya
Ketika ditanya apakah ada kelompok liberal di belakang ide dan pemikiran Islam Nusantara ini, Dr. Tiar menjawab.
"Saya tidak tahu persis apakah ada kelompok liberal dibelakangnya, tapi yang jelas ide Islam Nusantara ini dikhawatirkan digunakan untuk menstigmatisasi kelompok tertentu yang tidak sepaham," jelas peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) ini.
Sementara itu, menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pembela Ahlus Sunnah (PAS) Jawa Barat Ustadz Syarif Hidayat, M.Pdi ide Islam Nusantara merupakan gagasan untuk mengkerdilkan makna Islam.
"Seakan-akan Islam dipandang sebagai produk budaya sehingga mesti mengalami dekontruksi nilai-nilai keuniversalannya," katanya kepada voa-islam.com, Jum'at (19/06).
Sebenarnya, lanjut Ustadz Syarif ide pribumisasi Islam dalam konteks kemoderenan kali pertama dicetuskan dan diaplikasikan di Negeri Turki pada awal paruh pertama abad XX yang lalu oleh Kemal Attaturk, sampai-sampai saat itu semua symbol Islam diganti dengan budaya local dan Eropa, termasuk adzan harus dikumandangkan dalam bahasa Turki.
...ide Islam Nusantara merupakan ide kesiangan dan hanya pengjiplakan sekularisasi Turki yang sudah tidak laku lagi
"Jadi, hemat ana, ide Islam Nusantara ini bukan ‘barang baru’ tetapi ‘barang usang’ yang seharusnya tidak tercetus dari pemimpin kita di negeri ini. Kenapa kita tidak pernah bercermin pada sekularisasi ajaran Islam di Turki yang pada akhirnya mereka sendiri merindukan kembali pada nilai-nilai yang sebenarnya sebagaimana yang pernah diturunkan kepada Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam," jelas Ustadz yang sedang menempuh studi doktoral bidang pendidikan Islam di UIKA Bogor.
"Karena itu, ide Islam Nusantara merupakan ide kesiangan dan hanya pengjiplakan sekularisasi Turki yang sudah tidak laku lagi," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!