Kamis, 18 Jumadil Awwal 1446 H / 29 November 2012 01:54 wib
10.744 views
JAT: Waspadai Provokasi dan Skenario Adu Domba Gunakan Isu Terorisme
JAKARTA (voa-islam.com) - Berkaitan dengan dua peristiwa yakni penutupan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darul Akhfiya di Kertosono dan peristiwa pengeroyokan terhadap ustadz Khoiron di Mbanon, Desa Mbanteng Sari, Sukorejo Kendal Jawa Tengah, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) melihat adanya skenario provokasi dan adu domba yang memanfaatkan isu terorisme.
Hal ini disampaikan Direktur JAT Media Center, ustadz Son Hadi dalam siaran persnya yang dikirimkan ke sejumlah media.
“Kedua peristiwa itu bukanlah sebuah kejadian yang kebetulan melainkan ada kesamaan pola yang sistemik yaitu menggunakan isu-isu terorisme dan syariat Islam untuk memprovakasi dan adu domba yang berujung pada bentrokan yang seolah-olah ada konflik antara warga dan aktifis muslim,” ungkap ustadz Son Hadi dalam rilisnya yang diterima redaksi voa-islam.com, Rabu (28/11/2012).
Menurut temuan JAT, fakta dilapangan menjelaskan bahwa mereka yang mengatasnamakan warga sebenarnya adalah orang-orang yang dibayar dan tidak dikenal sebagai warga yang berdomisili di sekitar TKP.
“Kami berharap kepada segenap elemen (ulama, tokoh masyarakat dan umat) mencermati dan memperhatikan pola provokasi dan adu domba semacam ini karena ini bisa jadi pemicu konflik horizontal yang lebih luas dan tentunya yang akan jadi korban adalah umat Islam. Ingat pembunuhan kyai, pengurus masjid, guru ngaji di daerah tapal kuda jawa timur pada tahun 1998 dengan isue dukun santet, menurut tim investigasi NU korban tewas mencapai 253 orang,” serunya.
...Kami berharap kepada segenap elemen (ulama, tokoh masyarakat dan umat) mencermati dan memperhatikan pola provokasi dan adu domba semacam ini karena ini bisa jadi pemicu konflik horizontal
Seperti diketahui sekitar 50 santri dan pengurus pondok pesantren Darul Akhfiya yang terletak di Desa Kepuh, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dibawa ke markas Polres Nganjuk. Mereka difitnah terlibat jaringan teroris, dan dibawa aparat kepolisian pada Selasa (13/11/2012) dini hari.
Puluhan polisi dengan membawa senjata lengkap mendatangi pondok yang jaraknya tidak begitu jauh dari jalan raya utama, yang menghubungkan Provinsi Jatim dengan Provinsi Jateng tersebut.
Mereka membawa 50 santri, termasuk pengasuh pondok yang bernama Nasiruddin Ahmad alias Landung Tri Bawono (34), asal Sukoharjo, Solo.
Para santri tersebut meski kini telah dibebaskan sampai saat ini kegiatan belajar mengajar dipesantren dihentikan. Padahal sudah ada penjelasan dari pihak polri bahwa pesantren tersebut tidak terkait dengan terorisme.
Pimpinan pondok, ustadz Nashir yang awalnya juga sudah dibebaskan ditangkap kembali pada hari Sabtu (17/11/2012) dengan tuduhan memiliki KTP ganda.
Sementara kasus penganiayaan ustadz Khoerun terjadi beberapa hari yang lalu. Ia adalah salah satu anggota Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Mudiriyah Kendal yang berdomisili di dusun Banon, desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Ustadz Khoerun dianiaya sejumlah orang gara-gara tidak suka dengan isi khutbah Jum’at yang dia sampaikan di masjid Banon pada hari Jum’at (23/11/2012). [Ahmed Widad]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!