Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 26 September 2012 11:48 wib
5.888 views
LDK UNPATTI Ambon Tolak Intervensi Polisi Soal Opini Ancaman Terorisme
AMBON (voa-islam.com) - Untuk memperkuat opini terkait ancaman terorisme yang dibangun baru-baru ini, pihak kepolisian mulai mendekati kalangan Mahasiswa di Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon. Diantara upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian adalah dengan menmpel selebaran dan rencana acara diskusi dengan tema ancaman jaringan teroris.
"Untuk mengurangi regenarasi jaringan teroris di kota Ambon, maka barangsiapa yang melihat orang-orang yang tidak jelas keberadaannya di lingkungan Universitas Pattimura atau melihat orang-orang yang mencurigakan dan mengajarkan pemikiran teroris, yang mencoba mempengaruhi sebagian pemuda muslim warga kota Ambon dan Mahasiswa, maka segera melapor kepada aparat kepolisian. Demi terciptanya kedamaian beragama di kota Ambon, bantuan adik-adik semua sangat kami butuhkan untuk memberantas teroris di kota Ambon,tertanda Polda Maluku," demikian bunyi selebaran yang ditempel di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Majalah dinding Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon.
Bahkan sebelumnya kepolisian Polsek Kota Jawa bekerja sama dengan LDII (Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia) yang merupakan organisasi metamorfosis aliran sesat Islam Jama'ah rencananya hari Selasa (25/09/2012) akan menggelar diskusi tentang ancaman teroris. Namun acara tersebut batal karena adanya penolakan dari aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) akan adanya campur tangan Densus 88 di kampus UNPATTI.
Menurut Abdurrahman seorang mahasiswa UNPATTI mengatakan, "Aktifis LDK menolak campur tangan Densus 88 di kampus UNPATTI," ujarnya kepada voa-islam.com, Selasa (25/9/2012).
Masih menurut Abdurrahman bahwa sebelumnya pernah datang seorang anggota intel kepolisian ke musholla kampus untuk memperingatkan para mahasiswa agar hati-hati terhadap orang-orang berjenggot yang suka memberikan ceramah di Musholla sebab bisa jadi mereka bagian dari jaringan teroris yang tengah menyebarkan pemikirannya.
Hasutan dari intel kepolisian tersebut dibantah oleh beberapa mahasiswa yang berada di Musholla tersebut. Berawal dari kejadian tersebut maka LDK UNPATTI menolak rencana diadakannya diskusi bertema ancaman terorisme yang sebelumnya akan diadakan tersebut. Sebab hal itu merupakan bentuk campur tangan kepolisian kepada aktifitas kampus.
Sikap pihak kepolisian Ambon dalam mengantisipasi terorisme jelas amat berbeda jika dibandingkan ketika menyikapi ancaman sparatis RMS (Republik Maluku Selatan). Padahal RMS sudah berulang kali melakukan makar dan memicu konflik, namun pihak kepolisian tidak pernah pro aktif masuk ke Kampus-kampus memperingatkan Mahasiswa akan ancaman bahaya RMS. [AF]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!