Ahad, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Agutus 2014 03:31 wib
12.257 views
Rhoma Irama Tak Akan Menghadiri Muktamar PKB di Surabaya
JAKARTA (voa-islam.com) - Karena 'dikibuli' dan hanya dijadikan 'vote getter', maka Rhoma Irama, memastikan tidak menghadiri Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Surabaya pada 31 Agustus - 1 September 2014. Ketidakhadiran Rhoma Irama, karena merasa hanya "dimanfaatkan" oleh PKB.
"Bang Rhoma tidak akan hadir pada pembukaan maupun selama muktamar berlangsung karena masih menghormati Koalisi Merah Putih," kata Ketua Umum Fans of Rhoma and Soneta, Surya Aka Syahnagra, di Surabaya, Jumat (29/8).
Selain itu, kata dia, ketidakhadiran "raja dangdut" tersebut, karena merasa hanya "dimanfaatkan" oleh partai yang berada pada urutan kelima di bawah PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra dan Partai Demokrat itu pada Pemilu Legislatif 9 April 2014. "Tidak hadirnya Rhoma sudah diputuskan," kata sebuah sumber di Surabaya.
Sebelumnya, PKB hanyalah partai gurem dengan suara 4 persen, tapi dengan masuknya Rhoma Irama itu, PKB di pileg 2014, mendapat dukungan suara hampir 10 persen. Jadi Rhoma Irama 'efek' itu, sangat jelas dan konkrit. Tapi, sesudah PKB mendapatkan suara 10 persen, kemudian PKB 'dijual' kepada PDIP, dan mendukung Jokowi oleh Muhaimin.
Ia mengakui Rhoma sudah mendapat undangan memeriahkan muktamar PKB sejak tiga pekan lalu, bahkan Muhaimin Iskandar sebagai ketua Umum PKB juga telah menghubunginya langsung. "Pimpinan partai bahkan ingin Rhoma dan Soneta konser memeriahkan muktamar, tapi tidak jadi karena Rhoma tidak bersedia," katanya.
Rencananya, muktamar akan diikuti sekitar 5.000 peserta dari seluruh wilayah dan cabang di Tanah Air dengan agenda antara lain memilih ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB dan serta Ketua Dewan Syuro PKB untuk periode 2014-2019.
Hingga kini, nama calon ketua umum DPP PKB yang mencuat ke permukaan hanya Muhaimin Iskandar, namun sejumlah ulama NU mendorong munculnya calon lain agar muktamar berjalan lebih demokratis.
Muhaimin sendiri menghadapi dilema. Pasalnya, Jokowi sebagai 'majikan' baru Muhaimin itu, mensyaratkan tokoh-tokoh yang bakal masuk di jajaran kebinetnya harus siap menanggalkan baju partainya. Muhaimin menjadi ragu. Apakah masih tetap memegang PKB sebagai ketua, atau memilih menjadi menteri Jokowi. Inilah nasib orang-orang yang sudah bersikap pragmatis, dan haus kekuasaan. jj/dbs/voa-islam.com
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!