Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |
JAKARTA (voa-islam.com) - Nampaknya akan terjadi perubahan paradigma dalam Golkar. Selama ini, Golkar selalu menjadi bagian dari kekuasaan, sejak zamannya Soeharto. Tapi, pemilu presiden 2014 ini, mengubah paradigma Golkar, dan nampaknya Golkar akan menjadi kekuatan oposisi. Benarkah Gollkar memilih jalan oposisi?
Memilih jalan oposisi atau diluar pemerintahan, jalan terhormat bagi Golkar, tidak berada dalam gerbong kabinet Jokowi. Golkar sebagai pemenang pemilu nomor urutan kedua, selayaknya menjadi lokomotif oposisi. Ini sebuah keniscayaan. Seperti juga dikatakan oleh Agun Gunanjar, salah seorang fungsionaris Golkar, yang mengatakan sudah capek menjadi bemper, ujarnya.
Dibagian lain, calon Ketua Umum Partai Golkar MS Hidayat, mengatakan ingin membangun oposisi konstruktif dalam pemerintahan mendatang dengan menempatkan partai itu di luar pemerintahan.
“Golkar saat ini bagian dari koalisi merah-putih artinya sebagai oposisi. Tentu kalau saya terpilih dan koalisi itu masih berjalan, maka akan saya teruskan,” kata MS Hidayat di Bandung, Minggu.
Dia menjelaskan opisisi konstruktif yaitu Golkar melakukan fungsi pengawasan dan kritik apabila ada hal yang perlu dikritik pada kebijakan pemerintah.
Apabila kebijakan itu sifatnya baik bagi masyarakat maka Golkar akan mendukung, lanjutnya. “Golkar selama ini belum berpengalaman di oposisi, maka harus belajar,” katanya.
Menurut dia, Golkar harus segera melakukan pembelajaran menjadi partai oposisi. Dia menilai selama ini Golkar memiliki posisi yang kuat di parlemen karena banyak memiliki politisi handal.
Koalisi 'Merah-Putih' bila berani mengambil posisi 'OPOSISI' dan diluar pemerintahan sangat positif. Bila nanti Jokowi menang di MK? Dengan kekuatan koalisi 'Merah Putih' secara konsisten membangun kekuatan oposisi di luar pemerintahan, maka akan menjadi kekuatan pengontrol atas kekuasaan rezim Jokowi.
Indonesia berpotensi akan menjadi negara demokrasi yang maju seperti di Barat, bila dapat mengelola politik dengan konstruktif, pasca pilpres 2014, di mana kekuatan politik di Indonesia sudah terpolarisasi, dan ini menjadi modal, menuju sistem partai bipolar. Seperti di Amerika hanya ada dua yang mendominasi, yaitu Partai Republik dan Demokrat.
Dibagian lain, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Hashim Djojohadikusumo, membantah partainya akan rekonsiliasi dengan presiden terpilih, Joko Widodo. Menurut dia, rekonsiliasi dengan Jokowi juga tak akan terjadi seusai Mahkamah Konstitusi memutuskan sengketa hasil pemilu presiden pada 21 Agustus mendatang.
"Tidak ada rekonsiliasi. Enggak bakal," kata Hashim kepada wartawan saat jumpa pers di Hotel InterContinental Jakarta MidPlaza, Rabu, 13 Agustus 2014. Lagian ngapain Prabowo rekonsiliasi dengan Jokowi yang sudah sangat arogan, melecehkan dirinya dengan berbagai cercaan. Tak guna Prabowo melakukan rekonsiliasi dengan Jokowi. *jj/dbs/voa-islam.com
FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id
Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com
Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com
Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%.
Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com
Di Akhir Desember Harus Semakin Khawatir Bencana, Kenapa?Kamis, 26 Dec 2024 12:03 |
|
Feminisme dan Delusi Kesetaraan GenderRabu, 25 Dec 2024 20:55 |