Rabu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 15 Agutus 2012 15:14 wib
40.058 views
Lanjutan Kisah Detik-detik Terakhir Syahidnya Noordin M Top
BANDUNG (voa-islam.com) - Pada wawancara eksklusif sesi kedua, Putri Munawaroh melanjutkan kisahnya tentang detik-detik terakhir para mujahid; Noordin M Top, Urwah, Aryo Sudarso dan suaminya Adib Susilo. (Baca kisah sebelumnya: Inilah Kisah Syahidnya Noordin M Top yang Belum Pernah Terungkap)
Putri mengungkapkan begitu eratnya ukhuwah yang terasa di malam terakhir gugurnya mereka. Hal itu terlihat lewat perhatian mereka untuk melindungi Putri Munawaroh yang tengah hamil.
Ia juga menceritakan secara singkat kondisinya saat berada di balik jeruji besi. Selain itu, tak lupa ia juga menyampaikan nasehat berharga untuk para ummahat. Berikut ini lanjutan wawancara eksklusif voa-islam.com dengan Putri Munawaroh di sela-sela istirahat di rumah mertuanya di Bandung, Rabu (25/7/2012).
Setelah itu, bagaimana kondisi Putri saat dipindahkan?
kemudian setelah itu putri dibawa kerumah sakit Kramat Jati. semua jenazah dievakuasi kesana naik pesawat. Putri diantar kerumah sakit, semua peralatan dipasang, Putri menjalani operasi karena terkena satu tembakan di paha sebelah kiri.
Putri ketika ditembak tidak merasakan sakit, jadi ketika peluru masuk kedalam itu Putri cuma merasa ada sesuatu yang masuk dan terasa panas, terus ada yang keluar juga terasa panas. Ternyata yang keluar itu darah. Jadi darahnya terus keluar, tapi tetap merasakan ada yang panas sementara darah terus keluar. Putri merasa di dalam baku tembak itu, peluru bisa saja kesasar kemana-mana, tetapi dengan izin Allah, peluru hanya mengenai Putri tepat dipaha.
Putri berkata dalam hati; “ya Allah semua ustadz-ustadz jenzahnya sampai ada yang rusak, suami putri juga wajahnya rusak. Sedangkan Putri, ya Allah seandainya Putri juga tertembaknya dikaki, dikepala atau di perut mungkin bisa cacat atau meninggal. Tapi Putri bersyukur kepada Allah, Putri tertembak di bagian paha yang banyak dagingnya.”
Setelah putri di Rumah Sakit Kramat Jati, Putri merenungi perjalanan, Putri ikhlas, Putri sayang sama ustadz. Kita sudah seperti keluarga dalam waktu yang singkat. Terutama saat tembak-menembak malam itu, ukhuwah kita begitu terasa, kita saling memperhatikan satu sama lain.
Ustadz-ustadz itu juga suka menegur suami Putri saat tembak-menembak malam itu; “kasihan tuh isterinya!” seperti itu. Jadi dalam keadaan yang sangat menegangkan malam itu ada pelajaran yang bisa dipetik dari para ustadz.
Kemudian semasa beberapa lama Putri juga menjaga mereka dari pola makannya. Kita semua bareng-bareng kalau soal makanan. Para ustadz tidak pernah mencela masakan Putri.
Saat dipenjara bagaimana kondisi Putri?
Putri pernah ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, tempat itu khusus untuk kasus teroris sama korupsi, diantaranya Blok A, Blok B dan Blok C . Saat ditahan Putri juga merasakan ukhuwahnya sangat terasa sekali. Ada ikhwan-ikhwan di sana, terus kadang ada umahat-umahat yang besuk.
Setelah di Mako Brimob bersama Ahsan (anak Putri Munawaroh yang dilahirkan di penjara, red) satu setengah tahun, lalu semuanya berkas-berkas sudah selesai dan sidang-sidang sudah selesai kemudian Putri dpindah ke Rutan Pondok Bambu.
Di Pondok Bambu Putri hanya bertahan 4 bulan, Putri disana itu ikut membantu mengurus pengajian, bantu absen para peserta yang ikut pengajian, seperti itu.
Adakah kendala yang dialami saat di penjara?
Ada sih, kendalanya tidak boleh pake cadar, karena di situ lingkungannya umum, katanya biar Putri tidak terlalu menakutkan bagi mereka. Awalnya Putri hanya menangis; “ya Allah kok seperti ini?”
Kemudian orang-orang di dalam penjara itu kan sensitif, mereka mempunyai sudah masalah ditambah lagi harus dipenjara. Makanya Putri lebih banyak di masjid, kadang ikut ada pengajian dari pagi sampai sore dimasjid. Waktunya pintu sel ditutup putri sebisa mungkin cepat-cepat masuk.
Tetapi kegiatan pengajian yang ada di LP itu ada bid’ahnya, Putri kadang tidak ikut dan pengurus LP biasanya menanyakan; “putri kenapa ngga ikut?” lalu kita sampaikan saja hujahnya.
Apa rencana Putri ke depan?
Putri masih merasa belum berilmu, jadi masih harus terus belajar, kemudian insya Allah tetap istiqomah malanjutkan perjuangan Islam, jadi di penjara itu bukan suatu alasan untuk tidak melanjutkan lagi.
Putri masih mau belajar lagi, jadi memang sekarang setelah suami pertama meninggal adalah tugas suami kedua untuk melanjutkan apa yang dididik suami pertama, jadi putri ini memang harus belajar. Doakan semoga Putri tetap istiqomah karena memegang istiqomah itu susah.
Apa pesan-pesan Putri untuk para ummahat?
Pesannya back to Qur’an, ketika Putri sendiri Putri hanya bisa pegangan Al Qur’an dan janji-janji Allah bahwa Allah itu tidak akan menyia-nyiakan hambanya.
Kemudain ilmu tentang jihad, sebab jihad itu memang butuh kesiapan yah, diantara kesiapan mental kita, jadi kita sudah terlatih sebelumnya.
Sebenarnya Putri kurang bisa kasih nasehat, karena putri merasa belum bisa apa-apa. Kejadian beberapa waktu lalu itu kan tidak disengaja, Putri hanya melayani ustadz-ustadz itu dengan segala konsekwensi yang ada.
Kemudian kalau seorang ummahat yang mempunyai suami seorang mujahid, maka suaminya yang mujahid itu juga harus mempersiapkan isterinya agar bisa menjadi kader mujahidah yang bagus, itulah tugas suami.
Untuk para ummahat keep istiqomah, semoga kita tetap kompak, jangan sesama kita malah bermusuhan. Sangat memprihatinkan sekali kalau umahat-ummahat ini saling menjatuhkan dan Ingin mengunggulkan kelompok masing-masing, jadi seolah-seolah kita seperti musuh. Padahal, kita seharusnya kompak untuk menjatuhkan musuh kita yang sebenarnya. [Ahmed Widad/Miftahul Jannah]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!