Rabu, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Februari 2015 13:11 wib
8.713 views
Anis Matta dan Din Syamsuddin: Perlunya Pembentukan Majelis Syuro Partai dan Ormas Islam
YOGYAKARTA (voa-islam.com) - Senada dengan Ketua MUI dan Muhammadiyah Din Syamsuddin yang mengatakan pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi Kongres Umat Islam VI yang tak lepas dari sejarah Kongres II yang dinilai paling monumental. Karena pernah menjadi tuan rumah kongres yang monumental pada 1945," katanya dalam pidato pembukaan di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin, 9 Februari 2015.
Ia mengatakan ada dua kongres yang dinilai paling monumental, yang pertama dan kedua. Kongres pertama berlangsung pada 1938 dan mengukuhkan Majelis Islam A'la Indonesia. Majelis itu merupakan lembaga payung bagi organisasi-organisasi Islam di Indonesia kala itu.
Adapun kongres kedua, berlangsung di Yogyakarta pada 1945, menghasilkan putusan yang monumental juga. Peserta kongres memutuskan membentuk Majelis Syuro Muslimin Indonesia, partai tunggal Islam di Indonesia..
Untuk memperkuat peran umat Islam dalam meraih kekuasaan, sangat penting perlunya pembentukan majelis syuro partai dan ormas Islam. Demikian peryataan Presiden Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) Anis Matta dalam kata sambutannya dalam pleno Kongres Umat Islam (KUI) ke-VI di Yogyakarta.
Keberadaan dari Majelis Syuro akan menjadikan jembatan dan sekaligus mediasi bagi partai politik dan ormas Islam untuk memperjuangkan politik dan aspirasi dari umat Islam.
Dengan demikian perjuangan partai partai politik Islam yang ada di parlemen senafas dengan keinginan dari umat Islam. Maka dari itu, Anis Matta, berharap dalam KUI ini akan terbentuk majelis syuro yang berperan sangat strategis dalam memperjuangkan aspirasi umat.
Kemudian terkait peta politik umat Islam, Anis menilai, agar umat Islam saat ini tidak membanding bandingkan dengan partai politik Islam di tahun 1955 dengan yang terjadi saat ini.
Hal ini dikarenakan situasinya sangat berbeda. Meski demikian, dalam pemilu orde reformasi ada catatan menarik dimana dalam pemilu yang diselenggarakana tak ada satupun tokoh nasionalis yang dipersiapkan menjadi pemimpin.
Menurut Anis, pencapaian politik umat Islam luar biasa, dengan mewarisi pertarungan selama pemilu menguntungkan umat Islam. Bahkan kemenenangan PDI-P yang selama ini 32 persen hanya 19 persen. “Dengan demikian tak ada satu pun partai politik yang mampu mencalonkan diri presiden dan wakil presiden,” paparnya. [adv/Goesyuli/sharia/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!