Selasa, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 21 Agutus 2012 08:53 wib
7.924 views
Ustadz Ba'asyir: Takwa Tak Bisa Diraih tanpa Tegaknya Daulah Islamiyah
JAKARTA (voa-islam.com) - Idul Fitri 1 Syawal 1433 H kali ini merupakan tahun ke-3 yang dijalani ustadz Abu Bakar Ba’asyir dari dalam sel Bareskrim Mabes Polri, jl. Trunojoyo no. 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Saat ditemui, di sel Bareskrim, Senin (20/8/2012) ustadz Abu Bakar Ba’asyir ditemani istri tercinta, Aisyah Baraja. Selain itu para pembesuk juga berdatangan dari berbagai tempat untuk bersilaturahmi dengan ustadz Abu Bakar Ba’asyir di saat Idul Fitri.
Seperti biasanya, ustadz Abu -sapaan akrabnya- senantiasa menyampaikan taushiyah kepada para pembesuk, usai memberi taushiyah, ia menyampaikan tahniah kepada seluruh umat Islam yang merayakan Idul Fitri 1433 H.
“Saya ucapkan taqabbalallahu minna wa minkum, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Amir Jamaah Ansharut Tauhid tersebut.
Ia juga menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk terus berjuang menegakkan daulah Islamiyah, sebab umat Islam tidak bisa sempurna dalam mengamalkan tauhid di negeri kafir yang tidak menerapkan syariat Islam. Demikian pula tujuan takwa dari puasa ramadhan tak bisa diraih tanpa tegaknya daulah Islamiyah.
“Tujuan puasa Ramadhan itu untuk meraih takwa. Takwa tersebut tidak bisa diraih tanpa tegaknya daulah Islamiyah,” ujar ulama sepuh yang kini menjalani vonis zalim 15 tahun penjara.
Selain itu, ustadz Abu juga amat menyayangkan pihak aparat yang sama sekali tak mengizinkan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka dengan alasan keamanan. Menurutnya alasan tersebut amat mengada-ada sebab bukan hal yang sulit bagi aparat untuk melakukan pengamanan saat shalat Idul Fitri, apalagi dirinya sudah tua renta, mustahil untuk kabur.
“Padahal kurang istimewa apa masjid Nabawi itu? Tetapi Nabi shalat idul fitri itu di lapangan terbuka,” terangnya.
Dua tahun berturut-turut ustadz Abu menyampaikan surat agar dirinya mengamalkan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam untuk melaksanakan shalat Idul Fitri maupun Idul Adha di lapangan terbuka, hingga akhirnya pada tahun ini ustadz Abu tak lagi melayangkan surat karena sikap aparat yang tak pernah memberinya kelonggaran melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan terbuka.
Meski demikian, ustadz Abu Bakar Ba’asyir tetap bertekad mengamalkan sunnah, ia bersama narapidana lainnya tidak melaksanakan shalat di masjid Rutan, terpaksa mereka shalat Idul Fitri di sebuah petak kecil di dalam rutan yang berhadapan dengan toilet.
Shalat Idul Fitri tahun ini dilaksanakan ustadz Abu Bakar Ba’asyir pada hari Ahad (19/8/2012) sesuai keputusan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Kali ini ustadz hanya menjadi makmum sebab pihak Rutan mengundang khatib yang sekaligus bertindak sebagai imam dari luar. [El Raid]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!