Senin, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 28 April 2014 13:37 wib
760.132 views
Musibah, Tokoh Kristen Menjadi Calon Wakil Presiden Jokowi
JAKARTA (voa-islam.com) Ini sebuah musibah luar biasa bagi umat Islam. Di mana belum pernah terjadi sepanjang sejarah Indonesia, sejak merdeka tahun l945, jabatan wakil presiden dipegang seorang yang beragama Kristen. Jika benar terjadi? Ini sebuah anomali sejarah bagi Republik ini.
Sebuah informasi dari sumber yang sangat layak dipercaya, mengatakan, bahwa Jokowi memilih Jendral Luhut Binsar Panjaitan, sebagai calon wakil presiden. Berdasarkan sumber itu, Jokowi sudah menemui Luhut di rumahnya, dan meminta Luhut Panjaitan menjadi calon wakil presiden. Menurut sumber itu, menambahkan, bahwa Luhut Panjaitan, menyatakan kesediaannya, mendampingi Jokowi, sebagai wakil presiden.
Menurut sumber lainnya, antara Jokowi dan Luhut Panjaitan sudah lama bersabat. Keduanya bersahabat dan saling komunikasi. Keduanya sama-sama pengusaha. Jokowi pengusaha 'furniture', dan menurut sumber informasi itu, Luhut yang memasok kebutuhan bahan 'funiture' Jokowi.
Dibagian lain, di dalam 'biografi' Jokowi, ketika masih kanak-kanak di Solo, sering berboncengan sepeda dengan temannya yang beragama Kristen/Katolik. Sangat akrab. Jadi tidak pernah ada jarak dengan mereka yang beragama Kristen/Katolik. Inilah latar belakang Jokowi.
Ketika, maju menjadi walikota Solo, maka Jokowi memilih wakilnya, seorang Katolik, bernama Rudy. Di Jakarta pun, Jokowi di dampingi oleh Ahok, yang beragama Kristen. Jadi nampaknya sudah menjadi pilihan Jokowi, yang selalu pendampingnya dari tokoh yang agamanya Kristen.
Sebelumnya, Senin malam (15/4), berlangsung pertemuan antara Mega, Jokowi, Sabam Sirait dengan sejumlah Duta Besar dari negara-negara Barat, termasuk Vatikan, di rumah pengusaha Jacob Soetojo. Mega dan Jokowi meminta pertimbangan para Duta Besar negara-negara Barat, siapa yang akan mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden?
Selain Mega, Jokowi, Sabam Sirait, hadir Dubes Amerika Serikat (AS) Robert O.Blake Jr, Dubes Norwegia Stig Traavik, Dubes Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi, Dubes Myanmar U Min Lwin, Dubes Meksiko Melba, Dubes Peru Roberto Seminario Purtorrero, dan Dubes Inggris Mark Canning . - See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/04/15/29876/adakah-jokowi-menjadi-ancaman-kepentingan-nasional-indonesia/#sthash.8WZU7VMv.dpuf
Selain Mega, Jokowi, Sabam Sirait, hadir Dubes Amerika Serikat (AS) Robert O.Blake Jr, Dubes Norwegia Stig Traavik, Dubes Vatikan Mgr Antonio Guido Filipazzi, Dubes Myanmar U Min Lwin, Dubes Meksiko Melba, Dubes Peru Roberto Seminario Purtorrero, dan Dubes Inggris Mark Canning . - See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/04/15/29876/adakah-jokowi-menjadi-ancaman-kepentingan-nasional-indonesia/#sthash.8WZU7VMv.dpuf
Selanjutnya, Jokowi menetapkan pilihannya, dan tokoh yang telah dipilih yaitu, Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, MPA, yang lahir di Simargala, Huta Namora, Kecamatan Silaen,Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September l947.
Luhut Panjaitan pernah diangkat menjadi Duta Besar Indonesia untuk Singapura, di masa pemerintahan BJ.Habibie, kemudian ditarik pulang ke Jakarta, dan diangkat oleh Abdurrahman Wahid, menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Persatuan Nasional.
Sekarang, posisi Luhut Binsar Panjaitan masih menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar. Apakah dengan dipilihnya Luhut oleh Jokowi itu, jabatannya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar, segera berakhir?
Beberapa waktu yang lalu, Luhut masih mengeluarkan kritikan terhadap Ketua Dewan Pembina Golkar, Akbar Tanjung, yang dia nilai melakukan penggembosan terhadap calon presiden Golkar, Aburizal Bakrie.
Luhut Panjaitan adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasionall angkatan tahun l970. Karir militernya banyak dihabiskan bertugas di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81 (Anti Teror).
Putra Batak ini merupakan anak ke-1 dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu. Untuk mengejar cita-citanya, ia hijrah ke Bandung dan bersekolah di SMA Penabur.
Inilah sebuah perkembangan baru pasca pemilu legislatif 2014. Di mana dengan situasi politik yang penuh ketidak pastian. Dengan tidak adanya suara mayoritas yang diperoleh oleh partai-partai politik. Partai mana nanti yang akan digandeng PDIP, mengusung pasangan Jokowi-Luhut Binsar Panjaitan?
Lalu, menghadapi langkah politik yang dilakukan oleh Mega, Jokowi, dan PDIP, Partai-partai Islam, masih belum mau bersatu? Sudah ada preseden, di DKI Jakarta, kalangan Islam gagal, dan kemudian kemenangan di raih Jokowi-Ahok.
Di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, kondisi sama, di mana tokoh-tokoh Kristen mengambil alih kekuasaan di wilayah itu, akibat perpecahan kalangan politisi Islam. Dapatkah langkah politik Jokowi ini, membuat kesadaran baru?
Jika pasangan Jokowi-Luhut Panjaitan menang dalam pilpres nanti, maka pertamakali dalam sejarah Indonesia, wakil presiden beragama Kristen. Sementara itu, DKI Jakarta akan dipegang oleh Ahok yang beragama Kristen. Ini merupakan sejarah baru DKI, di mana belum pernah terjadi sebelumnya, seorang Gubernur DKI beragama Kristen. (jj/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!