Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 26 Oktober 2014 22:30 wib
23.467 views
Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia Untuk Rezim Jokowi-JK
BANDUNG (voa-islam.com) – Indonesia Congress of Muslim Students (ICMS) Jawa Barat, yang digelar pada Ahad (26/10/2014) di depan Gedung Meredeka Bandung, diisi oleh orasi-orasi politik dari mahasiswa, tokoh intelektual, dan ulama.
Selain orasi politik, diakhir acara ICMS yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia ini, membuat sebuah pernyataan yang diberi judul, Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia Untuk Rezim Jokowi-JK; “We Need Khilafah, Not Democracy and Liberal Capitalism”. Berikut ini lengkapnya isi resolusi tersebut yang dibacakan oleh Ipank Fatin.
Resolusi Mahasiswa Islam Indonesia Untuk Rezim Jokowi-JK
“We Need Khilafah, Not Democracy and Liberal Capitalism”
Meski sudah merdeka hampir 70 tahun lamanya, sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, negara ini belum juga mampu mewujudkan cita-cita proklamasinya: melindungi segenap tumpah darah serta mencerdaskan dan mensejahterakan seluruh rakyat. Rezim sudah berulang berganti, sejak era Orde Lama yang dipimpin Sukarno, kemudian berganti era Orde Baru yang dipimpin Soeharto, hingga era reformasi yang dipimpin oleh beberapa presiden: BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Soesilo Bambang Yudhoyono selama 2 periode, hingga saat ini Joko Widodo, cita-cita tersebut tak kunjung bisa diwujudkan. Negeri ini justru tak henti dibelit berbagai persoalan yang seolah tak bertepi: kemiskinan dan kesenjangan, kerusakan moral, korupsi, ancaman diintegrasi, makin menguatnya cengkeraman kapitalisme global dan sebagainya.
kami menuntut kepada rezim Jokowi-JK untuk segera menghentikan sistem sekuler itu dan menggantikannya dengan sistem Islam, dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah
Semuanya ini terjadi karena satu sebab utama, yakni negeri yang rakyatnya mayoritas Muslim ini mencampakkan Islam, baik dari aspek aqidah maupun syariah, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebaliknya, seluruh rezim yang berkuasa di negeri ini, mengambil dan menerapkan sistem dan ideologi sekuler. Karena itu, pergantian rezim satu ke rezim yang lain tidak pernah mengubah apapun, karena masih berada pada simpul yang sama, yakni sekulerisme meski ditafsirkan dan kemas secara berbeda oleh masing-masing rezim.
Ideologi dan sistem sekuler, khususnya sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme liberal, yang diterapkan di negeri inilah yang menjadi biang dari segala keterpurukan dan krisis multidimensi. Alih-alih hendak mewujudkan cita-cita melindungi segenap tumpah darah dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, negara ini justru terjerembab pada imperialisme atau penjajahan baru, yang dalam banyak hal lebih buruk dari pada era penjajahan fisik, pada zaman Belanda dan Jepang. Buktinya, dengan politik utang, negara-negara imperialis Barat, memanfaatkan IMF dan Bank Dunia, mencengkeram Indonesia sehingga negara ini tidak bisa sepenuhnya berdaulat secara politik dan ekonomi. Sistem pendidikan dan budaya sekuler mendorong terjadinya 2,5 juta aborsi di kalangan remaja akibat seks bebas. Sistem politik demokrasi menghasilkan penguasa khianat dan korup sebagaimana ditunjukkan dengan terus meningkatnya kasus korupsi seperti kasus mega korupsi BLBI, Bank Century, kasus Hambalang, dan lainnya, juga lahirnya lebih dari 70 UU yang sarat kepentingan asing. Sementara SDA (Sumber Daya Alam) negeri ini yang begitu melimpah justru lebih banyak dinikmati oleh pihak Asing dari pada rakyatnya sendiri. Tambang emas di Papua dikuasai Freeport, lebih dari 86% minyak dan gas dikuasai perusahaan migas asing. Belum lagi batubara dan sektor-sektor strategis lain seperti telekomunikasi, perbankan, bahkan pertanian dan perkebunan juga tidak luput dari cengkeraman asing. Semua itu tidak bisa dilepaskan dari sistem dan ideologi sekuler tadi serta penguasa yang khianat dan korup. Inilah realitas yang bakal dihadapi oleh Presiden dan Wakil Presiden baru, periode 2014-2019, Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Karena itu, sebagai bentuk rasa tanggungjawab dan kecintaan kepada negeri ini serta kesungguhan mahasiswa Muslim Indonesia dalam berjuang untuk mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, maka kami menyampaikan Resolusi Untuk Jokowi-JK sebagai berikut:
- Sesungguhnya rakyat negara ini benar-benar telah merasakan kerusakan dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara akibat diterapkannya sistem sekuler, khususnya sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme liberal. Oleh karena itu, kami menuntut kepada rezim Jokowi-JK untuk segera menghentikan sistem sekuler itu dan menggantikannya dengan sistem Islam, dengan cara menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Inilah satu-satunya solusi yang benar, yang akan membawa rahmatan lil ‘alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan datang. Dengan syaria Islam, seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar. Ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. SDA yang melimpah itu akan dikelola oleh negara untuk rakyat. Dengan syariat, akan terwujud sistem pendidikan dan budaya yang akan membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang beriman dan bertaqwa serta mampu menjawab tantangan kemajuan zaman. Dan dengan kekuatan khilafah, penjajahan baru dalam segala bentuknya bisa dihentikan segera.
- Hentikan dominasi asing dalam berbagai bidang, khususnya dalam pengelolaan SDA. Kembalikan tambang emas Papua, Blok Migas Cepu, Blok Mahakam, Blok Natuna dan kekayaan alam lainnya yang saat ini dikuasai asing kepada rakyat, dan dikelola sepenuhnya oleh negara demi kesejahteraan rakyat.
- Hentikan pinjaman luar negeri dan hutang ribawi. Sebagai gantinya, wujudkan Rp. 3.000 Trilyun APBN yang berasal dari pengelolaan kekayaan alam, zakat, fa’i, jizyah untuk memberikan jaminan kebutuhan sandang, papan dan pangan, serta kesehatan, pendidikan dan keamanan yang berkualitas dan gratis untuk seluruh rakyat.
- Alihkan seluruh investasi di sektor non riil kepada sektor riil sehingga akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk menyelesaikan 7,24 juta pengangguran dan 47 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
- Wujudkan sistem pendidikan dan budaya yang Islami, dan hentikan segala bentuk pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi yang kemudhorotannya sangat mengerikan bagi generasi muda, seperi aborsi, narkoba, dan berbagai kejahatan remaja.
Inilah satu-satunya jalan untuk membebaskan negeri ini dari neo-imperialisme dan krisis multidimensi, serta mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, sejahtera dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dengan itu, cita-cita Indonesia Hebat bisa diwujudkan secara hakiki. Yakinilah janji Allah SWT, bahwa keberkahan akan dilimpahkan kepada negeri yang penduduknya benar-benar beriman dan bertaqwa dengan jalan menerapkan syariah secara kaffah dalam bingkai khilafah:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96).
Sebaliknya, jika penduduk negeri itu ingkar, abai terhadap syariah dan terus saja mempertahankan sistem dan ideologi sekuler, maka yakinilah pula krisis multidimensi akan terus mendera negeri ini. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!