JAKARTA (voa-islam.com) - Kritik keras datang dari Ketua DPP PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan atas keputusan Presiden Jokowi yang mengangkat HM Prasetyo, politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebagai Jaksa Agung menggantikan Basrief Arief.
Trimedya, yang di PDI Perjuangan menangani bidang hukum, mempertanyakan pengangkatan HM Prasetyo, yang juga anggota DPR periode 2014-2019.
Menurut dia, Prasetyo tidak memiliki prestasi yang membanggakan.
"Kita hormati pilihan Presiden Jokowi yang mengangkat HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Tapi HM Prasetyo tidak punya prestasi cemerlang saat menjadi jaksa agung muda tindak pidana umum (Jampidum) tahun 2005-2006," kata Trimedya, saat dihubungi, Kamis (20/11/2014).
Selain itu, dia juga meragukan mobilitas Prasetyo, yang sudah berumur lebih dari paruh baya.
"Selain tidak ada prestasi menonjol dari Prasetyo selama menjabat, dengan usia yang 67 tahun, kita kuatirkan mobilitasnya dalam menjalankan tugas. Misalnya kerja lebih dari 10 jam sehari untuk benahi kejaksaan, apakah beliau kuat," ujarnya.
"Kalau misalnya Pak Jokowi ingin Jaksa Agung dari dalam, lebih baik yang muda, yang punya mobilitas tinggi guna memberantas korupsi dan internal Kejagung," lanjutnya.
Bagi dia, langkah Presiden Jokowi dalam menunjuk jaksa agung tidak membuat publik berharap banyak.
"Tapi Prasetyo harus jawab keraguan ini, sebab beliau bukan jaksa yang punya prestasi cemerlang. Penunjukan Prasetyo tidak ada yang surprise (mengejutkan)," imbuhnya.
HM Prasetyo duduk di Komisi III DPR (membidangi hukum) periode 2014-2019. Dia diambil sumpahnya oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis 20 November 2014 siang tadi.
Dengan begitu, Partai NasDem memutuskan untuk memberhentikan Prasetyo dari keanggotaannya di partai. Begitu juga di DPR, akan ada pergantian antar waktu (PAW).
Begitulah Jokowi yang selama ini diagung-agungkan para pendukungnya. Jokowi katanya mau bersih-bersih, tapi memilih Jaksa Agung dari orang Nasdem? [jj/dbs/voa-islam.com]