Rabu, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Mei 2014 10:00 wib
13.838 views
Ustadz Arifin Ilham: Mari Dukung Dakwah Pedalaman
SENTUL (voa-islam.com) - “Kisah da’i seperti ini merupakan cambuk bagi saya. Selayaknya da'i dan juru da'wah senantiasa membersihkan hati, meluruskan niat dan tujuan, agar siap menghadapi tantangan da’wah di manapun jua,” demikian komentar Ustadz Arifin Ilham, usai menyimak penuturan pengalaman Ustadz M Idris berdakwah di Pulau Seram, di Majelis Az Zikra Sentul, Jawa Barat, Selasa (13/5) pagi.
Dalam paparannya, Ustadz Idris mengaku membina sekitar 4000 mualaf di tiga desa di Seram Bagian Timur, Maluku. ‘’Keterbatasan da’I dan perlengkapan ibadah seperti mukena, jilbab, mushaf, dan sebagainya,membuat warga setempat enggan bahkan malu mempelajari Islam. Padahal, mereka sudah bertahu-tahun memeluk Islam. Hanya segelintir dari mereka yang melaksanakan shalat dan membaca Al Qur’an,’’ tutur Ustadz Idris, da’i sarjana alumnus Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, Jakarta.
Ustadz Arifin Ilham, da’i asal Banjarmasin, membenarkan bahwa dakwah di pedalaman sangat berat tantangannya. ‘’Kita sangat diuji iman dan keikhlasan tatkala berdakwah di tempat terpencil dan sepi,’’ katanya di hadapan ratusan orang yang memenuhi Majelis Az Zikra usai sholat subuh. Tampak juga sejumlah pengurus LAZIS Dewan Da’wah di antara mereka.
Ia menuturkan, sewaktu masih muda,pernah aktif bersama Jamaah Tabligh untuk dakwah berkeliling. “Memang saya nggak sampai lama dalam khuruj, paling sebelas hari. Keliling-keliling daerah Papua seperti Fakfak, Manokwari,itu sudah pernah saya jelajahi,” ungkapnya.
“Saat di daerah terpencil yang jauh dari keramaian, kita yang sedang berda’wah merasa bahwa sebetulnya kondisi dan lingkungan itulah yang menda’wahi kita. Karenanya, taqarrub kepada Allah SWT mutlak dibutuhkan oleh juru da’wah.’’
Karena itu, da’i harus terus melakukan proses penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). ‘’Qiyamullail, bangun tahajjud disepertiga malam, shalat sunnah dhuha dan infak merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs,’’ katanya. “Jika jiwa kita bersih, insya Allah lisan kita akan semakin tajam untuk menyampaikan kebenaran melalui dakwah,” ia menambahkan.
Ustadz Arifin berpesan bahwa dalam Ilmu Da’wah, metode menyampaikan merupakan hal yang lebih urgen ketimbang bahan da’wahnya. “Meski bahannya bagus, Al Qur’an dan Sunnah, namun bila cara menyampaikannya kurang tepat atau bahkan keliru, maka da’wah tidak akan pernah berhasil,” ia menjelaskan.
Ustadz Arifin Ilham menegaskan, dakwah tidak hanya berlaku di masjid dan majelis-majelis taklim yang bersifat formalitas. Da’i juga harus melayani orang yang sangat sederhana bahkan aneh sekalipun. “Seperti Saya kalau ke daerah, jika bebas memilih tempat duduk, maka saya pilih di dekat orang yang kelihatanya aneh. Semakin aneh penampilannya, semakin senang saya mendekatinya,” jelasnya disambut senyum hadirin wal hadirat.
Sambil bermain futsal pun, Ustadz Arifin berdakwah. ‘’Di tempat futsal juga da’wah, sebab da’wah harus menjadi bagian dari kehidupan kita,” katanya. Misalnya bagaimana olahraga namun tetap menutup aurat, fairplay, dan teamwork.
Ustadz Arifin mengatakan, banyak orang yang tidak tahu aktivitas da’wah para da’i yang dikirim Dewan Da’wah ke pedalaman Nusantara. Padahal, keberadaan mereka sangat penting untuk memahami perkembangan di lapangan. Karena itulah, ia mengajak masyarakat untuk mendukung program Dewan Da’wah. [ruslan/jabir/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!