Rabu, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 5 November 2014 13:50 wib
4.997 views
Kasus Tindak Asusila di JIS Adalah Kasus Bodong (Korban Tak Mengalami Trauma)
Jakarta (voa-islam.com) - Ternyata, tindak asusila atau sodomi terhadap MAK, murid TK Jakarta Internasional School (JIS) yang dilakukan oleh sejumlah petugas kebersihan, tidak ada, alias tidak pernah terjadi alias bodong. Hal ini berdasarkan bukti-bukti berupa foto yang dibenarkan oleh saksi, Neil Murphy, dalam persidangan tertutup kasus JIS kemarin, 3/11, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Beberapa foto yang dibenarkan saksi adalah kegiatan MAK yang bermain prosotan pada tanggal 19 Maret 2014 pukul 10.37 WIB dan wajah ceria MAK ketika bermain di kelas dengan siswa lain pada 20 Maret 2014 pukul 10.30 WIB.
Sementara dalam BAP disebutkan pada tanggal 17 Maret 2014 MAK disodomi oleh Agun, Azwar dan Syahrial sebanyak tiga kali. Kemudian pada 20 Maret kembali terjadi sodomi pada pukul 10.00 WIB.
Pengacara Virgiawan Amin, Mada R. Mardanus seusai sidang tertutup tersebut menjelaskan, dalam persidangan itu Majelis Hakim sangat antusias untuk mendalami keterangan Murphy terkait foto dan pengambilan foto-foto tersebut di kelas. Murphy sendiri yang mengambil foto kegiatan tersebut setiap harinya untuk merekam aktivitas para siswa.
Dalam penjelasannya, Murphy mengatakan bahwa semua foto mengenai aktivitas MAK pada tanggal-tanggal yang diperlihatkan adalah asli dan bisa diuji. Foto yang diambil Neil tidak hanya terkait MAK, tapi juga siswa lain yang jumlahnya puluhan foto, karena diambil secara rutin sejak Agustus 2013 - Maret 2014 dari setiap aktivitas siswa JIS. Hanya saja yang ditunjukkan di sidang adalah foto-foto yang terkait dengan MAK.
Sementara itu, Pengacara Agun Iskandar, Patra M. Zen menegaskan, sangat tidak
masuk akal anak usia 6 tahun mengalami sodomi 13 kali tapi tidak menunjukkan
perubahan.
"Kenyataannya korban (MAK) bisa bermain prosotan, dan tetap ceria hanya 2 hari setelah kejadian," kata Patra usai sidang.
Murphy juga bersaksi bahwa korban dugaan kekerasan seksual tersebut dalam kondisi normal dan tidak kelihatan adanya trauma serta tetap ceria mengikuti kegiatan sekolah, selama periode Desember 2013 hingga Maret 2014.
Ia melakukan aktivitas seperti biasanya, tetap ceria. Tidak ada unsur trauma atau hal-hal aneh pada diri MAK ketika berada disekolah.
Selain Murphy, sidang juga dihadiri guru MAK lainnya, seperti Lusiana Christina
Siahaan untuk bersaksi.Dalam kesaksiannya Lusiana menjelaskan, sistem pengawasan di JIS sangat ketat, yakni setiap aktivitas siswa selalu dilakukan dalam kontrol penuh dari guru. Apalagi banyak orangtua siswa yang ikut menunggu di sekolah.
Guru Lusiana juga menjelaskan bahwa setiap perubahan pada siswa akan sangat kelihatan karena guru sangat dekat dengan para siswa. Sementara pada MAK tidak ada yang berubah, dia tetap bermain ceria seperti biasa dan terlihat bugar. Kalau ada hal kecil pun yang terjadi, guru pasti akan mengetahuinya.
Bahkan setiap 5 menit sekali guru akan mengecek setiap siswa. Sementara disebutkan bahwa proses sodomi yang diduga dilakukan oleh petugas kebersihan berlangsung 15 menit. Mustahil guru tidak tahu dan tidak akan mencari keberadaan MAK jika si anak tidak terlihat lebih dari 5 menit. Apalagi sodomi itu katanya dilakukan berulang-ulang di lokasi yang sama.
Dalam kesaksiannya kedua guru ini juga mengungkapkan bahwa Pipit Kroonen, ibu MAK, tidak pernah mengantar MAK ke sekolah, melainkan oleh ayahnya yaitu Martijn Kroonen. Sementara pulangnya dijemput oleh pengasuh.
Dan kesaksian dua guru tersebut jauh bertolak belakang dengan keterangan Pipit Kroonen yang melaporkan kasus ini ke Polda Metro. Dalam BAP para terdakwa
petugas kebersihan JIS disebutkan bahwa selama Desember 2013 - Maret 2014 MAK mengalami sodomi sebanyak 13 kali.
Keterangan para guru MAK hari ini, kata Patra, semakin menunjukkan bahwa tidak ada trauma dan peristiwa luar biasa yang terjadi pada anak tersebut selama periode sodomi diduga dilakukan oleh petugas kebersihan.
"Kesaksian para guru ini semakin memperkuat keterangan saksi-saksi sebelumnya bahwa sodomi itu tidak pernah ada," kata Patra. (may/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!