JAKARTA (voa-islam.com) - Sekarang barisan pendukung Jokowi mulai tak sejalan dengan Jokowi. Sekarang mereka menjadi barisan sakit hati (BSH). Mereka meyerang dari mulai soal menteri yang diangkat sampai kebijakan menaikan BBM.
PDIP menilai menteri kabinet pemerintahan Jokowi bermasalah. Sikap penilaian itu disampaikan Ketua DPP PDIP, Effendi Simbolon, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Selanjutnya, Effendi, partai berlambang banteng moncong putih itu belum menentukan sikap terkait kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Wong menterinya (Jokowi) saja masih bermasalah. Siapa Sudirman Said, siapa Rini Soemarno, siapa Menkoekuin? Apa mereka ini yang membawa garis liberal ekonomi," kata Effendi.
Semestinya, kata Effendi, menteri kabinet pemerintahan Jokowi fokus menangani persoalan energi.
"Kan mau fokus ke masalah energi, ya tanganilah energi, bahwa kita belum punya kebijakan diverisifikasi energi, kok energinya nggak ditangani, yang ditangani masalah jaring pengamanan sosial," kata Effendi.
Sementara itu, tak mau ketinggalan si 'Oneng' Rieke menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Melalui akun twitter pribadinya si 'Oneng' mengkritik Jokowi.
"Selamat Pagi.Tolak Pencabutan Subsidi BBM, KIS & KIP TIDAK UNTUK DIBARTER DENGAN KENAIKAN BBM.Tetap di bawah kehendak rakyat dan konstitusi!," tulis Rieke dalam akun twitter pribadinya @rieke_diah, Senin (3/11/2014).
Dibagian lain, sejumlah tokoh masyarakat seperti aktivisi Gereja Benny Susetyo atau Romo Benny, Dirut Lingkar Madani Ray Rangkuti, mendatangi kantor KPK, Senin (3/11/2014).
Mereka mengatas namakan Gerakan Dekrit Rakyat Indonesia (GDR). Mereka mendesak KPK membongkar dugaan korupsi yang melibatkan menteri kabinet kerja yang dipimpin Presiden Jokowi.
Sebab, sejumlah nama calon menteri yang diajukan Jokowi ke KPK dan PPATK ada yang mendapatkan raport merah dan kuning. Mereka menduga, nama-nama itu masuk kini berada di Kabinet Kerja Jokowi-JK.
"Sebetulnya ini meminta pertanggung jawaban KPK, dimana mereka sebelumnya sudah merilis nama-nama di dalam kabinet bertanda merah dan kuning," kata salah satu anggota GDR, Ray Rangkuti di KPK, Senin (3/11/2014).
Jadi kalangan pendukung Jokowi terutama kalangan Kristen, Katolik, sekuler, yang tidak diakomodasi oleh Jokowi dan Mega, masuk dalam Kabinet Kerja, sekarang mereka balik badan dan menggempur Jokowi. Mereka tidak menyangka kabinet Jokowi seperti yang ada sekarang ini.
Bahkan, kabinet Jokowi sekarang ini tidak ada satupun dari suku Batak. Padahal, mereka sudah riang gembira, setidaknya menurut informasi ada empat tokoh Batak yang bakal masuk kabinet, yaitu Jenderal Luhut Binsar Panjaitan (Menko Polhukam), Effendi Simbolon (Menteri ESDM), Muarar Sirait (Mensesneg), dan Trimedya Panjaitan (Menteri Kehakiman), ternyata tidak satupun mereka yang masuk kabinet.
Maka sekarang mereka ramai-ramai balik badan dan nggebuki Jokowi. Termasuk membuat DPR tandingan, supaya pemerintah Jokowi tidak bisa jalan. Inilah yang mereka lakukan. DPR tandingan bukan diarahkan kepada Koalisi Merah Putih, tapi kepada Jokowi. Padahal, semua keputusan penunjukan menteri itu, berada di tangan Mega.
Termasuk media-media yang sebelum pilpres, begitu luar biasanya mendukung Jokowi, tapi ketika kabinet diumumkan mereka langsung balik badan, dan nggebuki Jokowi. Lihat Kompas, The Jakarta Pos,Tempo, MetroTV, Jawa Pos-Indo Pos. Sekarang ini mereka tak lagi sejalan dengan Jokowi. [jj/dbs/voa-islam.com]