Ahad, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Januari 2014 06:00 wib
8.220 views
Dakwah Kawasan Menyongsong Kemenangan Global
KARTASURA (voa Islam) – Sabtu (4/01/2014), Dewan Dakwah Islamiyah Jawa Tengah mengadakan Silaturahim dan Sarasehan Pimpinan Yayasan dan Mudir Ma’had ‘Aly yang berada dibawah pembinaannya. Bertempat di gedung Islamic Center DDII Jawa Tengah, Pabelan, Kartasura , pimpinan dari 12 Ma’had ‘Aly yang sejak awal diinisiasi dan dibina DDII Jawa Tengah hadir . Uniknya, DDII Jawa Tengah dalam membangun pengkaderan dakwah dengan bentuk Ma’had ‘Aly, ternyata merambah berbagai daerah di Pulau Jawa. Mulai dari Garut, Jawa Barat, kemudian berbagai daerah di Jawa Tengah hingga Magetan dan Jember di Jawa Timur. Ma’had ‘Aly berbasis Tahfizh Qur-an yang dibangun adalah sebuah upaya up grade para lulusan pondok-pondok pesantren untuk dipersiapkan menjadi kader-kader ‘ulama.
Sarasehan yang akan berlangsung hingga ahad (5/01/2014) tersebut mengambil tema: “Menyongsong Kemenangan dengan menyiapkan Kader Ulama.” Bukan saja pimpinan Dewan Dakwah Jawa Tengah yang memberikan pengarahan, namun Ketua Umum DDII Pusat , KH. Syuhada Bahri juga dihadirkan bersama Kepala Biro Pengkaderan Pusatnya yakni Dr. Ahmad Annuri, M.Ag. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Wakil Ketua DDII Jawa Tengah, ust. Aris Munandar.
... penyiapan kader yang tafaqquh fiid diin termasuk dalam katagori Nafar. Sebagaimana yang disampaikan Syekh ‘Utsaimin, mereka yang bertafaqquh fiid diin disamakan dengan mereka yang berjihad di garda depan, ...
Ust. Aris Munandar menyampaikan target pertemuan yang diuraikannya dalam 3 (tiga) hal. Pertama, menjadikan Ma’had Aly sebagai basis pergerakan dakwah di kawasan setingkat kabupaten. Kedua, membangun kemandirian Ma’had Aly dalam menyongsong tuntutan global. Dan ketiga, dipahaminya konsep penyiapan kader melalui Ma’had Aly dalam menyongsong kemenangan ummat Islam. Dengan mengutip beberapa ayat dan hadits, beliau menegaskan bahwa penyiapan kader yang tafaqquh fiid diin termasuk dalam katagori Nafar. Sebagaimana yang disampaikan Syekh ‘Utsaimin, mereka yang bertafaqquh fiid diin disamakan dengan mereka yang berjihad di garda depan, tandasnya.
“ Tapi kita tidak menghendaki kader yang dikeluarkan nanti adalah Qoidun, kita ingin melahirkan seorang faqih dan memahami alur pergerakan ,” kata Ust. Aris Munandar dengan mengutip perkataan Syekh Abu Qotadah Al Falisthiny dalam kitab Al Jihad wal Ijtihad. Beliau mengambil contoh seperti sosok-sosok Ulama Mujahid semisal Syekh Ibnu Nuhas ad Dimasqy yang disamping banyak menulis kitab-kitab ilmu, beliau juga berjihad melawan kebengisan Salibis dan pasukan Mongol pada abad ke-8 hijriyah. Begitu juga sosok Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Menarik, karena pertemuan yang diarahkan untuk memperkokoh dakwah kawasan secara lokal itu juga membidik percepatan terkait perkembangan perjuangan global. Ust. Aris bahkan mengingatkan perkataan seorang Ulama Mujahid dari Yaman, Syaikh Abdul Majid Az Zindany yang beliau mengarang kitab fenomenal, Kitabul Iman dan memimpin Universitas Al Iman di Shona’a. Ulama yang ditahbis Amerika dan sekutunya sebagai ulama ‘teroris’ ini berpidato dihadapan ratusan ribu kaum muslimin di Yaman dan menyampaikan bahwa penegakkan Khilafah Islamiyyah sedang berada dalam perjalanan. Az Zindani menyebutkan bahwa kita –ummat Islam- sekarang sedang berada pada fase keempat dalam nubuwwat Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam dan sedang menyongsong kembalinya kejayaan Islam kembali. (Abu Fatih/voa islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!