Senin, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 17 November 2014 07:33 wib
12.233 views
Dengan Open Policy Jokowi Mengantongi Triliunan Dollar Dari Investor Asing
BEIJING (voa-islam.com) - Kebijakan ‘Open policy’ Jokowi di pertemuan APEC di Beijing, ratusan CEO dari perusahaan multilateral raksasa global, di mana puluhan investor asing, yang tergabung dalam 20-20 Investment Association, menyiapkan modal hingga US$ 8 triliun untuk mendukung pengembangan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
"Kekuatan dananya US$ 8 triliun. Sudah dihitung," kata Jokowi usai menjamu para investor dari 20-20 Investment Association di Istana Negara, Selasa (4/11).
Menurut Jokowi, Indonesia sedang membutuhkan dana segar untuk mendukung pendanaan proyek-proyek infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, listrik, dan kereta api di luar Jawa. Namun, akibat postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terbatas, maka dibutuhkan peran serta swasta melalui investasi.
"Kalau ditunda-tunda infrastruktur, semakin ditunda akan semakin mahal. Semakin naik harganya. Kita libatkan investor asing masuk ke bidang-bidang itu. Bidang lain nanti dulu," tuturnya.
Presiden menjelaskan kerjasama pengembangan infrastruktur nasional nantinya akan dilakukan secara korporasi atau business to business. "Itu bisa BUMN sana dengan BUMN sini. Bisa swasta sana dengan BUMN sini, bisa swasta sana dengan swasta sini," katanya.
Jokowi berharap komitmen investasi 20-20 Investment Association di bidang infrastruktur bisa segera terealisasi, sehingga menciptakan lapangan kerja baru yang lebih besar. Untuk itu, para investor asing tersebut akan berkeliling Jakarta, Yogyakarta, dan Bali untuk meninjau lokasi investasi secara langsung selama seminggu penuh.
"Ya kan dilihat dulu dong suasana yang ada di lokasi-lokasi itu. Lokasi untuk sea port di mana, deep sea port di mana, railway track di mana," ucap Jokowi.
Sementara itu, pemerintah Indonesia mengantongi komitmen investasi sebesar US$ 27,4 miliar dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang menawarkan proyek investasi kepada pengusaha-pengusaha Tiongkok selama KTT APEC di Beijing berlangsung.
Setidaknya ada 12 proyek pertambangan, energi, dan infrastruktur yang sudah berhasil ditemukan sumber pendanaannya oleh pemerintah. Dari 12 proyek tersebut, tiga proyek yang paling besar nilai investasinya adalah:
Investasi : US$ 17,8 miliar.
Proyek : Pembangkit listrik berkapasitas 6.080 megawatt (MW) di Sungai Tayang, Tandjung Selor, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Utara.
Calon investor : Shanghai Electric Power Co. Ltd dan China Power Investment Corporation.
Mitra lokal : PT Kayan Hydro Energy.
Deskripsi : Pembangkit tersebut diproyeksi dapat menyediakan seluruh kebutuhan listrik Pulau Kalimantan dan pengerjaannya dibagi menjadi lima tahap sampai 2024.
Investasi : US$ 5,15 miliar.
Proyek : Galangan kapal dengan kapasitas produksi 500 unit kapal ukuran 3.500-5.000 DWT dalam lima tahun.
Calon investor : Shen Zhen Tian He Wei Hang Investment Co. Ltd.
Mitra lokal : PT Zadasa, bagian dari grup PT Indosmelt
Deskripsi : Galangan kapal yang mampu memproduksi kapal kargo, kontainer, LNG, bulk semen, dan sebagainya.
Investasi : US$ 1,5 miliar.
Proyek : Kawasan Industri seluas 1.300 hektare di Sulawesi Tenggara
Calon investor : Fujian Tian Mao Property Group
Mitra lokal : PT Global Sukses Grup
Deskripsi : Perusahaan patungan PT Cahaya Sukses International akan membangun kawasan industri di Konawe Utara dan Kolaka Utara yang terletak di Sulawesi Tenggara. Kawasan tersebut memiliki pembangkit listrik berkapasitas 2x150 MW untuk memenuhi kebutuhan 10 smelter nikel dan dilengkapi pelabuhan berkapasitas bongkar muat 50 ribu metrik ton.
Proyek lain yang juga ditandatangani komitmen investasinya antara lain jalur elevated kereta cepat Jakarta-Surabaya sepanjang 800 kilometer; smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur; pabrik pengolahan gula di Mojokerto, Jawa Timur; serta smelter nikel pig iron di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Didie Suwondho, Ketua Pelaksana Indonesia-China Trade Investment Economic Forum memastikan kesepakatan ini dibuat pada acara forum bisnis yang diinisasi Kadin bersama pengusaha Tiongkok selama KTT APEC berlangsung.
"Investor senang terutama setelah Pak Joko Widodo mengatakan ingin memudahkan regulasi dan birokarasi. Nilai investasinya yang sangat besar, kami yakin akan mampu menggerakkan ekonomi Indonesia setelah selesai nanti," kata Didie di kantor Kadin, Rabu (12/11).
Selanjutnya, dalam forum US-Indonesia Investment Summit yang digelar di Hotel Mandarin Oriental Jakarta hari ini, Rabu (12/11), para pelaku bisnis Amerika Serikat menyatakan komitmen mereka membantu Indonesia mencapai ambisi pertumbuhan ekonomi tujuh persen dengan meningkatkan kerjasama ekonomi.
"Pidato yang sangat luar biasa di Beijing kemarin. Kami investor Amerika Serikat jadi sangat bersemangat untuk bekerja dengan beliau dan bersedia membantu rencana mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Myron Brilliant, Wakil Presiden Senior Urusan Internasional Kamar Dagang Amerika Serikat.
Managing Director AmCham Andrew White menyatakan jika iklim investasi Indonesia cukup kondusif maka dalam lima tahun mendatang diperkirakan akan ada tambahan investasi baru sebesar US$ 61 miliar dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. "Kami melihat adanya tanda-tanda positif dari Pemerintahan Presiden Joko Widodo serta semangat baru untuk menjalin kerja sama dari para investor Amerika Serikat," ujar White.
Benarkah di bawah pemerintahan Jokowi Indonesia kebanjiran investor asing yang akan menanamkan modalnya ke Indonesia dalam skala besar puluhan triliun dollar? Adakah ini bentuk penjajahan dan penguasaan atas Indonesia melalui model investasi? [dimas/dbs/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!