Kamis, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 12 September 2013 06:48 wib
9.048 views
ICAF: Jika Terpaku Pada Teroris, Penembakan Polisi Akan Terus Terjadi
JAKARTA (voa-islam.com) - Tidak setiap peristiwa penembakan terhadap polisi yang dilakukan dengan cara eksekusi dan kaliber peluru yang sama bisa disimpulkan bahwa pelakunya juga sama.
Hal ini sebagaimana dikatakan Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa B Nahrawardaya kepada voa-islam.com pada Rabu (11/9/2013), terkait penembakan Bripka Sukardi, Selasa (10/9/2013) malam.
“Modus operandi, cara eksekusi, atau jenis kendaraan pelaku, serta kaliber peluru yang sama dengan kaliber penembakan-penembakan sebelumnya, belumlah bisa menjadi alasan pembenar tentang keterkaitan diantara mereka sebagai kerja kelompok yang sama,” jelasnya.
“Sistem kerja tersebut bisa ditiru oleh siapapun yang memiliki akses senjata dan akses intelijen serta pengetahuan militer,” ucapnya.
...Menyebut teroris sebagai pelaku pada setiap kejadian penembakan polisi, memang sekilas melegakan masyarakat. Di satu sisi masyarakat merasa tenang, namun penembakan demi penembakan akan terus terjadi. Korban akan terus berjatuhan...
Staf Ahli DPR RI 2009 – 2014 ini juga mengingatkan kepolisian bahwa menuduh satu kelompok tertentu saja di setiap peristiwa penembakan terhadap polisi secara gegabah dan sembrono tidak akan menyelesaikan masalah.
Bakan lebih dari itu, jika kepolisian tidak segera mengungkap dan menangkap para pelaku dan aktor intelektual dari aksi teror tersebut, maka kejadian serupa akan terus terjadi.
“Hanya mengingatkan bahwa, menyebut teroris sebagai pelaku pada setiap kejadian penembakan polisi, memang sekilas melegakan masyarakat. Efek penyematan itu, masyarakat sementara bisa lega karena merasa aman dan mengira polisi sudah mendapatkan titik terang siapa pelakunya,” ujarnya.
...Polisi harus profesional, dan menanggalkan mindset “teroris pelakunya” terlebih dahulu agar bisa bekerja secara jernih dan rapi. Polisi tidak boleh menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi...
“Tapi, jika stampel ini salah, meski melegakan masyarakat, tidaklah menyelesaikan masalah. Di satu sisi masyarakat merasa tenang, namun penembakan demi penembakan akan terus terjadi. Korban akan terus berjatuhan,” tegasnya.
Untuk itu, lanjut Aktifis Muda Muhammadiyah ini, kepolisian harus meninggalkan opini dan pemikiran bahwa pelaku penembakan terhadap polisi dilakukan oleh teroris yang selama ini di identikkan terhadap aktivis Islam.
“Solusinya, polisi harus profesional, dan menanggalkan mindset “teroris pelakunya” terlebih dahulu agar bisa bekerja secara jernih dan rapi. Polisi tidak boleh menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi,” tandasnya. [Khalid Khalifah]
BERITA TERKAIT :
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!