Selasa, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 11 September 2012 09:12 wib
10.825 views
Habib Rizieq: 5 Utang Besar Foke Kepada Umat Islam yang Harus Dipenuhi
JAKARTA (VoA-Islam) – Bicara pemilihan Cagub DKI Jakarta yang akan memasuki putara kedua, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab dalam Renungan Politiknya di sebuah situs resmi FPI (9/9) mengatakan, Fauzi Bowo alias Foke masih punya lima utang besar kepada umat Islam Ibukota.
Lima utang besar itu adalah: Pertama, soal pelarangan Ahmadiyah. Kedua, penarikan saham Pemda DKI dari pabrik Bir. Ketiga, pembersihan wilayah Sentra Ekonomi Mancanegara Tanah Abang dari pelacuran. Keempat, melenyapkan patung Dewa Hindu Bali di pintu gerbang Ibukota Jakarta dari arah Bandara Soekarno-Hatta dan menggantinya dengan tugu Mush-haf Al-Qur'an, karena Jakarta kota umat Islam yang didirikan oleh Fatahillah dan Ulama. Kelima, membangun Masjid Agung Jakarta, karena Istiqlal itu Masjid Agung Negara sedang Masjid Agung Jakarta belum ada hingga kini.
“Karenanya, Foke harus tancapkan niat dan bulatkan tekad untuk melunasi utang ini demi memenangkan dan memuliakan Allah SWT dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memenangkan dan memuliakan Allah SWT dan Rasul-Nya, niscaya Allah SWT pasti akan memenangkan dan memuliakannya. Sebaliknya, barangsiapa yang tidak memenangkan dan memuliakan Allah SWT dan Rasul-Nya, niscaya Allah SWT pasti tidak akan memenangkan dan memuliakannya,” ungkap Habib.
Lebih lanjut, Habib Rizieq juga menegeskan, Foke harus berjanji kepada masyarakat untuk membangun pemerintahan yang bersih tanpa korupsi. Foke harus berkomitmen kepada umat untuk gusur ma'siat, bukan gusur rakyat. Foke harus bertekad jadikan Jakarta sebagai Kota Religius sebagaimana cita-cita Fatahillah saat mendirikan Jakarta dengan nama Jayakarta yang artinya "Kemenangan Nyata" yang diambil dari ungkapan Al-Qur'an yaitu "Fathan Mubiinan". Foke harus lebih memperhatikan nasib Guru dan Buruh, serta terus memperjuangkan kesejahteraan yang pantas dan layak bagi mereka.
Nilai Tim Sukses Foke
Yang menarik, Habib menilai menilai kampanye tim Foke di putaran pertama tidak menarik, bahkan iklan kampanyenya di media tidak simpatik sekalipun. Tim Sukses Foke mesti kreatif dan inovatif dalam mensosialisasikan keunggulan sang cagub.
Apalagi jika yang diperjuangkan adalah calon incumbent yang selama kepemimpinannya tentu banyak prestasi yang diraihnya, walau pun ada banyak kekurangan yang tidak bisa dipungkiri. Tugas Tim Survey dan Tim Sukses hendaknya membuka "kelebihan" sang klien, bukan membuka "kekurangan" sang klien.
Tim Survey dan Tim Sukses Foke mestinya mengangkat dan menginformasikan seluas-luasnya berbagai prestasi Foke sejak menjadi Sekda hingga Gubernur DKI Jakarta dalam iklan-iklan kampanye di media cetak mau pun elektronik, walau dalam durasi singkat, tapi dalam frekwensi penayangan sesering mungkin. Karenanya, muncul sejumlah pertanyaan terhadap Tim Survey dan Tim Sukses Foke tentang hal tersebut.
Pertama, kenapa Tim Survey dan Tim Sukses Foke tidak mengangkat dalam bentuk iklan dokumenter singkat tentang peristiwa banjir besar dan parah di Jakarta pada tahun 2006 / 2007? Dimana berkat kerja keras Pemda DKI Jakarta dengan percepatan pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT) dan Banjir Kanal Barat (BKB) bisa teratasi, sehingga sampai saat ini tidak pernah terulang lagi peristiwa tersebut, kecuali banjir lokal di beberapa tempat karena BKT dan BKB belum selesai. Setidaknya menginformasikan kepada publik tentang keseriusan Foke mengatasi banjir.
Kedua, kenapa Tim Survey dan Tim Sukses Foke tidak juga mengangkat dalam iklan dokumenter singkat tentang keterlibatan Foke sejak menjabat Sekda hingga Gubernur DKI dalam penutupan sejumlah lokalisasi pelacuran seperti Kramat Tunggak dan Boker serta lainnya? Padahal, ini point penting untuk menunjukkan bahwa Foke punya perhatian serius untuk mengentaskan lokalisasi pelacuran dari Jakarta.
Ketiga, kenapa Tim Survey dan Tim Sukses Foke tidak membuat film dokumenter singkat tentang kepedulian Pemda DKI Jakarta dalam program pemberian jaminan makan bagi jama'ah haji Jakarta selama musim haji mulai beberapa tahun terakhir?
Keempat, kenapa Tim Survey dan Tim Sukses Foke tidak juga membuat iklan dokumenter singkat tentang program Pemda DKI Jakarta terkait sertifikasi guru, bantuan sekolah dan madrasah, bantuan biaya kesehatan, pembangunan masjid, serta kedekatannya dengan para Habaib dan Kyai, dan sebagainya?
Kelima, kenapa pula Tim Survey dan Tim Sukses Foke tidak memproduksi iklan animasi tiga dimensi tentang Jalan Layang, Monorel dan MRT serta lainnya yang memberi gambaran jelas bahwa Foke sedang bekerja keras untuk mengatasi kemacetan ?
Dengan tidak diangkat secara serius masalah-masalah di atas oleh Tim Survey dan Tim Sukses Foke, Habib menduga, jangan-jangan ada yang "menggunting dalam lipatan" dalam Tim Survey dan Tim Sukses Foke, sehingga tidak serius memenangkan kliennya ?! Akibatnya, Foke selama ini hanya beli mimpi dari mereka dengan harga sangat mahal! Wallaahu A'lam.
Menurut pengamatan Habib, kini di tengah masyarakat terbentuk stigma bahwa Foke "sombong", sedang lawannya "tawadhu", sehingga si sombong dihalang dan si tawadhu digadang. Maka, kini saatnya Foke harus segera mengubur dalam-dalam "kesombongannya" dan menggantinya dengan sikap tawadhu yang tulus dan ikhlas.
Demikian catatan kecil dari hasil interaksi Habib Rizieq dengan berbagai kalangan akar rumput masyarakat Jakarta, meski ia merasa ini bukan analisa mendalam, apalagi kajian ilmiah. Namun bisa menjadi bahan renungan politik cukup menarik. (Desastian/fpi.or.id)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!