Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Februari 2015 21:00 wib
7.661 views
Ummat Islam dan Masyarakat Solo Tolak Kebangkitan Komunis Apapun Bentuknya!
SOLO (Voa Islam) – Memang sejak hari Senin pagi (23/02/2015) beberapa pimpinan elemen Muslim disibukan dengan rencana kegiatan yang diduga berbau komunisme atau PKI yang akan digelar Selasa 24 Februari 2015 di Taman Budaya Surakarta (TBS) Kentingan. Acara dengan mengambil tema ,”Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Trgedi 1965/1966 untuk Mewujudkan Rekonsiliasi.” Menurut rencana sebagai nara sumber adalah Nur Kholis Hasto Atmojo dari komnas HAM, Handoyo Laksono dari Fakultas Hukum UNS dan dari Winarso (Mantan Pengurus PRD).
Kegiatan yang patut diduga ingin memutarbalikkan fakta sejarah kebiadaban PKI tadi pagi telah mampu digagalkan masyarakat Solo. Pada kenyataannya, memang banyak kalangan generasi muda di berbagai lapisan masyarakat sudah tidak lagi mengetahui sejarah kelam pembantaian para Ustadz, Kiyai, kaum muslimin di berbagai tempat pada tahun 1965 dan tahun-tahun sebelumnya.
Maka pada hari Selasa (24/02/2015) pagi tadi, yakni sejak pukul 08.00 Elemen Islam Solo Raya mulai berkumpul. Elemen Muslim Solo Raya yang memprotes berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Solo Raya, Jamaah Ansharus Syariah (JAS) Solo, Forum Komunikasi Aktivis masjid (FKAM) Solo, Hisbullah Divisi Sunan Bonang dan Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT).
Menurut Muhammad Syafik dari Divisi Data dan Informasi LUIS , acara semacam ini pernah lolos 3 kali di Solo. ”Walau taunya mendadak, kali ini elemen Muslim kompak dan bergerak bersama-sama memprotes kegiatan yang berbau komunis. Kita tidak ingin kecolongan lagi,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Nahdhatul Ulama Solo Helmy Akhmad Sakdilah juga mempersoalkan pencantumkan nama dirinya dalam undangan tanpa ada konfirmasi sebelumnya. ”Saya kecewa, Saya juga sudah ingatkan kepada panitia, tidak ada rekonsiliasi dengan Komunis di Indonesia,” tambah pak Helmy.
Kejahatan kaum Komunis Di Kota Solo
Dalam sebuah akun fb bernama Front Anti Komunis Indonesia (https://www.facebook.com/note.php?note_id=321186979657) tertulis bahwa:
Memunculkan kekacauan dan ketakutan adalah dua senjata sangat penting yang selalu digunakan Marxisme dan komunisme. Kecenderungan Marxisme kepada terorisme dan kekerasan tampak dalam percobaan di distrik Paris ketika Marx masih hidup. Terorisme, secara khusus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ideologi Komunis dengan Lenin, ketika ia sedang menerapkan teori Marx.
Kaum komunis menumpahkan darah jutaan manusia di setiap tempat di bumi, dan membuat orang mengalami penderitaan, ketakutan, dan kekejaman dengan mendirikan organisasi-organisasi teroris. Kini semua pemimpin Komunis dikenang karena penindasan dan pembunuhan yang mereka lakukan. Meskipun demikian, masih saja ada sejumlah kalangan yang memajang foto para pembunuh kejam yang bersimbah darah ini pada dinding-dinding mereka, dan masih menerima orang-orang bengis ini sebagai guru mereka.
Juga kita bisa melihat dalam youtube.com ada rekaman pemberitaan tentang malapetaka di kota Solo akibat pemberontakan komunis pada tahun 1965 yang pernah disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta, pada tahun 2013, ketiga video tersebut bisa diunduh di:
- https://www.youtube.com/watch?v=AuUvNmYGFc0
- https://www.youtube.com/watch?v=XQ_JtbiSefo ,
- https://www.youtube.com/watch?v=zbbgWGgxuTc,
Jadi kekhawatiran masyarakat bisa dipahami dari segi upaya-upaya kelompok pro PKI untuk membangkitkan kembali paham komunis di negri ini. Yang mana akan tergambar kekejaman demi kekejaman sebagai akibat logis paham komunis. (AF/Endro/Voa Islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!