Selasa, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 29 Januari 2013 21:12 wib
8.927 views
Klaim Berhasil Kelola Isu Terorisme, IFJ dan AJI Tukang Ngibul!
IFJ dan AJI Tukang Ngibul
Oleh: Harits Abu Ulya
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA)
VOA-ISLAM.COM - Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) menilai Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengklaim berhasil menangani isu terorisme di Tanah Air. Cara AJI dan media di Indonesia mengelola isu terorisme secara proporsional yang dianggap ampuh meredam aksi terorisme. "AJI menjadi salah satu anggota misi internasional IFJ," kata Ketua AJI Indonesia, Eko Maryadi, Ahad 27 Januari 2013.
Namun, The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) menilai bahwa mereka mengklaim hal-hal yang berlebihan bahkan cenderung mendramatisir. Apa ukuran AJI bisa meredam aksi terorisme? Pernahkah dilakukan riset yang bisa dipertanggungjawabkan korelasi pemberitaan dalam isu terorisme dengan tingkat kuantiti aksi terorisme?
Justru kalau kita intens memonitoring pemberitaan, baik oleh media cetak, online maupun elektronik tentang terorisme tampak sekali tidak proporsional dan tidak bersikap kritis. Justru media telah banyak melanggar kaidah-kaidah jurnalistik dalam pemberitaan.
Media telah menjadi corong propaganda dari war on terrorism yang dikumandangkan Barat. Media telah melakukan pengadilan secara sepihak terhadap orang-orang yang baru terduga teroris (trial by the press).
Media sering tendensius mengaitan aksi terorisme dengan simbol-simbol Islam. Media justru mengabaikan fakta sosial kultur masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, dengan mencekoki opini dan propaganda yang menyudutkan Islam sebagai biang terorisme.
Bahkan media menjad alat mindset control untuk membangun persepsi kolektif bahwa teroris adalah kelompok yang memiliki visi politik berbeda dengan kepentingan Barat.
Jadi saya melihat justru media banyak berperan menjadi provokator, stimulan aksi kekerasan dan teror di Indonesia. Media mempertotonkan sebuah arogansi penegak hukum, media tidak pernah membeberkan secara kritis apakah tindakan-tindakan tersebut proporsional. Atau bahkan tidak berupaya menggali latar belakang secara komprehensif apa yang melatarbelakngi fenomena ‘terorisme’ di level global maupun lokal.
Tapi media sudah terjerembab dalam kubangan mindset liberal yang searus dengan proyek Barat. Jadi pujian-pujian di atas adalah politis dan skenario barat untuk mengikat paradigma para jurnalis di Indonesia agar senada dan seirama dengan visi Barat.
Selama 10 tahun terakhir media menyajikan berita ‘terorisme’ dengan kemasan yang sangat tidak etis dan bombastis. Condong menari di atas penderitaan dan ketersinggungan umat Islam, tanpa pernah mau melakukan koreksi jika ada kesalahan.
Media menurut saya sebagian besar benar-benar telah berhasil mendiskriditkan Islam dan umatnya, ini adalah bentuk kejahatan sistemik media. Baik dengan latar belakang ekonomi maupun politik yang jadi paradigma penyajian beritanya. Jadi IFJ dan AJI tukang ngibul! [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!