Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Juli 2013 14:39 wib
17.617 views
Ust Farid Oqbah: Sebutan Sunni Itu Perintah Rasulullah Bagi Umat Islam
JAKARTA (voa-islam.com) – Ustadz Farid Ahmad Oqbah, M.Ag mengatakan bahwa istilah muslim merupakan sebutan umum yang disematkan terhadap umat Islam. Sedangkan seorang muslim, mempunyai derajat yang bertingkat-tingkat.
Misalnya, kata Direktur Islamic Center al-Islam Bekasi Jawa Barat ini, sebutan munafiq bukan berarti umat Islam yang di indikasikan munafik seperti Abdullah bin Ubay pada zaman Rasulullah SAW adalah Kafir. Untuk itu, dalam Al Qur’an ayat yang berbunyi :
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia,” (QS. Al Hajj 22 : 78) merupakan dalil umum.
“Muslim itu, munafiq ya muslim. Jadi kalau ada yang menggunakan hujah dalam surah Al Hajj (ayat 78 -red) itu, itukan dalil umum,” kata ustadz Fariq Oqbah kepada voa-islam.com pada Kamis (25/7/2013).
...Kalau ada orang yang menyatakan dirinya muslim, bukan ahlu sunnah juga bukan Syi’i, orang munafik itu muslim juga. Sekarang kalau Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam mengatakan ‘alaikum bi sunnati wa sunnati khulafa’ur-rasyidin, makanya kita mengatakan sunni atau ahlu sunnah...
Sedangkan, antara agama Islam dengan Syi’ah dari segi keyakinan dan amalan ibadah sangat berbeda sekali. Maka, lanjut ustadz Farid Oqbah, Syi’ah bukanlah termasuk madzhab dalam Islam dan bagian dari Umat Islam.
Pemerhati kelompok sesat dan pakar Syi’ah ini juga menyayangkan sebagian orang dan komunitas yang tidak bisa bersikap tegas terhadap Syi’ah. Menurutnya, orang yang tidak tegas terhadap Syi’ah itu orang yang bermasalah.
Bahkan dengan sikap tidak tegasnya tersebut, akhirnya membuat bimbang untuk menyatakan dan menyebut dirinya sebagai seorang muslim sunni atau ahlu sunnah. Padahal, sebutan sunni merupakan perintah Rasulullah SAW yang termaktub didalam hadits.
“Kalau ada orang yang menyatakan dirinya muslim, bukan ahlu sunnah juga bukan Syi’i, orang munafik itu muslim juga. Sekarang kalau Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam mengatakan ‘alaikum bi sunnati wa sunnati khulafa’ur-rasyidin, makanya kita mengatakan sunni atau ahlu sunnah,” terangnya.
...Fa’alaikum bi sunnati itukan perintah Rasulullah. Makanya kita mengatakan diri kita yang mengikuti Rasulullah sebagai sunni. Gak ada kita menemukan Rasulullah berkata ‘alaikum bis-syi’ah, gak ada itu...
“Itukan perintah Rasulullah, fa’alaikum bi sunnati itukan perintah Rasulullah. Makanya kita mengatakan diri kita yang mengikuti Rasulullah sebagai sunni. Gak ada kita menemukan Rasulullah berkata ‘alaikum bis-syi’ah, gak ada itu,” tegasnya.
Dengan perbedaan yang sangat mendasar antara Islam dan Syi’ah itu, pengurus Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini menghimbau sejumlah tokoh umat Islam harus punya sikap tegas terhadap kelompok sesat Syi'ah agar umat tidak mencurigainya sebagai bagian dari Syi’ah.
“Maknanya apa itu? Jadi kalau ada orang yang mengklaim dirinya ahli hadits, ngerti hadits, tapi terhadap Syi’ah sikapnya seperti itu, (berarti ada yang -red) bermasalah,” tandasnya. [Khalid Khalifah]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!