Selasa, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Juli 2013 04:42 wib
34.440 views
SBY akan Dihisab atas Setiap Tetes Darah yang Tertumpah di Negeri ini
JAKARTA (voa-islam.com) - Terkait penembakan brutal Densus 88 terhadap dua orang di sebuah warung kopi di Tulung Agung, Jawa Timur Senin kemarin, Direktur CIIA, Harits Abu Ulya, mengingatkan bahwa setiap tetes darah tertumpah di negeri ini maka kelak SBY akan diminta pertanggungjawabannya.
Pernyataan Harits itu menyusul operasi Densus 88 yang selama ini dilakukan. Cara-cara brutal itu justru akan menjadi perang laten terhadap umat Islam.
“Saya yakin cara-cara Densus 88 dan konsep-konsep BNPT dalam kontra terorisme jika seperti ini yang diimplementasikan maka akan menjadi akar baru distabilitas keamanan di Indonesia. Cara-cara "dehumanisasi teroris" dalam penanganannya telah mengendapkan "perang" laten kepada sekelompok umat Islam dan menjadi seperti bara dalam sekam yang kapan saja bisa berkobar jika ada pemicu dan momentumnya,” ujarnya kepada voa-islam.com, Senin (22/7/2013).
Menurut Harits, secara manusiawi mereka yang semakin ditekan oleh kesewanang-wenangan penggunaan kekuatan (abuse of power) justru akan semakin melawan karena hal itu telah mencederai rasa kemanusiaan dan keadilan banyak orang.
Untuk itu, Harits mengatakan sebagai seorang muslim harusnya Presiden SBY dan jajarannya berpikir serta mau jujur muhasabah diri.
“Yang dibunuh Densus 88 itu juga anak negeri ini dan rakyatnya juga, apakah hati mereka telah membatu, matanya buta dan tuli telinganya? Bukankah negeri ini negeri hukum, dimana letak supremasi hukum? Siapapun orangnya, apakah teroris atau Densus 88 atau gerombolan preman, mereka tidak punya hak mencabut nyawa seseorang dengan seenaknya. Apalagi hanya karena atas dasar kebencian, balas dendam, dugaan,sangkaan, sementara mereka belum pernah diadili didepan hakim bahwa ia pelaku sebuah kejahatan yang layak mendapatkan vonis hukuman mati,” jelasnya.
Pada akhirnya, di akhirat kelak seorang pemimpin pasti diminta pertanggungjawabannya atas setiap tetes darah yang tertumpah.
“Tidak ada setetes darah pun yang tumpah diluar haknya dari seorang rakyat kecuali Presiden atau pemimpinnya akan dimintai pertanggungjawaban, ada hisabnya,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Densus 88 menembak mati dua orang yang sedang berada di sebuah warung kopi, Jalan Pahlawan, Kota Tulungagung, Jawa Timur, Senin kemarin. Kedua orang tersebut menurut aparat diketahui bernama Dayat dan Rizal asal Medan.
Dua orang lainnya dalam kondisi terluka kini tengah dikeler aparat adalah Mugi Hartanto (38) yang beralamatkan di Dusun Gambiran Desa Gambiran RT 01 RW 01 Kecamatan Pagerwojo Tulungagung. Serta Sapari (49) warga Dusun Krajan RW 04 RT 01 Desa Penjor Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung.
Menurut penuturan para saksi mata, tidak ada sama sekali perlawanan dari para terduga. Kejadian berlangsung cepat dan kedua orang tersebut meninggal ditempat kejadian. [Ahmed Widad]
[Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!