"Tidak mudah melaksanakan ajaran Trisakti. Ada tiga paradoks dan dilema bagi Jokowi dalam melaksanakan ajaran trisakti," ujar Karyono di Galeri Cafe Taman Ismail Marzuki, Minggu (28/9).
Tiga paradoks, kata Karyono, yakni kepentingan kelompok, kepentingan para politisi, dan lain-lain. "Realitas politik dan Paradoks konstitusi," ujarnya.
Dalam kepentingan kelompok, kata Karyono, terdapat berbagai macam dan tentunya memicu adanya politik transaksi .
"Misalnya Kepentingan para politisi, partai-partai politik yang mendukung Jokowi-JK tentu tidak mau hanya sekedar diberikan cek kosong. Di situlah ada transaksi," kata Karyono.
Kemudian dalam realitas politik. jelasnya lebih lanjut, realitas politik hari ini mengedepankan kepentingan kekuasaan yang juga membuat tidak mudah untuk menjalankan amanat Trisakti.
Sulitnya melaksanakan kabinet Trisakti, dicontohkan Karyono ada dalam RUU Pemilihan Kepala Daerah yang yang baru-baru ini dibuat dan tidak lepas dari kepentingan politik kekuasaan.
Di mana partai-partai politik yang berkoalisi dengan merah putih menginginkan UU Pilkada dengan tujuan untuk merebut kekuasaan di daerah.
"Ini menjadi warning (peringatan) bagi Jokowi-JK," kata Karyono.
Banyaknya peraturan yang baru dibuat dan bertentangan dengan UUD 45, menurutnya bertentangan dengan semangat Trisakti. Dan hal inilah yang menjadi dilema untuk Jokowi dalam melaksanakan ajaran Trisakti dalam kabinetnya nanti. [GN/ahmed/voa-islam.com]