Ahad, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 27 April 2014 11:34 wib
16.278 views
Setelah 'Direbut', Maulid dan Isra'-Mi'raj Kini Mewarnai Masjid Ramadhan
BEKASI (voa-islam.com) - Seiring pengambilalihan DKM Masjid Ramadhan di Bekasi Selatan, ‘warna’ kegiatan agaknya mulai ada perubahan. Kemarin, Kamis (24/4) ba’da Isya’ diselenggarakan Maulid Nabi sekaligus Isra’-Mi’raj (Hal yang belum pernah dilakukan DKM sebelumnya). Acara dihadiri Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, para Lurah se-Bekasi Selatan, Ketua DKM baru Drs. H. Sukandar Ghozali, serta ustadz Zainal Arifin, serta sekitar 200 hadirin lainnya warga sekitar masjid, serta dari tempat lainnya.
Acara diramaikan dengan alunan musik rebana sejak ba’da Maghrib disertai pembacaan tahlilan. Pembaca acara menyatakan bahwa acaranya pada malam itu adalah “Maulid di penghujung dan Isro’-Mi’raj di awalan”. Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah menegaskan bahwa baru sekarang bisa mengadakan pergantian DKM :”Dan kini status Masjid Ramadhan ditingkatkan dari Masjid Jami’, menjadi Masjid Raya Bekasi Selatan”.
Sementara Ketua DKM Sukandar Ghozali ( yang juga anggota Pimpiman Daerah Muhammadiyah Bekasi) -dalam sambutannya menyatakan bahwa kini Masjid Ramadhan terbuka untuk semua mazhab dan aliran umat Islam. Semua ditampung dan boleh melakukan kegiatan di Masjid Ramadhan :” Masjid Mohammad Ramadhan bukan milik satu golongan, tapi milik semua umat Islam”, ujarnya.
Dalam perbincangan dengan Voa-Islam, Sukandar menegaskan bahwa dirinya adalah warga dan salah satu pendiri dari Masjid Mohammad Ramadhan. Dijelaskannya, sudah sejak 2009 dicoba dilakukan regenerasi dan pergantian kepengurusan DKM, tapi selalu gagal karena DKM yang lama tidak mau diganti. DKM lama dibawah kepemimpinan ust. Nanang beranggapan bahwa DKM Masjid statusnya otonom dan tidak berada dibawah Yayasan Al-Anshar.
Menurut Sukandar, wawasan keagamaan ust. Nanang belakangan berubah, terlalu dipengaruhi paham pemikiran ust Abu Bakar Ba’asyir. Sejak 2004-2009 perjalanan DKM itu normal. Tapi sejak 2009, perubahan wacana pemikiran ust. Nanang itu mempengaruhi program kegiatan di Masjid Ramadhan. Banyak kegiatan cenderung ekslusif, yang membuat warga sekitar resah.
“Kami sudah lama menasehati dan berkali-kali mengingatkan. Tapi tetap tak ada perubahan. Beberapa kali dicoba untuk melakukan pergantian DKM juga selalu ditentang. Ust. Nanang beranggapan DKM Masjid tidak dibawah yayasan Al-Anshar. Begitu terus berulang-ulang. Maka Pemkot mengambil alih DKM dan mengadakan pergantian DKM dan saya mendapat amanah menjadi Ketua DKM.”
Ditegaskan : “Sejak menjadi Ketua DKM berbagai ancaman fisik dan non fisik terus saja terjadi. Ancaman non fisik itu dilancarkan melalui sms, dan ancaman fisik langsung ditujukan kepada diri saya. Tapi saya tidak gentar dan tidak mundur walau hampir dibacok”, ujar Sukandar.
Dijelaskan lagi : “Saya ini kan juga penasehat FBR. Jadi saya punya laskar, yang bisa membantu, menjaga dan melindungi saya. Menjadi Ketua DKM ini perjuangan hidup-mati, untuk mempersatukan umat. Dari kami nanti akan ada penjelasan resmi tentang fakta-fakta terkait Masjid Mohammad Ramadhan ini. Nanti akan disiarkan melalui Radio Dakta”, ujar Sukandar Ghozali. (ag/jabir/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!