Senin, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 4 Februari 2013 02:13 wib
12.459 views
Demokrat Partai Terkorup, Akan Hilang dari Peta Politik Nasional
JAKARTA (voa-islam.com) - Partai Demokrat yang kini dipimpin Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina kian mendekati kehancuran.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan, publik menilai kader Partai Demokrat sebagai yang paling korup.
"Demokrat tidak mampu mengatasi opini publik bahwa kadernya paling korup," kata Direktur Riset SMRC Jayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Ahad, 3 Februari 2013. Padahal tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Yudhoyono mencapai 56 persen pada Desember 2012.
...Demokrat tidak mampu mengatasi opini publik bahwa kadernya paling korup
Jayadi menuturkan, survei dilakukan pada 6-20 Desember 2013 melalui wawancara tatap muka. Jumlah responden mencapai 1.220 orang dengan ambang batas kesalahan sebesar 3 persen dan tingkat kepercayaan sebanyak 95 persen. Pemilihan responden dilakukan dengan metode multistage random sampling.
Jayadi menjelaskan, secara teori seharusnya persepsi terhadap Presiden Yudhoyono sejalan dengan Partai Demokrat, partai pendukung pemerintah. Dia mencontohkan pada periode 2004-2009. Semakin baik kinerja presiden, dukungan kepada Demokrat juga semakin kuat. Tetapi dalam kurun waktu 2011-2012, hubungan antara Presiden Yudhoyono dan Partai Demokrat sangat lemah.
Jayadi menjelaskan, anomali ini terjadi sejak bekas Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin, berkicau mengenai kasus Hambalang. Pernyataan Nazarudin mengenai keterlibatan Ketua Umum Anas Urbaningrum dalam kasus ini mendapat perhatian besar dari media massa. "Ini yang menjadi awal anomali ini," kata dia.
Jayadi menjelaskan, jika masalah korupsi ini tidak tertanggulangi pada 2013, elektabilitas Demokrat akan terus merosot. Menurut dia, kinerja baik pemerintah tidak akan bisa mendongkrak citra partai pemenang Pemilu 2009 ini.
...ia bisa hilang dari peta politik nasional hasil pemilu 2014
Jayadi memaparkan, Demokrat harus patuh terhadap hukum pidana dan politik. Sebab, Demokrat merupakan partai politik.
"Bila tidak, Demokrat tidak punya dasar untuk bertahan hidup," ujarnya.
Bila Demokrat tidak melakukan bersih-bersih dari opini tentang korupsi, besar kemungkinan Demokrat tidak akan lolos electoral treshold, alias ambang batas partai menempatkan kadernya di DPR.
"Sehingga, ia bisa hilang dari peta politik nasional hasil pemilu 2014," tutur Jayadi. [Widad/tmp, trb]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!