Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Mei 2014 22:22 wib
20.845 views
Gerakan Sepilis Terus Dipersempit, Pentolan JIL Diusir Mahasiswa UIN Bandung
BANDUNG (voa-islam.com) – Eksistensi gerakan pemikiran Sekulerisme, Pluralisme, dan Liberalisme (Sepilis) di Indonesia terus mendapatkan perlawanan, khususnya dari kalangan kaum Muslimin yang benar-benar istiqomah dan hanif menjalankan risalah al-Islam yang haq. Perlawanan terkini datang dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Puluhan mahasiswa UIN Bandung melakukan demonstrasi menolakan kehadiran pentolan pemikiran Sepilis dari Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, di kampus mereka, Senin (05/05/2014) lusa. Salah satu alasannya, karena Ulil dianggap senantiasa membela kepentingan Yahudi, memojokkan Islam, dan membela aliran-aliran sesat seperti Ahmadiyah dan Syi’ah.
“Berlatarbelakang itulah kami menolak dan siap mengusir Ulil,“ teriak seorang mahasiswa bernama Wahyu saat menyampaikan orasi seperti yang dilaporkan.
Ulil Abshar Abdalla yang merupakan aktor utama JIL ini memang seringkali melontarkan pemikiran-pemikiran yang nyeleneh tentang Islam. Misalnya Ulil pernah menulis di koran Kompas bahwa tidak ada hukum Tuhan di dunia ini. Kemudian Ulil juga pernah mengatakan kalau minum alkohol itu halal kalau diminum di tempat yang dingin. Atas pemikiran-pemikiran nyeleneh yang dilontarkannya tersebut, Ulil pernah difatwakan halal untuk dibunuh oleh Forum Ulama Umat Islam Indonesia (FUUI) medio 2002 lalu.
Penolakan terhadap kedatangan Ulil bukan kali ini saja terjadi. Oktober 2013, lalu Ulil juga ditolak kehadirannya di kampus UIN Sultan Syarif Kasim, Riau. Di kampus UIN Bandung sendiri, rencananya Ulil Abshar Abdalla akan menghadiri perayaan milad jurusan Perbandingan Mazhab yang di dalamnya akan diadakan seminar bertajuk “Rekonstruksi Nalar Fiqih dalam Mewujudkan Mazhab Alternatif”. Bersama Ulil, tokoh JIL lainnya Zuhairi Misrawi juga ditolak kedatangannya di UIN Bandung.
Selain perlawanan-perlawanan terhadap gerakan Sepilis, dilakukan dengan aksi penolakan kepada mereka untuk berbicara menyampaikan pemikirannya diberbagai tempat. Organisasi mereka juga seperti JIL mendapatkan perlawawan. Misalnya ada komunitas Indonesia Tanpa JIL (ITJ), yang program utamanya terus mencounter pemikiran-pemikiran JIL dengan berbagai cara, mulai dari kampanye bahaya Sepilis di sekolah-sekolah, di acara keramaian masyarakat seperti car free day, di sosial media, sampai dengan penerbitan-penerbitan buku.
Perlahan tapi pasti, mayarakat Indonesia, khususnya umat Islam mulai menyadari betapa bahayanya pemikiran Sepilis ini. Jika kesadaran terhadap bahaya gerakan Sepilis ini terus ternanam dalam benak kaum Muslimin di seluruh Indonesia, maka kematian gerakan Sepilis ini tinggal menunggu waktu saja. [PurWD/Adi/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!