Rabu, 24 Jumadil Akhir 1446 H / 31 Oktober 2012 22:49 wib
10.799 views
Benarkah Anak Dahlan Iskan Bermain di PLN?
Jakarta (voa-islam.com) Meneg BUMN Dahlan Iskan yang belakangan ini namanya ramai diberitakan media terkait konflik dirinya dengan DPR.
Di mana DPR ingin memanggil Dahlan terkait dengan kerugian PLN Rp 37,6 triliun, tetapi justeru sekarang Dahlan balik menuding sejumlah oknum DPR melakukan pemerasan terhadap sejumlah BUMN.
Saling lempar tuduhan ini sekarang menjadi ajang pemberitaan media. Siapa yang benar? DPR atau Dahlan? Tentu, sebagian rakyat akan mendukung terhadap Dahlan, dan akan sangat antipati terhadap DPR, karena lembaga wakil rakyat sudah terlanjur dianggap busuk oleh rakyat.
Tetapi, sejatinya mana yang lebih busuk dan korup oknum DPR atau ekskutif? Inilah pertanyaan yang sangat asas (pokok) yang harus dibuktikan di depan publik.
Mengapa panggilan DPR terhadap Dahlan beberapa kali tidak dihadiri terkait dengan audit BPK terkait dengan PLN yang rugi Rp 37,6 triliun, tetapi sekarang justeru Dahlan melemparkan tuduhan terhadap oknum-oknum DPR yang melakukan pemerasan terhadap BUMN?
Selanjutnya, Komisi VI DPR akan memanggil Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Dalam pemanggilan yang dilakukan segera setelah dimulainya masa persidangan November mendatang, Dahlan akan didesak menyebutkan nama-nama anggota DPR yang suka memeras BUMN.
"Dia harus mempertanggungjawabkan omongannya. Jangan membangun citra diri positif dengan merusak citra orang atau lembaga lain. Itu cara buruk dan tidak sesuai etika pemerintahan," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman, di Senayan, Selasa (30/10/2012).
Beberapa waktu lalu, Dahlan mengimbau direksi BUMN untuk berani menolak jika ada oknum anggota DPR yang meminta "jatah" upeti. Namun, Dahlan belum menyebut nama oknum anggota DPR yang dimaksud.
"Saat mendengar pernyataan Dahlan tersebut, sejumlah rekan di DPR bertanya, ini Dahlan mau apa lagi?" ucap Hendrawan Supratikno, anggota Komisi VI DPR.
Atas pernyataan Dahlan itu, Hendrawan menuturkan, Komisi VI sebenarnya berniat segera memanggil Menteri BUMN itu. Namun, masa persidangan sudah ditutup pada Kamis pekan lalu dan kini DPR memasuki masa reses.
"Dalam rapat kerja dengan Dahlan, saya pernah bertanya, mengapa dia seperti memusuhi politisi dan birokrasi? Padahal, perubahan yang dilakukannya harus melalui politisi dan birokrasi. Namun, saat itu Dahlan tidak menjawab," tutur Hendrawan.
Dibagian lain, Menteri BUMN Dahlan Iskan meradang disebut 'bermain' di proyek PT PLN (Persero). Di mana anak Dahlan disebut-sebut terlibat dalam pengadaan proyek genset untuk pembangkit listrik.
Sebelumnya, Wasekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristyanto menuturkan, pihaknya mendapat isu tersebut yang berisi tentang keterlibatan keluarga Dahlan Iskan berinisial MM. Kata dia, MM terindikasi melakukan jual beli batu bara, penghubung akses bisnis di PLN, dan perusahaan di luar.
"Keluarga dekat Pak Dahlan Iskan juga melakukan bisnis di PLN. Kami akan melakukan klarifikasi apakah inisial MM itu betul," ungkap dia.
Selain itu, Ketua Pendiri Indonesia Audit Watch (IAW) Junisab Akbar menyebut Dahlan bertanggungjawab atas proyek pemasangan dua kabel sepanjang 5 km dengan kapasitas masing-masing 100 megawatt (mw), guna menyuplai kebutuhan listrik di Bali dengan nilai proyek mencapai Rp451 miliar.
"Dahlan juga diduga terlibat dalam proyek jaringan transmisi PLN dari Jatim ke Bali yang dimenangkan oleh konsorsium bersama koleganya yang, bekerjasama dengan dua perusahaan China menggunakan dana APBN. Namun, saat ini proyek tersebut terlantar karena kontraktor asal China kabur meninggalkan kontraknya," katanya.
Berkenaan dengan kasus yang berpotensi merugikan negara tersebut, IAW menyarankan agar DPR segera membentuk Panitia Khusus (Pansus) guna menelisik kinerja Menteri BUMN. Sebab kinerja Dahlan Iskan sejak awal dikategorikan bermasalah.
Dahlan Iskan yang sudah terlanjur namanya moncer itu, kini harus menjelaskan sejumlah masalah kepada publik. Terkait dengan berbagai isu yang menyangkut dirinya termasuk keluarganya (anaknya) itu.
Apalagi, belakangan ini Dahlan Iskan gemar membuat pencitraan luar biasa, seperti membuka tol, membersihkan toilet bandara, membagi-bagi sembako kepada rakyat miskin, naik kereta, membonceng sepeda motor, gendong bayi, dan lainnya. Semua demi citra.
Pokoknya citra Meneg BUMN Dahlan Iskan "top markotop" di mata publik, karena mendapatkan covered media yang luas. Entah benar atau sekadar ingin citra? af/dbs.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!