Sabtu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Mei 2014 18:30 wib
522.613 views
Inilah Dosa Mega dan Jokowi?
JAKARTA (voa-islam.com) - Wakil Sekjen PKS, Fahri Hamzah, pernah melalui akun Twiternya, mengemukakan tentang "7 Dosa Megawati", dan secara gamblang, tokoh KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) itu, membuat rakyat Indonesia menjadi 'ngeh', sejatinya PDIP itu, tak seharum namanya yang selalu dilekatkan sebagai partainya 'wong cilik'. (lihat : laporan ICW)
Kesadaran kolektif rakyat Indonesia itu, membuat berubah peta poliltik, dan terjadinya kejutan hasil pemilu 2014,di mana PDIP gagal mencapai target perolehan suara yang diinginkannya. PDIP mentok di angka 19,7 persen. Walaupun tetap bertengger di urutan pertama.
Perolehan suara yang pas-pasan itu membuat PDIP dan Jokowi, terpaksa harus melakukan koalisi dengan partai lain. Prediksi akan kemenangan mutlak itu, hanyalah 'pepesan kosong' yang sudah diskenariokan para media kristen dan sekuler yang berada di belakang Jokowi.
Sejatinya PDIP itu tak lain, karakternya merupakan partai nasionalis sekuler, dan tidak memiliki pembelaan riil terhadap kepentingan nasional Indonesia. Itu terbukti saat Mega berkuasa. Inilah kasus-kasus yang terjadi PDIP :
1. PDIP Partai Paling Korup
Di kalangan kelompok menengah perkotaan selama ini belum banyak yang faham, bahwa PDIP itu gudangnya koruptor. Banyak politikus PDIP yang tersangkut korupsi. Kader dan tokohnya menjadi langganan KPK, dan tokohnya seperti Emir Moeis, yang sekarang menjalani pengadilan Tipikor. Termasuk Mega memberikan pengampunan kepada obligor BLBI yang sudah mengeruk dana Rp 650 triliun.
2. Jokowi Presiden Boneka
Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir Jokowi sebagai calon presiden boneka yang diduga akan diintervensi oleh Megawati. Faktanya, Jokowi bukan 'boneka' rakyat, tetapi Jokowi boneka 'konglomerat Cina', seperti James Riyadi Cs, kalangan missionaris, dan kepentingan asing. Itu terbukti kunjungan Menlu Inggris, William Hague, yang jelas-jelas mendukung Jokowi. Termasuk adanya pengaruh Rotary Club dan Freemasonry yang berada di belakang Jokowi.
3. Anak Sulung Jokowi Terima Suap
Anak sulung Jokowi dituding menerima Rp 2 miliar dana suap proyek busway. Informasi ini menyebutkan bahwa Michael Bimo Putranto, bekas Ketua Tim Sukses Jokowi di Solo pada 2005, yang memberikan uang itu. Nama Bimo pertama muncul di majalah Tempo dalam laporan utama mengenai proyek pengadaan 656 bus asal Cina untuk busway senilai Rp 1,5 triliun yang bermasalah. Kabar semakin hangat, karena informasi soal anak sulung Jokowi itu diperoleh dari sumber internal Tempo.
4. Jokowi Presiden, Menteri Agama dari Syiah
Kabar Jalaluddin Rahmat, tokoh Syiah yang menjadi calon anggota DPR dari PDIP di daerah pemilihan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat (Jawa Barat II), diangkat menjadi menteri agama oleh Jokowi merebak dikalangan masyarakat luas. Ini suatu kejutan yang sangat luar biasa, bahwa seandainya Jokowi terpilih presiden mengangkat Jalaluddin Rahmat menjadi menteri agama.
5. Jokowi Penganut Syiah
Dalam blog Kompasiana pada 20 Maret 2014 muncul informasi bahwa istri Jalaluddin Rahmat yakin suaminya masuk daftar calon legislatif dari PDIP karena Jokowi juga penganut Syiah. Kang Jalal, begitu nama panggilan Jalaluddin, berada di nomor urut dalam daftar calon legislatif PDIP di daerah pemilihan Jawa Barat II.
6. Jokowi Bayi di Gendongan Megawati dan James Riyadi
Sepekan sebelum pemilu legislatif di media sosial nampak foto Jokowi menjadi bayi yang digendong Mega. Foto ini menegaskan Jokowi berada di bawah bayang-bayang Mega. Jokowi bukan hanya digendong Mega, tetapi Jokowi juga digendong oleh 'Taipan' James Riyadi.
7. Jokowi pengkhianat Rakyat
Jokowi itu sejatinya seorang pengkhianat rakyat tulen. Betapa dia diberikan amanah oleh rakyat yang memilihnya, kemudian dia mengkhianatinya. Dia dipilih rakyat Solo, dan rakyat Solo berharap akan perbaikan kehidupan mereka, tetapi ditinggalkannya.
Jokowi diberi amanah oleh rakyat DKI Jakarta, baru satu tahun, sudah ditinggalkanya. Padahal, di DKI Jakartai belum melakukan apapun, terutama bagi perbaikan kehidupan dan kota Jakarta, tetapi Jokowi sudah menerima pencapresan oleh PDIP. Ini menggambarkan karakter Jokowi itu, sebagai pengkhianat rakyat.
8. Megawati Pengkhianat Perjanjian Batu Tulis
Prabowo menyatakan bahwa dalam perjanjian Batu Tulis pada 2009, Mega sepakat mendukung Prabowo menjadi calon presiden pada 2014. Dengan mengajukan Jokowi sebagai calon presiden, Mega dan PDIP dianggap mengkhianati perjanjian.
9. Megawati Tukang Jual Aset Negara
Isu ini mengacu pada penjualan sejumlah aset negara, antara lain perusahaan telekomunikasi Indosat, ketika Mega menjabat Presiden RI pada 2001-2004. Termasuk menjual gas 'Tangguh' kepada Cina dengan harga yang sangat murah, dan merugikan triliunan bagi Indonesia. (lihat : Fahri Hamzah : 7 Dosa Megawati)
10. Zaman Megawati Pulau Sipadan dan Ligitan Lepas dari Indonesia
Lepasnya Sipadan dan Ligitan, ketika Megawati menjadi presiden, kasus itu menandakan ketidak mampuan Megawati menyelamatkan integritas nasional Indonesia.
11. PDIP menjadi menjadi kandang Salibis, JIL dan Syiah
PDIP menjadi kandang 'Salibis', JIL, dan Syiah. Hampir 163 caleg PDIP yang beragama Nasrani, dan masih ditambah dengan yang beragama Islam, tetapi penganut JIL (sekuler-liberal), dan masuknya Syi'ah, seperti Jalaluddin Rahmat, dan ini akan menjadi potensi konflik di masa depan.
Itulah sejumlah fakta yang rakyat dan bangsa Indonesia harus menyadari, betapa PDIP yang selama ini sebagai partai yang selalu dikonotasikan partai nasionalis, dan berada pada posisi membela 'wong cilik', ternyata kenyataan tidak membela kepentingan nasional Indonesia, dan rakyat kecil. (afg/dbs/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!