Selasa, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 26 November 2013 09:38 wib
18.482 views
Soal Perayaan Asyura, Republika Memfitnah Gubernur Jawa Barat
Bandung (voa-islam.com) Bukan Syiah kalau tidak berbohong. Raja bohong di tengah umat manusia ialah Syiah. Kebohongan bagi mereka seperti makan-minum dan menghirup udara. Tak salah kalau imam Syafi’i mengatakan, “Aku belum pernah melihat suatu golongan yang paling parah bohongnya, selain Rafidhah (Syiah).”
Belum lama ini agen Syiah di tubuh harian Republika membuat kebohongan memalukan. Republika edisi Sabtu16 November 2013, menyebutkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, menghadiri perayaan Asyura di kampus milik Syiah, Muthahari Bandung, pada 14 November 2013. Padahal pada hari itu, Ahmad Heryawan sibuk mengisi banyak agenda kegiatan gubernur sejak Shubuh sampai malam. Tidak ada agenda menghadiri acara Asyura di Muthahari.
Koran Republika menulis seperti ini:
“Sementara, acara di aula Muthahari dihadiri Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan. Dalam sambutannya, Gubernur meminta semua pihak agar saling menghormati satu sama lain dan mengembangkan pemahaman agama yang benar. “Kita ingin semua pihak hidup baik-baik dan mengembangkan pemahaman ajaran yang benar,” kata dia.
Heryawan menjelaskan mengenai ajaran Syiah yang menuai penolakan di wilayah Bandung. Menurutnya, penolakan terjadi karena pemahaman publik diukur dari mainstream yang ada. Ia mengatakan, pemahaman ajaran agama yang benar adalah yang diukur oleh mainstream kebenaran.” (Republika, 16 November 2013).
Di hari Sabtu itu, Ahmad Heryawan menjalani agenda padat: Sahur bersama PUI (sebelum Shubuh), menghadiri HUT Brimod di Jatinangor (jam 8), menghadiri seminar seputar Jawa Barat di hotel Preanger Bandung (jam 10), menerima penghargaan sebagai pembina silat (jam 14.30), berbuka puasa Sunnah di rumah dinas Gubernuran (jam 17.45), menghadiri tabligh akbar menyambut tahun baru Islam 1435 H di Masjid Agung Bandung (jam 19.30-23.00). Di sini tak ada agenda menghadiri Asyura di sekolah Syiah, Muthahari.
Ini kenyataan parah. Gubernur Jawa Barat harus menuntut koran Republika agar meminta maaf atas dusta yang mereka buat. Kalau tidak, berarti Sang Gubernur tidak menjaga perasaan mayoritas Muslim (bukan Syiah) yang menghuni wilayah provinsi Jabar. Ormas-ormas Islam di Jabar bisa menuntut Republika, mewakili masyarakat Muslim, karena Syiah telah melakukan pembohongan atas nama pemimpin birokrasi Jabar. FUUI dan Ustadz Athian Ali bergeraklah menuntut Republika agar tidak dipakai corong penyebaran agama Syiah.
Kalau Gubernur Jabar tidak mau bereaksi, berarti aneh. Disebut mendukung Syiah, tapi adem ayem saja. Puasa Sunnah baik, tapi mengatasi kebohongan Syiah lebih utama. Atau bisa jadi, yang hadir di kampus Muthahari itu adalah Wakil Gubernur Jabar, Dedy Mizwar yang menurut sebagian kalangan terindikasi Syiah. *Azzam Husnayain.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!