Rabu, 17 Jumadil Awwal 1446 H / 25 September 2013 08:08 wib
13.610 views
Jokowi-Ahok Jangan Tuli: Dengarkan Aspirasi Warga Lenteng Agung!
JAKARTA (voa-islam.com) – Aksi Damai ke-2 yang digelar pagi ini di depan kelurahan Lentang Agung merupakan lanjutan aksi damai pertama yang digelar pada tanggal 28 Agustus 2013. Perlu digarisbawahi bahwa aksi ini tidak bermuatan politis maupun diskriminatif terhadap kelompok tertentu.
“Aksi kedua ini adalah murni respon masyarakat Lenteng Agung terhadap sikap Gubernur dan Wagub DKI Jakarta (Jokowi-Ahok) yang belum menjawab secara tertulis Surat Penolakan warga Lenteng Agung terhadap kebijakan penempatan pejabat Lurah di Kelurahan Lenteng Agung, dan cenderung mengabaikan surat tersebut,” ungkap Ketua Tim Warga Lenteng Agung H. Naseri Nasrullah dalam press release-nya kepada voa-islam
Aksi damai ini melibatkan ribuan warga Lenteng Agung yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kaum ibu, dan sebagainya, yang secara tulus menuntut agar Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta bersikap bijak untuk mempertimbangkan kearifan lokal dalam penempatan pejabat lurah.
Oleh karena itu, aksi damai ke-2 ini hanya menuntut Jokowi-Ahok agar konsep penempatan dimaksud bersifat komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti: 1) Empat pilar kebangsaan, yaitu: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, 2) Sosiokultural, 3) Psikologi peta wilayah, 4) Kesejarahan wilayah Lenteng Agung.
“Yang jelas, kami tidak membenci Jokowi-Ahok ataupun Lurah Lenteng Agung. Tetapi kami tidak setuju dengan kebijakan penempatan Lurah LA yang tidak mempertimbangkan aspek sosiokultural dan aspirasi masyarakat setempat. Pada akhirnya kami menginginkan agar Pemprov DKI Jakarta segera memindahkan atau mengganti Lurah Lenteng Agung dengan pejabat Lurah yang sesuai dengan tipikal masyarakat setempat. Itulah harapan kami, warga Lenteng Agung. Semoga Allah Swt meridhoi,” tegas H. Naseri Nasrullah.
Seperti diketahui, Lurah Susan Jasmin Zulkifli yang non muslim itu pernah menjadi staf di kelurahan Senen, Jakarta Pusat. Kemudian ia ikut tes lelang untuk menjadi lurah. Hasilnya ia lulus dengan nilai memuaskan. Susan seharusnya ditempatkan di kelurahan Menteng. Tapi dia menolak. Karena dianggap tidak punya tantangam. Sekarang Susan betul-betul menghadapi tantangan karena harus berhadapan dengan warga, ulama dan tokoh masyarakat setempat yang menolak kepemimpinannya.
Bukan tidak mungkin, Jokowi-Ahok punya misi tertentu dengan mengirimkan lurah non muslim ke wilayah yang mayoritas penduduknya muslim. Bukan tidak mungkin, seluruh wilayah Jakarta akan dikirim Jokowi-Ahok, lurah non muslim ke wilayah yang berpenduduk muslim. Ternyata, bukan hanya lurah Lenteng Agung yang non muslim, tapi juga Lurah Pejaten Timur. Ada misi apakah ini?
Warga Lenteng Agung berharap ke depan, Lurah seyogianya dipilih langsung oleh masyarakat setempat. Karena masyarakat lah yang tahu asal usul pemimpinnya. [desastian]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!