JAKARTA (voa-islam.com) - Siapa yang berbuat baik, kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri, sebaliknya siapa yang berbuat jahat, maka kejahatan itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Itulah yang pasti akan berlaku dalam rumus kehidupan ini.
Megawati tidak pernah mau memenuhi undangan peringatan Proklamasi 17 Agustus-an di Istana Negara, sejak SBY menjadi presiden tahun 2004. Hanya SBY menjadi presiden, kemudian Megawati mendendam, sampai-sampai diundang memperingati kemerdekaan Indonesia, yang diproklamirkan oleh bapaknya, Soekarno, menolak hadir.
Megawati yang pendendam itu, tak mau datang, saat SBY dilantik menjadi presiden, tahun 2004 dan 2009. Sekarang para pendukung Jokowi, seperti cacing kepanasan, melihat Koalisi Merah Putih, menguasai lembaga DPR dan MPR. Para pendukung Jokowi membuat bermacam-macam isu, dan bahkan mengancaman akan menduduki DPR.
Pendukung Jokowi yang disebut 'relawan' itu, membuat spanduk diseantero Jakarta, dan bertebaran di mana, dan menandakan sebuah ancaman. Seakan-akan mereka yang hanya memiliki kekuatan massa dan didukung rakyat. Padahal, Jokowi itu, hanya dipilih oleh 52 persen, sedangkan Prabowo masih didukung 47 persen, dan sekarang menguasai DPR dan MPR.
Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK, Koalisi Merah Putih (KMP), menyindir Ketua Umum PDIP Megawati. Jadi, tak perlu bertindak seperti cacing kepanasan, dan melakukan opini yang berlebihan tentang pelantikan Jokowi, 20 0ktober nanti.
Dibagian lain, Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah mengatakan hadir atau tidak dalam pelantikan Jokowi merupakan hak tokoh-tokoh politik di Koalisi Merah Putih.
"Kalau undangan, semua diundang, waktu itu Ibu Mega, dua kali Pak SBY jadi presiden diundang, (tapi Mega) tidak datang," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Wakil ketua DPR itu menambahkan sudah menjadi kewajiban lembaga MPR dan DPR untuk mengundang tokoh-tokoh politik untuk hadir dalam pelantikan presiden.
"Apakah mereka hadir itu bukan urusan kami, masa maksa orang hadir, kami mempersiapkan mengundang semua tapi kami tidak tahu semua hadir (atau tidak)," ujarnya.
Sementara itu, Partai Gerindra, melalui Wakil Ketua Umum, Fadli Zon sudah mengisyaratkan tidak hadir dalam pelantikan Jokowi. Sejatinya, Koalisi Merah Putih, kalau mau menjadi kekuatan oposisi jangan setengah hati. [jj/dbs/voa-islam.com]