Sabtu, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Februari 2013 23:40 wib
22.056 views
Inilah Penuturan Abdillah Onim tentang Karomah Mujahidin Gaza
JAKARTA (voa-islam.com) - Abdillah Onim adalah relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) asal Indonesia yang menjadi saksi hidup keganasan Zionis Israel dalam perang delapan hari pada pertengahan November 2012 lalu. Namun di balik itu ia mendapatkan hikmah, diantaranya karomah yang terjadi di tengah berkecamuknya perang.
Ia menuturkan,bahwa rakyat Gaza sudah menderita sejak sebelum terjadinya penyerangan Israel. “Sebelum perang itu saya juga melihat langsung bagaimana penderitaan rakyat Gaza dan puncaknya itu perang delapan hari kemarin,” kata Abdillah Onim kepada voa-islam.com, Jum’at (8/2/2013).
...saya juga melihat langsung bagaimana penderitaan rakyat Gaza dan puncaknya itu perang delapan hari
Kabar pembantaian Zionis Israel terhadap Muslim Gaza pun ia sebarkan lewat televisi, radio, media cetak dan online di tanah air lewat liputannya di tengah peperangan.
“Saya waktu itu ada di jalur Gaza, kebetulan saya juga menjadi wartawan salah satu televisi swasta di Indonesia, waktu itu saya sempat melakukan liputan dan menyiarkan berbagai informasi kepada warga Indonesia melalui televisi. Selain itu saya juga sempat on air di beberapa radio dan mengirimkan berita ke beberapa media cetak dan online di Indonesia,” tutur pria Indonesia pertama beristri Muslimah Palestina.
...sepertinya kehidupan saya bakal selesai ketika perang kemarin itu, tetapi Allah justru makin menjaga saya
Sebagai manusia biasa, saat Zionis Israel gencar melakukan serangan ia pun sempat merasakan bahwa ajalnya telah dekat. Keberadaannya di Gaza selama bertahun-tahun membuatnya belajar dari Muslim Gaza tentang arti tawakal yang sesungguhnya.
“Perasaan saya, bahwa sepertinya kehidupan saya bakal selesai ketika perang kemarin itu, tetapi Allah justru makin menjaga saya padahal bom dan roket itu dimana-mana. Tetapi karena kita sudah terbiasa di sana dan saya juga banyak belajar dengan warga Jalur Gaza. Dalam menghadapi situasi dan kondisi perang, mereka sangat tawakal dan bejaga-jaga,” jelasnya.
...Setelah perang delapan hari selesai, ia pulang ke rumah dan istrinya mengatakan; saudaramu dari mana yang mengantarkan kepada kita makanan setiap hari?
Hal yang menarik dan semakin memperkokoh imannya adalah ketika teman-temannya di Gaza bercerita tentang sebuah karomah atas salah seorang keluarga mujahidin. Saat itu pertolongan Allah turun untuk membantu keluarga mujahidin yang ditinggalkan karena harus pergi berjihad selama delapan hari nonstop.
“Cerita dari teman-teman ketika perang delapan hari kemarin, bantuan Allah itu benar-benar turun. Ada salah seorang pejuang yang selama delapan hari tidak pulang ke rumah untuk berjaga-jaga di perbatasan. Ia mengira jika anak-anak dan istrinya itu mungkin sudah mati karena kelaparan. Setelah perang delapan hari selesai, ia pulang ke rumah dan istrinya mengatakan; saudaramu dari mana yang mengantarkan kepada kita makanan setiap hari? Mereka pun menyimpulkan itulah bantuan Allah yang turun membantu rakyat Gaza,” ungkapnya.
Peristiwa tersebut membuat tekad Abdillah Onim semakin bulat untuk tetap tinggal di Gaza, ia rela meski harus mengorbankan nyawanya demi membebaskan Al-Aqsha dan membela Muslim Palestina dari kegasan Zionis Israel. [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!